- Beranda
- The Lounge
Yang suka baca cerita horor, masuk di mari gan
...
TS
agusse
Yang suka baca cerita horor, masuk di mari gan
Info nih bagi yang suka cerita horor, ada akun twitter @kisahhorror yang sering cerita-cerita horor, hampir tiap hari gan...
Kalo di twitter doi pas cerita suka kepotong-potong, makanya doi bikin blog. Bisa disimak di http://ceritahoror.com sama facebooknya juga www.facebook.com/kisahhorror
Cerita dari http://ceritahoror.com/pencari-hantu/
Cerita dari http://ceritahoror.com/minum/
Enjoy bagi pencinta horor, ceritanya banyak banget, update setiap hari kayaknya.
Kalo di twitter doi pas cerita suka kepotong-potong, makanya doi bikin blog. Bisa disimak di http://ceritahoror.com sama facebooknya juga www.facebook.com/kisahhorror
Cerita dari http://ceritahoror.com/pencari-hantu/
Spoiler for Pencari Hantu:
Kisah ini berceria tentang pengalaman teman yang mengadakan ghost hunting di bekas mall yang dibakar ketika kerusuhan Mei 99. #kisahhorror
Mall ini berada di daerah klender jakarta timur, sedikit review bahwa sekitar 200 orang meninggal ketika mall ini dibakar. Alvin dan Edo adalah mahasiswa dari sebuah universitas swasta di jakarta, kebetulan mereka ngekost di sekitar pasar klender jakarta timur. Mereka mempunyai ketertarikan akan dunia mistis yang kuat, dan sudah cukup lama mereka mendengar cerita tentang sebuah mall yang terkenal angker. Kebetulan lokasi itu tidak jauh dari kost mereka. Timbullah niat Alvin untuk membuktikan kebenaran berita itu, ia pun mengajak Edo temannya.
Edo pun menyetujuinya, jadilah mereka merencanakan untuk mengadakan ghost hunter keesokan malamnya. Mereka menyiapkan alat yang mereka butuhkan. Saat itu malam kamis, Alvin & Edo sudah bersiap semenjak sore. Sekitar pukul 7 malam mereka meninggalkan kamar kost mereka menuju mall tersebut. Ketika mereka sampai di lokasi mall tersebut keadaan sudah mulai sepi, hanya sesekali terlihat pekerja mall melintas untuk pulang.
Sampai sekitar pukul 10 malam, keadaan mall sudah benar-benar sepi. Alvin dan Edo memutuskan untuk memulai ghost hunter. Mereka memilih spot di sebuah telepon umum di basement mall tersebut, karena di situlah banyak kisah seram muncul. Selang beberapa saat mereka sampai di telepon umum itu, mereka menyalakan kemenyan guna mengundang “penghuni” tempat itu untuk keluar.
Mereka pun menunggu. Tetapi sudah 3 jam mereka menunggu, tidak ada satu pun tanda-tanda yang mereka terima. Akhirnya mereka pun bosan, dan memutuskan untuk pulang. Sekitar pukul setengah 1 dini hari, Edo dan Alvin bersiap untuk pulang. Tetapi belum sempat mereka meninggalkan tempat itu, Alvin mencium bau yang sangat aneh. Bau seperti daging terbakar, bulu kuduk Alvin seketika itu berdiri.
Ternyata Edo mencium bau yang sama. Mereka sudah mengetahui bahwa yang mereka cari sudah hadir, tetapi mereka tidak menyangka bahwa akan terasa sangat menakutkan. Karena sudah tidak tahan mereka pun memutuskan untuk pergi karena bau itu semakin menusuk.
Ketika hendak pergi, mereka melihat lampu lorong basement tiba-tiba mati tidak jauh dari tempat mereka berdiri. Saat itu mereka sudah benar-benar ketakutan. Mereka terus saja memperhatikan lorong gelap itu. Tiba-tiba saja lampu lorong itu menyala, dan betapa kagetnya mereka saat MELIHAT SEORANG PRIA BERDIRI DENGAN WAJAH YANG HANCUR, SELURUH TUBUHNYA HANGUS TERBAKAR! DAN DARAH SEGAR MASIH KELUAR DARI SELA-SELA KUPING DAN MATANYA.
Seketika itu juga Alvin dan Edo seperti tersambar petir. Tubuh mereka dingin dan tidak bisa bergerak sama sekali. Mata mereka seakan terbelalak melihat makhluk yang sedang berdiri di hadapan mereka. Mata arwah mengerikan itu menatap tajam ke arah Alvin dan Edo, mata yang penuh dengan amarah.
Alvin dan Edo gemetaran karena ketakutan, tetapi mereka tidak bisa menggerakkan tubuh mereka. Seakan-akan tubuh mereka tertancap paku bumi. Arwah tersebut masih menatap Alvin dan Edo. Dengan mengejutkan, sesuatu muncul dari lorong basement tersebut. Itu adalah penampakan POTONGAN TUBUH MANUSIA YANG SUDAH HANCUR DAN GOSONG AKIBAT TERBAKAR! Potongan tubuh itu pelan-pelan merayap mendekati Alvin dan Edo!
Kali ini Alvin dan Edo sudah benar-benar ketakutan, akhirnya mereka berteriak sekencang-kencangnya. Teriakan mereka ternyata menyadarkan diri mereka sendiri. Dengan tenaga yang masih tersisah, Edo dan Alvin lari meninggalkan tempat itu ke tempat kost mereka.
Sesampainya di kamar kost, mereka terduduk lemas. Hingga pagi Alvin dan Edo masih terjaga, mereka tidak bisa memjamkan mata. Mereka benar-benar shock akan apa yang mereka alami.
Setelah mencari tau, ternyata lokasi telepon umum tersebut merupakan tempat pengumpulan jenazah korban terbakar sebelum dievakuasi saat kerusuhan Mei 99. Semenjak saat itu ghost hunter sudah dicoret dari kegiatan malam hari oleh Alvin dan Edo. Mereka kapok bermain dengan dunia ghaib. Sangat menyeramkan!
Dan sebaiknya memang kita tidak bermain dengan arwah penasaran, karena kita tidak pernah tau apa yg akan terjadi.
-end-
Mall ini berada di daerah klender jakarta timur, sedikit review bahwa sekitar 200 orang meninggal ketika mall ini dibakar. Alvin dan Edo adalah mahasiswa dari sebuah universitas swasta di jakarta, kebetulan mereka ngekost di sekitar pasar klender jakarta timur. Mereka mempunyai ketertarikan akan dunia mistis yang kuat, dan sudah cukup lama mereka mendengar cerita tentang sebuah mall yang terkenal angker. Kebetulan lokasi itu tidak jauh dari kost mereka. Timbullah niat Alvin untuk membuktikan kebenaran berita itu, ia pun mengajak Edo temannya.
Edo pun menyetujuinya, jadilah mereka merencanakan untuk mengadakan ghost hunter keesokan malamnya. Mereka menyiapkan alat yang mereka butuhkan. Saat itu malam kamis, Alvin & Edo sudah bersiap semenjak sore. Sekitar pukul 7 malam mereka meninggalkan kamar kost mereka menuju mall tersebut. Ketika mereka sampai di lokasi mall tersebut keadaan sudah mulai sepi, hanya sesekali terlihat pekerja mall melintas untuk pulang.
Sampai sekitar pukul 10 malam, keadaan mall sudah benar-benar sepi. Alvin dan Edo memutuskan untuk memulai ghost hunter. Mereka memilih spot di sebuah telepon umum di basement mall tersebut, karena di situlah banyak kisah seram muncul. Selang beberapa saat mereka sampai di telepon umum itu, mereka menyalakan kemenyan guna mengundang “penghuni” tempat itu untuk keluar.
Mereka pun menunggu. Tetapi sudah 3 jam mereka menunggu, tidak ada satu pun tanda-tanda yang mereka terima. Akhirnya mereka pun bosan, dan memutuskan untuk pulang. Sekitar pukul setengah 1 dini hari, Edo dan Alvin bersiap untuk pulang. Tetapi belum sempat mereka meninggalkan tempat itu, Alvin mencium bau yang sangat aneh. Bau seperti daging terbakar, bulu kuduk Alvin seketika itu berdiri.
Ternyata Edo mencium bau yang sama. Mereka sudah mengetahui bahwa yang mereka cari sudah hadir, tetapi mereka tidak menyangka bahwa akan terasa sangat menakutkan. Karena sudah tidak tahan mereka pun memutuskan untuk pergi karena bau itu semakin menusuk.
Ketika hendak pergi, mereka melihat lampu lorong basement tiba-tiba mati tidak jauh dari tempat mereka berdiri. Saat itu mereka sudah benar-benar ketakutan. Mereka terus saja memperhatikan lorong gelap itu. Tiba-tiba saja lampu lorong itu menyala, dan betapa kagetnya mereka saat MELIHAT SEORANG PRIA BERDIRI DENGAN WAJAH YANG HANCUR, SELURUH TUBUHNYA HANGUS TERBAKAR! DAN DARAH SEGAR MASIH KELUAR DARI SELA-SELA KUPING DAN MATANYA.
Seketika itu juga Alvin dan Edo seperti tersambar petir. Tubuh mereka dingin dan tidak bisa bergerak sama sekali. Mata mereka seakan terbelalak melihat makhluk yang sedang berdiri di hadapan mereka. Mata arwah mengerikan itu menatap tajam ke arah Alvin dan Edo, mata yang penuh dengan amarah.
Alvin dan Edo gemetaran karena ketakutan, tetapi mereka tidak bisa menggerakkan tubuh mereka. Seakan-akan tubuh mereka tertancap paku bumi. Arwah tersebut masih menatap Alvin dan Edo. Dengan mengejutkan, sesuatu muncul dari lorong basement tersebut. Itu adalah penampakan POTONGAN TUBUH MANUSIA YANG SUDAH HANCUR DAN GOSONG AKIBAT TERBAKAR! Potongan tubuh itu pelan-pelan merayap mendekati Alvin dan Edo!
Kali ini Alvin dan Edo sudah benar-benar ketakutan, akhirnya mereka berteriak sekencang-kencangnya. Teriakan mereka ternyata menyadarkan diri mereka sendiri. Dengan tenaga yang masih tersisah, Edo dan Alvin lari meninggalkan tempat itu ke tempat kost mereka.
Sesampainya di kamar kost, mereka terduduk lemas. Hingga pagi Alvin dan Edo masih terjaga, mereka tidak bisa memjamkan mata. Mereka benar-benar shock akan apa yang mereka alami.
Setelah mencari tau, ternyata lokasi telepon umum tersebut merupakan tempat pengumpulan jenazah korban terbakar sebelum dievakuasi saat kerusuhan Mei 99. Semenjak saat itu ghost hunter sudah dicoret dari kegiatan malam hari oleh Alvin dan Edo. Mereka kapok bermain dengan dunia ghaib. Sangat menyeramkan!
Dan sebaiknya memang kita tidak bermain dengan arwah penasaran, karena kita tidak pernah tau apa yg akan terjadi.
-end-
Cerita dari http://ceritahoror.com/minum/
Spoiler for Minum:
“Nambah lagi gak Cay?” tawar Ridwan seraya memegang sebuah teko plastik.
“Tambah dong! Minum sampe abis.” Teriak Acay seraya menyodorkan gelas plastik yang ada di depannya.
Malam itu Acay, Ridwan, dan Epoy sedang mabuk-mabukan di sebuah pos hansip yang sudah lama kosong. Mabuk-mabukan adalah sebuah kegiatan rutin untuk tiga pemuda pengangguran ini, kadang membuat warga resah. Namun kebanyakan warga tidak ingin membuat keributan, karena mereka bertiga akan mengamuk apabila ada warga yang menegur perilaku mereka.
Minuman keras sekelas intisari adalah favorit mereka, sebuah minuman keras kelas coro yang kerap disebut “oli bajaj” karena terlalu murahan.
Tapi untuk anak muda pengangguran yang bahkan harus berhutang untuk sebatang rokok, minuman keras jenis intisari sangat cocok. Memang warga sekitar kampung Bantar tidak menyukai mereka, 3 pemuda pemabukan pembuat masalah.
“Gila, gua udah naik nih. Kacau nih intisari. Tapi gua masih mau nambah.” Cloteh Epoy dengan nafas alkohol.
“iya nih, tumben enak banget nih intisari. Naiknya cepet.”tambah Acay kemudian menenggak segelas penuh intisari.
“Ini racikan gua. Asik kan? Tambah lah, masih banyak.” Ridwan mengangkat gelas pelastiknya, lalu melakukan tos dengan Epoy.
Mereka bertiga sudah mabuk berat, sedangkan malam semakin larut. Akhirnya minuman keras mereka habis, mereka hanya bisa mengoceh karena pengaruh alkohol yang kuat.
“Anjir, kepala gua terbang coy.” Acay terbaring di dalam pos.
“ah, cemen lo Cay. Kayak gua dong masih santai.” Ledek Epoy sambari duduk bersandar di dinding pos, dengan rokok ditangannya. Rokok yg bahkan tidak ia hisap, hanya habis terbakar angin malam. Sedangkan Ridwan hanya diam, dan bersandar di pundak Epoy.
Beberapa menit berlalu dalam keheningan, tiba-tiba Epoy merasa tenggorokannya gatal. Akhirnya Epoy tidak bisa menahan, ia terbatuk-batuk.
“Liat noh anak kampung masuk angin.” Ledek Acay saat mendengar Epoy terbatuk-batuk. Ridwan hanya tertawa, sedangkan Epoy masih terbatuk. Bahkan semakin keras.
“Eh tapi gua penasaran sama racikan lo Rid, kok bisa cepet banget naiknya tuh Intisari?” Acay penasaran.
Dengan santai Ridwan menjawab.
“Gua campur intisarinya pake autan.”
Seketika itu Acay kaget, batuk Epoy semakin keras. Semakin keras hingga akhirnya di sela-sela batuk yang keluar dari mulut Epoy, darah membuncah keluar. Mengenai wajah Acay yang terngah berbaring, berbarengan dengan perasaan kaget Acay saat tau campuran intisari itu adalah autan.
Wajah Acay dipenuhi darah dengan cabikan-cabikan kecil lapisan isi perut, juga cairan kekuning-kuningan yang keluar dari mulut Epoy. Seketika itu Epoy kejang-kejang hebat, mulutnya tidak henti mengeluarkan darah yang bercampur cairan kekuningan seperti nanah.
Acay, dan Ridwan kaget. Mereka mencoba membantu Epoy dengan memegangi tubuhnya, tapi Epoy terus saja kejang-kejang. Saat menolong Epoy, Acay dan Ridwan merasa kepala merasa pusing, dan sakit yg menyengat secara bergantian.
Mereka berdua memegangi kepala mereka, tanpa mereka sadari darah mengalir deras dari hidung mereka. perut mereka juga terasa mual, seakan lambung mereka diperas hingga membuat organ dalam mereka ingin keluar lewat mulut.
Ridwan, dan Acay tidak tahan. Mereka berguling di lantai, menahan rasa sakit yang tidak tertahan di perut dan kepala. Ketiga pemuda yang beberapa menit tadi sedang tertawa bersama, kini menggelepar di lantai. Merasakan bagaimana perihnya meregangnya…
Ridwan, dan Acay sudah tidak bisa menahan dorongan dari perut mereka. hingga akhirnya darah segar keluar dari mulut mereka. bercipratan ke segala arah, membasahi baju mereka. juga lantai pos hansip itu.
Kini seluruh lantai pos berwarna merah gelap, dan suasana pos di penuhi suara teriakan tertahan. Teriakan yang memilukan, teriakan yang lama kelamaan hilang terggelam kesunyian malam..
Kini Ridwan, Acay, dan Epoy tergeletak tak bernyawa dilantai pos, dengan kondisi yang mengenaskan. Darah tak kunjung berhenti mengalir dari mulut, dan hidung mereka.
Keesokan harinya warga dikejutkan oleh penemuan mayat tiga pemuda yang sudah membusuk. Bau anyir, dan amis yang memuakan tercium kemana-mana. Warga hanya berdiri, memandangi mayat mereka yang dihinggapi lalat.
“Ya elah. Orang kayak gitu mah buang aja mayatnya ke kali. Hahaha.” Kelakar seorang warga ditengah kerumunan lalat…
“Tambah dong! Minum sampe abis.” Teriak Acay seraya menyodorkan gelas plastik yang ada di depannya.
Malam itu Acay, Ridwan, dan Epoy sedang mabuk-mabukan di sebuah pos hansip yang sudah lama kosong. Mabuk-mabukan adalah sebuah kegiatan rutin untuk tiga pemuda pengangguran ini, kadang membuat warga resah. Namun kebanyakan warga tidak ingin membuat keributan, karena mereka bertiga akan mengamuk apabila ada warga yang menegur perilaku mereka.
Minuman keras sekelas intisari adalah favorit mereka, sebuah minuman keras kelas coro yang kerap disebut “oli bajaj” karena terlalu murahan.
Tapi untuk anak muda pengangguran yang bahkan harus berhutang untuk sebatang rokok, minuman keras jenis intisari sangat cocok. Memang warga sekitar kampung Bantar tidak menyukai mereka, 3 pemuda pemabukan pembuat masalah.
“Gila, gua udah naik nih. Kacau nih intisari. Tapi gua masih mau nambah.” Cloteh Epoy dengan nafas alkohol.
“iya nih, tumben enak banget nih intisari. Naiknya cepet.”tambah Acay kemudian menenggak segelas penuh intisari.
“Ini racikan gua. Asik kan? Tambah lah, masih banyak.” Ridwan mengangkat gelas pelastiknya, lalu melakukan tos dengan Epoy.
Mereka bertiga sudah mabuk berat, sedangkan malam semakin larut. Akhirnya minuman keras mereka habis, mereka hanya bisa mengoceh karena pengaruh alkohol yang kuat.
“Anjir, kepala gua terbang coy.” Acay terbaring di dalam pos.
“ah, cemen lo Cay. Kayak gua dong masih santai.” Ledek Epoy sambari duduk bersandar di dinding pos, dengan rokok ditangannya. Rokok yg bahkan tidak ia hisap, hanya habis terbakar angin malam. Sedangkan Ridwan hanya diam, dan bersandar di pundak Epoy.
Beberapa menit berlalu dalam keheningan, tiba-tiba Epoy merasa tenggorokannya gatal. Akhirnya Epoy tidak bisa menahan, ia terbatuk-batuk.
“Liat noh anak kampung masuk angin.” Ledek Acay saat mendengar Epoy terbatuk-batuk. Ridwan hanya tertawa, sedangkan Epoy masih terbatuk. Bahkan semakin keras.
“Eh tapi gua penasaran sama racikan lo Rid, kok bisa cepet banget naiknya tuh Intisari?” Acay penasaran.
Dengan santai Ridwan menjawab.
“Gua campur intisarinya pake autan.”
Seketika itu Acay kaget, batuk Epoy semakin keras. Semakin keras hingga akhirnya di sela-sela batuk yang keluar dari mulut Epoy, darah membuncah keluar. Mengenai wajah Acay yang terngah berbaring, berbarengan dengan perasaan kaget Acay saat tau campuran intisari itu adalah autan.
Wajah Acay dipenuhi darah dengan cabikan-cabikan kecil lapisan isi perut, juga cairan kekuning-kuningan yang keluar dari mulut Epoy. Seketika itu Epoy kejang-kejang hebat, mulutnya tidak henti mengeluarkan darah yang bercampur cairan kekuningan seperti nanah.
Acay, dan Ridwan kaget. Mereka mencoba membantu Epoy dengan memegangi tubuhnya, tapi Epoy terus saja kejang-kejang. Saat menolong Epoy, Acay dan Ridwan merasa kepala merasa pusing, dan sakit yg menyengat secara bergantian.
Mereka berdua memegangi kepala mereka, tanpa mereka sadari darah mengalir deras dari hidung mereka. perut mereka juga terasa mual, seakan lambung mereka diperas hingga membuat organ dalam mereka ingin keluar lewat mulut.
Ridwan, dan Acay tidak tahan. Mereka berguling di lantai, menahan rasa sakit yang tidak tertahan di perut dan kepala. Ketiga pemuda yang beberapa menit tadi sedang tertawa bersama, kini menggelepar di lantai. Merasakan bagaimana perihnya meregangnya…
Ridwan, dan Acay sudah tidak bisa menahan dorongan dari perut mereka. hingga akhirnya darah segar keluar dari mulut mereka. bercipratan ke segala arah, membasahi baju mereka. juga lantai pos hansip itu.
Kini seluruh lantai pos berwarna merah gelap, dan suasana pos di penuhi suara teriakan tertahan. Teriakan yang memilukan, teriakan yang lama kelamaan hilang terggelam kesunyian malam..
Kini Ridwan, Acay, dan Epoy tergeletak tak bernyawa dilantai pos, dengan kondisi yang mengenaskan. Darah tak kunjung berhenti mengalir dari mulut, dan hidung mereka.
Keesokan harinya warga dikejutkan oleh penemuan mayat tiga pemuda yang sudah membusuk. Bau anyir, dan amis yang memuakan tercium kemana-mana. Warga hanya berdiri, memandangi mayat mereka yang dihinggapi lalat.
“Ya elah. Orang kayak gitu mah buang aja mayatnya ke kali. Hahaha.” Kelakar seorang warga ditengah kerumunan lalat…
Enjoy bagi pencinta horor, ceritanya banyak banget, update setiap hari kayaknya.
0
9.8K
Kutip
27
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
923.4KThread•84.6KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya