1. Semakin Positif Pikiran kamu, maka semakin bahagia-lah hidupmu.



Kebanyakkan dari manusia ga sadar betapa luar biasanya kekuatan dari pikiran manusia itu sendiri. Kenapa bisa begitu? Soalnya, kebanyakan dari pikiran manusia sudah teracuni atau terkontaminasi. Jadi, kita cenderung hidup lebih sulit dan jauh dari kebahagiaan yang sebenarnya bisa kita peroleh. Albert Einstein berkata : "Dunia yang tercipta, adalah hasil dari buah pikiran kita. Jadi kita ga akan bisa merubah dunia tanpa mengubah pikiran kita."

Pikiran adalah sesuatu yang membentuk dan membuat kita sebagaimana kita saat ini. Kalau pikiran kita Negative atau Destruktif, yah seperti itu pula kita merajut kehidupan kita sendiri. Tetapi kalau pikiran kita disusun dari segala sesuatu yang tulus, pastinya segala sesuatu juga bakalan jadi tulus kok.

"If You can change your mind, you can change your life."~ William James.
Jadi intinya adalah, dengan mengubah cara pikir kita sendiri, sebenarnya kita mengubah keseluruhan bagaimana kita memandang kehidupan kita sendiri. Semakin positif pikiran kita, makin Happy dong pastinya.

2. Level dari seseorang akan meningkat atau menurun sebagaimana kita berpikir tentang mereka



Jadi, menurut ane yah gan... Tugas dan tanggung jawab guru adalah membentuk murid-muridnya menjadi suatu sosok yang Luar biasa (Pastinya dalam hal yang baik yah...)

Jadi, gimana caranya tuh buat membentuk seseorang menjadi Pribadi yang luar biasa? Ada sebuah kutipan sederhana dari Goethe yang bisa menjawab pertanyaan ini.
“If you treat an individual as he is, he will remain how he is. But if you treat him as if he were what he ought to be and could be, he will become what he ought to be and could be.”
Intinya begini, kalau kita memperlakukan seseorang sebagaimana dia sekarang (dari apa yang kita lihat sekarang), yah dia bakalan jadi seperti itu selamanya. Tapi, kalau kita memperlakukan seseorang sebagaimana SEHARUSnya, dia akan menjadi pribadi sebagaimana dia SEHARUSNYA.

3. Nilai dari "Self Love" / Menyayangi diri sendiri.



Topik ini menurut ane rada berbahaya nih. Ada beberapa poin yang bakalan ane tekanin disini yah. Self Love disini BERBEDA sama NARSIS yah. Klo menurut ane NARSIS itu merupakan MENYAYANGI DIRI SENDIRI, TETAPI SECARA BERLEBIHAN YANG BUKAN SEBENARNYA KITA. (Terimalah diri kita apa adanya.)

Kunci dari hidup yang berarti dan bahagia itu, yah menyayangi diri sendiri. Jadi, ketika kita menyayangi dan menghargai diri kita sendiri sebagaimana diri kita apa adanya (Bukan sebagaimana yang ga ada di kita yah), yah jadi kita pun bisa tau bagaimana caranya untuk menghargai dan menyayangi dunia di sekeliling kita juga. Istilah simple-nya menerima diri kita apa adanya secara positif lah.

Jadi, kita juga meneruskan sebagaimana kita menyayangi diri kita kepada orang lain juga. Ketika kita belajar menerima dan mencintai diri kita sendiri, secara otomatis juga kita belajar untuk menerima dan mencintai kehidupan disekitar kita.

“The most powerful relationship you will ever have is the relationship with yourself.” ~ Steve Maraboli.
"Hubungan yang paling kuat yang akan kita miliki adalah hubungan dengan diri sendiri." ~ Steve Maraboli.

4. A musician must make music, an artist must paint and a poet must write



Sebelumnya, ane minta maaf dulu. Judul kali ini ane pake bahasa Inggris, soalnya kerenan pake bahasa Inggris gan. Hehehe. Tapi, intinya bukan di keren-nya kok. Intinya adalah, Seorang musisi sudah sejatinya membuat musik, Seorang seniman lukis harus membuat lukisan dan seorang penulis haruslah menulis.

Jadi, kebanyakkan dari kita punya pola pikir seperti ini. Jadi musisi ga ada duitnya, jadi seniman mau cari duit gimana? Kalo kuliah jangan masuk kuliah seni, masuk manajemen, kedokteran, atau IT biar bisa cari duit. Jujur, TS juga salah satu Korban cara pikir TOLOL macam itu. Emang-nya, orang kesenian dan kuliah yang bisa cari duit cuma Manajemen, Kedokteran, IT? NENEK LU SALTO!!!

Ini sudah TS alami dan harus diperjuangkan untuk generasi-generasi seterusnya. Jangan salah ambil langkah, karena ini menentukan masa depan. Jangan mau dijerumuskan ke tempat dimana bukan tempat anda seharusnya. PElajari-lah apa yang bener-bener kita minati dan kita punya hasrat di bidang itu. Tanpa HASRAT, semuanya cuma setengah-setengah doang. SUmpah!!!

“Everybody is a genius. But if you judge a fish by its ability to climb a tree, it will live its whole life believing that it is stupid.” Einstein.
"Semuar orang itu Jenius. Tapi kalau kita menilai ikan dari kemampuannya manjat pohon. Ikan itu akan menjalani kehidupan yang Tolol." Einstein.

5. Yang penting adalah SEKARANG dan lakukanlah SEKARANG



ane sangat berharap bahwa di sekolah itu diajarin yang namanya SEKARANG atau HARI INI. Bagaimana cara menghadapi HARI INI atau SEKARANG (Bahasa Inggrisnya : Present. Bahasa Indonesia-nya kurang Catching yah ) Bagaimana caranya menghadapi apa yang ada di depan mata, bagaimana caranya mensyukuri apa yang sudah ditawarkan oleh kehidupan di depan mata. Selain itu, kalau misalnya berkata saya mau jadi orang yang bahagia, bahagia itu SEKARANG dan saat ini juga. Bahagia ga harus nunggu di waktu yang akan datang atau harus dengan kondisi yang BERUBAH.

Anak Kecil adalah contoh paling benar bagaimana seharusnya menghadapi KEHIDUPAN. Tetapi, pola pikir manusia berubah seiring bertambah-nya umur dan manusia mulai banyak khawatir ama takut mengenai dunia sekitar mereka, khawatir dengan masa depan. Sampai-sampai ga menikmati hidup. Bahkan, sekolah jaman sekarang ane masih yakin, 80% secara ga langsung menanamkan kekhawatiran mengenai masa depan.

Sebenernya ane yakin KasKuser pada pinter-pinter, tapi pasti ada aja yang pura-pura bego. Jadi ane jabarin deh.
MASA DEPAN itu PENTING. Ane ga penah sekalipun bilang masa depan itu ga penting, tapi bagaiman kita menikmati MASA SEKARANG itu jauh lebih penting menurut ane daripada mengkhawatirkan dan takut mengenai MASA DEPAN. Hadapi dan nikmati apa yang sudah ada di depan mata, daripada khawatir dan kebanyakkan mikir soal masa depan.

“Unease, anxiety, tension, stress, worry — all forms of fear — are cause by too much future, and not enough presence. Guilt, regret, resentment, grievances, sadness, bitterness, and all forms of nonforgiveness are caused by too much past, and not enough presence.” ~ Eckhart Tolle
"" Kegelisahan , kecemasan , ketegangan , stres , khawatir - semua bentuk ketakutan disebabkan oleh terlalu banyak masa depan, dan MASA SEKARANG yang tidak cukup. Rasa bersalah , penyesalan , kebencian , keluhan , kesedihan , kepahitan , dan segala macam hal yang tidak bisa dimaafkan disebabkan oleh terlaluy banyak masa lalu dan kurangnya MASA SEKARANG." ~ Eckhart Tolle.

6. Jadilah satu-satunya versi dari dirimu sendiri, bukan versi dua orang lain.



Kita semua adalah individu yang unik, dengan berbagai macam bakat dan talenta. Jadi, alangkah baiknya apabila guru-guru bukan berusaha agar murid-muridnya menjadi "manusia normal" tetapi lebih mengarahkan dan membimbing agar tiap murid menjadi sebagaimana dirinya sendiri.

Tiap-tiap individu berbeda dan ga bisa diseragamkan. Tapi, perbedaan itu harusnya menjadi sesuatu yang kita lihat sebagai anugrah. Masalahnya, perbedaan itu seringkali menjadi dasar untuk orang lain menghakimi, mengucilkan dan melabelkan (secara negatif) individu lain.

Sebagai manusia, kita memerlukan lebih banyak lagi orang-orang yang asli atau original di dunia ini.

“Being yourself is one of the hardest things because it’s scary. You always wonder whether you’ll be accepted for who you really are. I decided to call my record ‘Inside Out’ because that’s my motto about life. I don’t think you ever succeed at trying to be anyone else but who you truly are.” ~ Emmy Rossum.
"Menjadi diri sendiri adalah salah satu hal yang tersulit karena menjadi diri sendiri itu menyeramkan. Kita selalu bertanya-tanya apakah kita akan diterima atas sebagaimana kita sebenarnya atau tidak. Kita tidak akan pernah berhasil terhadap hal apapun dengan mencoba menjadi orang lain. Kita kan berhasil dengan cara menjadi diri kita sendiri." ~ Emmy Rossum.

7. Jangan pernah berusaha memperoleh apresiasi terhadap dirimu sendiri dari luar.



Dirimu apa adanya adalah lebih dari cukup, jangan pernah mencari apresiasi dari luar. Perasaan berharga merupaka suatu hal yang seharusnya berasal dari dalam diri sendiri, bukan berasal dari bagaimana orang lain memperlakukan kita. Intinya, jangan pernah membiarkan orang lain yang menentukan betapa berharga-nya kita, kita sendiri yang harus menentukan seberapa berharga-nya diri sendiri.

“Life is too short to waste any amount of time on wondering what other people think about you. In the first place, if they had better things going on in their lives, they wouldn’t have the time to sit around and talk about you. What’s important to me is not others’ opinions of me, but what’s important to me is my opinion of myself.” ~ C. JoyBell C.
"Hidup terlalu singkat untuk membuang-buang waktu untuk bertanya-tanya apa yang orang lain pikir tentang kita. Apabila mereka memiliki hal yang penting dalam hidup mereka, orang lain tidak akan punya waktu untuk duduk bersantai dan membicarakan tentang dirimu. Apa yang penting bagi diri kita, bukanlah pendapat orang lain tentang kita, tetapi apa yang kita pikirkan tentang diri kita sendiri itulah yang terpenting." ~ C. Joybell C.