Berbicara mengenai pendidikan memang tidak akan pernah ada habisnya. Pendidikan seseorang bisa dikatakan sukses jika dia berhasil melakukan pembaruan dalam kehidupannya dan mengembangkan ilmu yang dia peroleh untuk kemajuan bagi bangsa dan negara. Selain itu pendidikan yang baik bukanlah menyuruh anak untuk pergi sekolah setiap hari tanpa melakukan adanya pendekatan secara emosional maupun memaksa anak-anak untuk melakukan kegiatan monoton setiap hari selama bertahun-tahun dalam hal pendidikan keluarga atau orang tua juga berpern penting dalam pendidikan generasi muda.

Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan yang dibangun oleh pemerintah yang memiliki tujuan sebagai jembatan bagi seorang anak untuk mendapatkan pendidikan yang nantinya akan berguna bagi perkembangannya hingga usia dewasa. Tanggung jawab agar proses pendidikan ini berhasil bukan hanya menjadi tanggung jawab bagi sekolah, namun juga tanggung jawab orang tua dan masyarakat. Suatu prestasi seorang anak akan mudah meningkat jika orang tua juga turut terlibat langsung dalam dilaksanakannya proses belajar mengajar.

Terlepas dari itu hal yang paling mendasar yang sangat dibutuhkan dalam upaya pemerataan pendidikan Indonesia saat ini adalah dana serta birokrasi yang jelas dan mudah. Dana dibutuhkan oleh pemerintah untuk memperbaiki sarana dan prasana sekolah yang ada di daerah, membiayai guru yang berkualitas, membangun atau menciptakan sumber daya manusia di daerah, dan pemberian subsidi supaya seluruh golongan masyarakat dapat menjangkau biaya pendidikan. Jelas dan mudahnya birokrasi sangat membantu kelancaran pemeratan pendidikan di setiap pelosok negeri Indonesia. Kekurangan dana jangan sekali-kali dijadikan alasan oleh pemerintah bahwa pendidikan tidak bisa merata secara keseluruhan.

UUD 1945 sudah menetapkan bahwa Negara sudah menganggarkan sekurang-kurangnya 20% dari APBD dan APBN untuk keperluan atau kebutuhan penyelenggaran pendidikan nasional. Sudah jelas sekali bahwa anggaran untuk pendidikan begitu banyak. Dengan anggaran yang begitu banyak seharusnya pemeratan pendidikan di Indonesia dapat terlaksana dengan baik. Namun kenyataannya sampai sekarang masih banyak ditemui anak putus sekolah, dikarenakan mahalnya biaya pendidikan. Banyak ditemui gedung yang tidak layak pakai yang masih digunakan untuk aktivitas belajar di sekolah dan yang paling “MENGKHAWATIRKAN” adalah masih banyaknya guru yang tersendat gajinya maupun dana sertifikasinya di beberapa daerah di Indonesia. Pertanyaannya sekarang adalah “kenapa hal ini bisa terjadi?”.

Disinyalir salah satu penyebabnya adalah korupsi. Alokasi uang negara yang seharusnya untuk biaya pembangunan pendidikan banyak digelapkan oleh beberapa oknum. Hal inilah yang menjadi penyebab pembangunan pendidikan di daerah terpencil mengalami ketertinggalan. Disamping korupsi, faktor penghambat terlaksananya kelancaran pemerataan pendidikan di Indonesia adalah birokrasi yang tidak jelas dan sulit yang cenderung mendahulukan kepentingan golongan dibanding kepentingan bersama.

Berdasarkan hal tersebut ada dua hal yang perlu dilakukan agar pendidikan di Indonesia merata dan adil untuk tiap daerah, yang pertama adalah perlunya transparansi serta pengawasan dana APBD dan APBN yang dialokasikan untuk biaya pendidikan dan ketegasan supaya tidak terjadi kebocoran anggaran bila perlu dibentuk sebuah komisi khusus di KPK yang mengawasi penyelenggaraan pendidikan. Karena Kegiatan pembelajaran dalam sebuah kehidupan memegang peranan yang sangat penting. Pendidikan adalah dasar yang harus dimiliki dan dikembangkan sebagai pondasi untuk kemajuan dan kesejahteraan bangsa di masa yang akan datang.

Bila seluruh alokasi dana pendidikan dapat digunakan sepenuhnya, maka pasti akan terjadi peningkatan sarana dan prasarana sekolah, penugasan tenaga pengajar yang kompeten di daerah terpencil dapat dibiayai, adanya subsidi menjadikan biaya pendidikan menjadi terjangkau oleh seluruh golongan masyarakat. Agar pemerataan pendidikan berjalan lancar dan baik juga diperlukan sistem birokrasi yang jelas, mudah, dan efisien serta bersih dari korupsi. Jika kedua faktor diatas dapat disenergikan dengan baik, maka cita-cita bangsa untuk mencerdaskan segenap kehidupan bangsa dapat tercapai dengan baik.