YOGYA (KRjogja.com) - Pameran wayang Cina-Jawa (Wacinwa) koleksi Museum Sonobudoyo digelar di Jogja Gallery, mulai hari ini (03/10) hingga 10 Oktober 2014 mendatang. Pameran yang dibuka pukul 09:00 hingga 21:00 ini menampilkan puluhan koleksi Wacinwa, yang mengambil tema "Silang Budaya Cina-Jawa".

Kepala Dinas Kebudayaan DIY GBPH Yudhaningrat menjelaskan, Cina dan Jawa adalah dua etnis yang saling mengisi dan meresapi sejak lama. Keduanya tidak pernah saling membuang namun saling berkolaborasi dari dahulu.

"Sejumlah persilangan budaya dapat ditemui lewat Wacinwa ini. Koleksinya hanya ada di Museum Sonobudoyo dan museum Berlin Jerman," ujarnya.

Lakon dalam wayang ini menggambarkan kisah rakyat Tiongkok. Namun Antawacana atau dialog, suluk, dan iringannya semua memakai gaya jawa.

"Gamelan yang mengiringi juga gamelan pelog dan slendro," ujarnya.

Kepala Museum Sonobudoyo Riharyani menambahkan, wayang ini dibuat tahun 1925, oleh alm. Gan Thwan Sing. Sejak 1967 wayang ini tidak dipentaskan lagi, karena keturunannya yang menjadi penerusnya menjadi dalang.

"Dalang-dalang lain yang menguasai wayang yang ada juga sudah meninggal sebelumnya, sehingga wayang ini tidak dimainkan lagi," ujar dia.

Sasaran pameran ini menurutnya adalah masyarakat pada umumnya, dan generasi muda pada khususnya. Generasi muda diharapnya semakin sadar pentingnya keberadaan Museum Sonobudoyo sebagai sarana edukasi. "Karena keterbatasan tempat, tidak semua koleksi wayang bisa ditampilkan di Museum Sonobudoyo. Pameran ini adalah upaya untuk menampilkannya," jelas dia.

Selain pameran akan digelar pula pentas Wacinwa yang dibawakan oleh dalang Ki Aneng Kriswantoro, Dosen Jurusan Pendalangan Institur Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta dengan dukungan mahasiswa jurusan pendalanagan. Pentas Wacinwa akan mengangkat cerita Sie Jin Kui Ngumbara dan Sie Jin Kui Wiratamtama pada tanggal 6 Oktober, pukul 10:00, di Museum Sonobudoyo, terbuka untuk umum. (Den)

http://krjogja.com/read/232652/puluh...gja-gallery.kr