shantikemAvatar border
TS
shantikem
"DPR Tandingan" : Gara2 JKW/PDIP Monopoli Kabinet, tapi Tak Legowo Keok di DPR
Berawal dari Isyarat Tegas Jokowi/JK dan PDIP bahwa Isi Kabinet Tak akan Ajak-ajak Parpol di KMP
Quote:



Reaksi Parpol-parpol dalam KMP Terlihat Sekali Kecewa dengan Sikap PDIP/Megawati yang Hendak Memonopoli Kekuasaan Pemerintahan Jokowi-JK
Quote:



Koalisi Merah Putih Kuat karena Keangkuhan Megawati
Kamis, 11 September 2014 18:08 wib

JAKARTA - Partai Gerindra menegaskan Koalisi Merah Putih sekarang semakin kuat karena sikap angkuh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri selama ini.

"Ini dipicu Megawati yang sombong. Statemen Jokowi (Joko Widodo) yang membuat lobang sendiri. Ini bukan suasana yang apa-apa," ungkap Ketua DPP Gerindra Desmon J Mahesa di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (11/9/2014).

Dia menengaku, lucu dengan sikap Jokowi yang ngebet menginginkan Partai Demokrat bergabung koalisi. Padahal, saat pemilihan presiden, partai berlambang bintang mercy itu ditolak gabung dalam koalisi Jokowi.

"Koalisi Merah Putih kuat karena keangkuhan Megawati. Megawati angkuh dengan SBY selama 10 tahun. Kita belajar dari Megawati, Anda memberi pelajaran jelek selama 10 tahun. Harusnya yang menang itu merangkul," paparnya.

Desmon mengambil contoh, keangkuhan Megawati, saat Ketua Umum Gerindra Suhardi yang wafat karena kanker paru-paru. Megawati dan keluarganya tidak melayat Suhardi.

"Para dewa (ketua umum partai) ini menganggap Megawati dewa yang sombong. Contohnya, Suhardi meninggal ada enggak ibu itu, anak ibu itu, Jokowi datang? Padahal (Suhardi) pernah dirjen kehutanan di era Megawati. Ini ada sesuatu yang aneh. Ini pembelajaran yang baik atau buruk," pungkasnya.
http://news.okezone.com/read/2014/09...kuhan-megawati


KMP 'Borong' Pimpinan DPR dan MPR, Puan Pasrah
Friday, 03 October 2014, 21:17 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Ketua Bidang Politik DPP PDIP, Puan Maharani mengatakan partainya akan berupaya membentuk paket calon pimpinan MPR 2014-2019. Namun Puan pesimistis upaya ini akan membuahkan hasil.
"Sepertinya kalau melihat kemarin (pemilihan pimpinan DPR) tidak ada ruang dan celah lagi bagi kami untuk bisa berkontribusi mengawal proses demokrasi melalui pimpinan MPR," kata Puan kepada wartawan di Kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (3/10).

Puan pasrah apabila koalisi Merah Putih memborong habis seluruh posisi pimpinan MPR dan alat kelengkapan dewan di DPR. Yang terpenting menurutnya PDIP sudah berupaya keras memperjuangkan hal tersebut. Puan melihat ada upaya menzolimi PDIP dan partai-partai pengusung Jokowi-JK di parlemen.

Penzoliman ini dilakukan dengan tidak merespon berbagai upaya komunikasi politik yang dilakukan PDIP untuk bisa mengikuti proses pemilihan pimpinan DPR dan MPR. "Seperti ada penzoliman kepada kami sehingga tidak bisa berpartisipasi," ujarnya.

Puan juga tidak lagi berharap PDIP bisa membangun kerjasama politik dengan Partai Demokrat. Menurutnya Partai Demokrat tidak konsisten memperjuangkan nilai-nilai yang diusung PDIP. Soal RUU Pilkada misalnya, Puan mengatakan PDIP sudah mendukung opsi Partai Demokrat tentang Pilkada langsung dengan 10 syarat. Namun dukungan ini ternyata malah tidak mendapat respon dari Partai Demokrat. "Apa yang dikatakan dan apa yang dilakukan (Demokrat) berbeda jauh," katanya.
http://nasional.republika.co.id/beri...pr-puan-pasrah


Politik Bumi Hangus KMP 'Warning' Bagi Jokowi-JK
3 Oktober 2014 | 02:19

Rimanews - Hingga saat ini, sudah tiga kemenangan koalisi pendukung Prabowo Subianto atau Koalisi Merah Putih (KMP) dalam pertarungan politik menghadapi koalisi pendukung Jokowi atau Koalisi Indonesia Hebat (KIH).

Pertama disetujuinya UU MD3 terkait tata cara pemilihan pimpinan DPR. Kedua, RUU Pilkada yang akhirnya ditetapkan sebagi Undang-Undang. Dan terakhir pemilihan pimpinan DPR.

"Dengan tiga kemenangan tersebut nampaknya partai Koalisi Merah Putih serius untuk membuat pemenang pemilu legislatif dan pilpres 2014 sulit bergerak," demikian disampaikan pengamat politik IPI Karyono Wibowo, saat diskusi di Gedung Joeang 45, Jakarta, Kamis (2/10).

Karyono menambahkan, dunia politik memang tidak bisa dilepaskan dari konteks perebutan kekuasaan. Tapi seharusnya dalam politik ada etika. Masalah etika inilah yang hilang dari praktik politik saat ini.

"Publik pun setidaknya bisa melihat para anggota DPR yang mengabaikan etika politik di sidang Paripurna pada saat pembahasan UU MD3, UU Pilkada, dan Pemilihan Pimpinan Dewan,” katanya.

Selain soal etika politik, Karyono menilai sifat dan karakter kenegarawanan sudah tidak lagi nampak dari sebagian besar elit politik dan pengambil kebijakan. Semangat kebersamaan dalam membangun bangsa semakin terdegradasi.

"Atmosfir pertarungan politik di parlemen mengabaikan sifat-sifat kenegarawan. Bahkan ada kecenderungan mempraktekkan politik 'bumi hangus' selama Jokowi memimpin pemerintah," tegasnya.

Karyono menilai kekalahan kubu partai pendukung Jokowi di parlemen ini merupakan warning bagi pemerintahan Jokowi-JK kedepan. Jika kubu KMP bersama Demokrat kompak di parlemen, maka bisa berdampak pada instabilitas politik. Dan menurutnya saat ini praktek politik yang dilakukan KMP adalah politik ‘bumi hangus’ yang didorong oleh rasa dendam paska kekalahan dalam Pilpres 2014 lalu
http://nasional.rimanews.com/politik...Bagi-Jokowi-JK

------------------------------

Kabinet Jokowi sudah terbentuk, dan memang terbukti disana tak ada satupun ada orang dari KMP yang duduk di kabinet Jokowi-JK. Memang PDIP sempat mengklaim bahwa orangnya yang duduk di Kabinet Jokowi hanya 4 politisi, tapi mereka lupa menghitung status orang seperti Rini dan Ryamrizard, dan nanti tentunya adalah orang-orang PDIP yang sengaja dipasang dan ditaruh di ring-1 Istana sebagai Kepala Rumah Tangga Kepresidenan. Dengan demikian bahwa realitas politik koalisi KIHtelah menguasai Eksekutif memang nyata dan terbukti.

Maka wajarlah bila aksi KIH berupa sikap tak mau bagi-bagi kursi kekuasaan di Eksekutif, lalu menimbulkan reaksi balasan dari pihak KMP. Mereka lalu sikat habis semua jabatan pimpinan di DPR dan MPR serta DPD atau di ranah kekuasaan Legislatif. Secara "balancing Power", itu berarti sudah OK! Lalu kenapa pihak KIH masih "lapar kekuasaan" lagi dengan menghendaki "jatah kursi kekuasaan" pula di kekuasaan Legislatif ? Begitu "rakusnya" nafsu untuk mendapatkan jatah kursi pimpinan di DPR/MPR sehingga nekad membentuk "DPR Tandingan"?



emoticon-Matabelo
Diubah oleh shantikem 29-10-2014 22:24
0
2.2K
13
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.6KThread40.7KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.