- Beranda
- The Lounge
Proyek Properti Indonesia yang WOW!!
...
TS
2nd-god
Proyek Properti Indonesia yang WOW!!
Indonesia Juga punya proyek yang WOW kok gk kalah dengan negara lainnya. Saat ini Indonesia tengah benar-benar melangkah maju kedepan agar tidak kalah dengan negara tetangga lainnya.
Jakarta Utara banyak menuai kontra belakangan ini, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) sebagai salah satu pengembang yang ambil bagian dalam megaproyek itu akan terus melanjutkan proyeknya. Rencananya, reklamasi pulau yang dinamai Pluit City akan digarap mulai tahun 2014.
Awalnya, Agung Podomoro menargetkan pengerukan pasir sudah bisa terlaksana akhir 2013. Wakil Direktur Utama Agung Podomoro Land, Indra Wijaya bilang, proyek tertunda karena izin dari pemerintah provinsi DKI Jakarta belum kunjung turun. "Izin prinsip memang sudah dikantongi, tapi kami masih harus mengajukan izin pelaksanaan," terang Indra belum lama ini.
Indra berharap, izin pelaksanaan segera keluar, sehingga perusahaan bisa mulai mengeruk pasir pada 2014. Menurut Indra, izin reklamasi sejatinya sudah dirilis 20 tahun lalu oleh gubernur yang memimpin pada saat itu. "Kami mengakuisisi izin perusahaan lain," tuturnya.
Asal tahu saja, Agung Podomoro Land berencana menggarap Pluit City yang luasnya 160 hektare (ha) melalui anak usaha PT Muara Wisesa Samudera (MWS). Pulau ini hanya salah satu dari tiga pulau buatan yang akan dibangun perusahaan ini. Nilai investasi untuk pulau pertama saja diproyeksikan mencapai Rp 25 triliun-Rp 50 triliun.
Sayangnya, Indra belum bersedia memaparkan rencana pengembangan Pluit City lebih rinci sebelum izin diperoleh. Yang jelas, pulau akan terhubung dengan superblok Green Bay yang juga dibangun oleh Agung Podomoro melalui jembatan sepanjang 300 meter (m). "Salah satu proyek di Green Bay yaitu Baywalk Mall baru saja dibuka untuk umum," paparnya.
Saat ini, Agung Podomoro Land sedang gencar mengerjakan proyek di atas lahan reklamasi. Di Balikpapan, perusahaan ini sudah mulai mereklamasi lahan seluas 5 ha untuk dijadikan apartemen berkapasitas 1.000 unit, hotel bintang lima 240 kamar, dan area komersial seluas 48.000 meter persegi (m²).
APLN juga menyiapkan reklamasi lahan 300 ha di Makassar serta berniat memperluas lahan miliknya yang baru 15 ha menjadi 45 ha di sana.
Rencana pembangunan gedung pencakar langit (skyscraper) tertinggi di Indonesia, seperti Signature Tower dan Pertamina Tower yang memiliki tinggi lebih dari 400 meter, ditanggapi dingin oleh Ketua Umum Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Munichy B Edrees.
Menurutnya, Indonesia tak perlu membangun gedung pencakar langit, jika hanya ingin mengikuti jejak negara lain.
"Kalau hanya ingin membangun gedung tinggi sebagai ikon, dan sombong-sombongan ngapain? Enggak mau kalah dari Malaysia yang punya Petronas. Itu kan latah, yang penting itu asas manfaatnya," ujar Munichy kepada Okezone, di Jakarta, Selasa (11/12/2012).
Dia berpendapat, faktor utama yang harus diperhitungkan sebelum membangun gedung tinggi adalah studi kelayakan (feasibility study).
"Feasibility study itu penting, untuk apa peruntukan bangunan tersebut, sehingga tidak hanya menghasilkan ruang-ruang kosong. Kalau benar-benar bermanfaat saya sependapat," imbuhnya.
Arsitek yang juga akademisi ini, mengemukakan, titik tolak sebuah highrise building adalah pada manusia yang menggunakan dan menempati bangunan tersebut. Untuk itu, perhitungan asas manfaatnya harus tepat dan sesuai kebutuhan masyarakat dan daerah tersebut.
[YOUTUBE]lUckXOk0v0[/YOUTUBE]
Signature Tower Jakarta - Proyek Signature Tower Dibangun dengan budget US$ 1 miliyar atau setara 9 Triliun merupakan salah satu gedung tertinggi ke-5 di dunia yang berlokasi di kawasan SCBD (Sudirman Centra Business District). Signature tower bakal jauh mengalahkan ikon Malaysia yaitu Menara Kembar Petronas. Pembangunan gedung tersebut akan dilakukan mulai tahun ini dan rencananya akan dilakukan selama 6-8 tahun.
Sejumlah tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyatakan kesiapannya untuk turut terlibat dalam pembangunan proyek ambisius Menara BUMN yang diimpikan Kementerian BUMN. Ketiganya yakni PT Pertamina (Persero), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI).
Demikian dikemukakan Menteri BUMN Mustafa Abubakar saat menghadiri perayaan ulang tahun ke-50 PT Adhi Karya di Jakarta, Rabu (10/3) malam. Sebelumnya, Mustafa memang pernah menyatakan dirinya berangan-angan seluruh perusahaan pelat merah bisa membangun sebuah menara seperti halnya menara Petronas yang dimiliki Malaysia. Menara bersama itu diharapkan bisa dibangun dari dana patungan seluruh BUMN yang saat ini berjumlah sekitar 140 perusahaan.
Dia mengatakan, saat melontarkan ide tersebut, Komisaris Utama PT Telkom Tanri Abeng menyatakan dukungannya. Perseroan bahkan mengaku sudah menyiapkan konsep pembangunan menara. Selain itu, Pertamina ternyata juga sudah memetakan konsep tersendiri. "Dirut Adhi Karya juga sudah menyatakan minatnya walau belum resmi," ujarnya.
Menurut dia, meski ketiga perusahaan pelat merah itu cukup kuat jika bekerja secara terpisah dalam merealisasikan pembangunan menara, namun ia berharap ketiganya bisa saling berkonsolidasi untuk membangun sebuah menara BUMN secara bersamaan. "Beberapa perusahaan kita rencanakan bergabung dalam satu tower. Ini bisa menjadi simbol kebanggaan Indonesia dalam upaya pembangunan infrastruktur yang lebih baik," ujarnya.
Sumber : skyscrapercity.com
Spoiler for 1. Pluit City (agung podomoro grup):
Jakarta Utara banyak menuai kontra belakangan ini, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) sebagai salah satu pengembang yang ambil bagian dalam megaproyek itu akan terus melanjutkan proyeknya. Rencananya, reklamasi pulau yang dinamai Pluit City akan digarap mulai tahun 2014.
Awalnya, Agung Podomoro menargetkan pengerukan pasir sudah bisa terlaksana akhir 2013. Wakil Direktur Utama Agung Podomoro Land, Indra Wijaya bilang, proyek tertunda karena izin dari pemerintah provinsi DKI Jakarta belum kunjung turun. "Izin prinsip memang sudah dikantongi, tapi kami masih harus mengajukan izin pelaksanaan," terang Indra belum lama ini.
Indra berharap, izin pelaksanaan segera keluar, sehingga perusahaan bisa mulai mengeruk pasir pada 2014. Menurut Indra, izin reklamasi sejatinya sudah dirilis 20 tahun lalu oleh gubernur yang memimpin pada saat itu. "Kami mengakuisisi izin perusahaan lain," tuturnya.
Asal tahu saja, Agung Podomoro Land berencana menggarap Pluit City yang luasnya 160 hektare (ha) melalui anak usaha PT Muara Wisesa Samudera (MWS). Pulau ini hanya salah satu dari tiga pulau buatan yang akan dibangun perusahaan ini. Nilai investasi untuk pulau pertama saja diproyeksikan mencapai Rp 25 triliun-Rp 50 triliun.
Sayangnya, Indra belum bersedia memaparkan rencana pengembangan Pluit City lebih rinci sebelum izin diperoleh. Yang jelas, pulau akan terhubung dengan superblok Green Bay yang juga dibangun oleh Agung Podomoro melalui jembatan sepanjang 300 meter (m). "Salah satu proyek di Green Bay yaitu Baywalk Mall baru saja dibuka untuk umum," paparnya.
Saat ini, Agung Podomoro Land sedang gencar mengerjakan proyek di atas lahan reklamasi. Di Balikpapan, perusahaan ini sudah mulai mereklamasi lahan seluas 5 ha untuk dijadikan apartemen berkapasitas 1.000 unit, hotel bintang lima 240 kamar, dan area komersial seluas 48.000 meter persegi (m²).
APLN juga menyiapkan reklamasi lahan 300 ha di Makassar serta berniat memperluas lahan miliknya yang baru 15 ha menjadi 45 ha di sana.
Spoiler for pict:
Spoiler for 2. Pertamina Energy Tower:
Rencana pembangunan gedung pencakar langit (skyscraper) tertinggi di Indonesia, seperti Signature Tower dan Pertamina Tower yang memiliki tinggi lebih dari 400 meter, ditanggapi dingin oleh Ketua Umum Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Munichy B Edrees.
Menurutnya, Indonesia tak perlu membangun gedung pencakar langit, jika hanya ingin mengikuti jejak negara lain.
"Kalau hanya ingin membangun gedung tinggi sebagai ikon, dan sombong-sombongan ngapain? Enggak mau kalah dari Malaysia yang punya Petronas. Itu kan latah, yang penting itu asas manfaatnya," ujar Munichy kepada Okezone, di Jakarta, Selasa (11/12/2012).
Dia berpendapat, faktor utama yang harus diperhitungkan sebelum membangun gedung tinggi adalah studi kelayakan (feasibility study).
"Feasibility study itu penting, untuk apa peruntukan bangunan tersebut, sehingga tidak hanya menghasilkan ruang-ruang kosong. Kalau benar-benar bermanfaat saya sependapat," imbuhnya.
Arsitek yang juga akademisi ini, mengemukakan, titik tolak sebuah highrise building adalah pada manusia yang menggunakan dan menempati bangunan tersebut. Untuk itu, perhitungan asas manfaatnya harus tepat dan sesuai kebutuhan masyarakat dan daerah tersebut.
Spoiler for PET - pict BWK:
Spoiler for 3. Jakarta Tower:
Spoiler for Pict - Jakarta Tower BWK:
[YOUTUBE]lUckXOk0v0[/YOUTUBE]
Spoiler for 4. Signature Tower:
Signature Tower Jakarta - Proyek Signature Tower Dibangun dengan budget US$ 1 miliyar atau setara 9 Triliun merupakan salah satu gedung tertinggi ke-5 di dunia yang berlokasi di kawasan SCBD (Sudirman Centra Business District). Signature tower bakal jauh mengalahkan ikon Malaysia yaitu Menara Kembar Petronas. Pembangunan gedung tersebut akan dilakukan mulai tahun ini dan rencananya akan dilakukan selama 6-8 tahun.
Spoiler for Pict - Signature tower BWK:
Spoiler for 5. BUMN Tower:
Sejumlah tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyatakan kesiapannya untuk turut terlibat dalam pembangunan proyek ambisius Menara BUMN yang diimpikan Kementerian BUMN. Ketiganya yakni PT Pertamina (Persero), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI).
Demikian dikemukakan Menteri BUMN Mustafa Abubakar saat menghadiri perayaan ulang tahun ke-50 PT Adhi Karya di Jakarta, Rabu (10/3) malam. Sebelumnya, Mustafa memang pernah menyatakan dirinya berangan-angan seluruh perusahaan pelat merah bisa membangun sebuah menara seperti halnya menara Petronas yang dimiliki Malaysia. Menara bersama itu diharapkan bisa dibangun dari dana patungan seluruh BUMN yang saat ini berjumlah sekitar 140 perusahaan.
Dia mengatakan, saat melontarkan ide tersebut, Komisaris Utama PT Telkom Tanri Abeng menyatakan dukungannya. Perseroan bahkan mengaku sudah menyiapkan konsep pembangunan menara. Selain itu, Pertamina ternyata juga sudah memetakan konsep tersendiri. "Dirut Adhi Karya juga sudah menyatakan minatnya walau belum resmi," ujarnya.
Menurut dia, meski ketiga perusahaan pelat merah itu cukup kuat jika bekerja secara terpisah dalam merealisasikan pembangunan menara, namun ia berharap ketiganya bisa saling berkonsolidasi untuk membangun sebuah menara BUMN secara bersamaan. "Beberapa perusahaan kita rencanakan bergabung dalam satu tower. Ini bisa menjadi simbol kebanggaan Indonesia dalam upaya pembangunan infrastruktur yang lebih baik," ujarnya.
Spoiler for Pict -BUMN Tower:
Spoiler for 6. Tanjung Priok (New):
BUMN operator pelabuhan yaitu PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II) menggandeng perusahaan asal Jepang, yakni Mitsui & co, Ltd (Mitsui) untuk membangun terminal 1 Pelabuhan Kalibaru atau 'The New Tanjung Priok', Jakarta Utara.
Kerjasama yang dilakukan melalui mekanisme proses pemilihan langsung tersebut, diwujudkan dalam bentuk penandatanganan Shareholder Agreement (SHA) yang digelar hari ini.
Direktur Utama Pelindo II RJ Lino mengatakan, penandatanganan SHA ini merupakan kelanjutan dari Memorandum of Agreement (MoA) antara Pelindo II dan Mitsui yang telah ditandatangani sebelumnya pada 25 Februari 2014 lalu di Tokyo, Jepang. Pada penandatanganan sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan ikut hadir dan menyaksikan proses MoU tersebut.
"IPC (Pelindo II) menunjuk Mitsui sebagai operator terminal karena Mitsui dipercaya dapat memberikan nilai tambah bagi dunia kepelabuhan di Indonesia serta memberikan kontribusi untuk membangun fasilitas pelabuhan yang setara dengan pelabuhan di negara maju," kata Lino di Hotel Grand Hyatt Hotel, Jakarta, Sabtu (19/4/2014).
Mitsui berperan sebagai preferred bidder yakni akan menjadi mitra kerja untuk pembangunan, pendanaan, dan pengoperasian terminal 1 'New Tanjung Priok'.
Lino menjelaskan, pengembangan pelabuhan New Tanjung Priok penting untuk mendukung kegiatan ekonomi negara. Pembangunan pelabuhan 'New Tanjung Priok' tersebut merupakan upaya perseroan untuk melayani lalu lintas logistik di Indonesia agar lebih cepat dan lebih murah.
"Kerjasama ini akan memberi keuntungan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia, salah satunya adalah mendorong pertumbuhan volume ekspor, terutama dengan tujuan ke Eropa dan Amerika Serikat, untuk tahap pertama," tambahnya.
Pembangunan konstruksi terminal 'New Tanjung Priok' tahap I dimulai pada akhir 2012 dan siap dioperasikan pada akhir 2014, meskipun proses kontruksi masih berjalan.
Terminal 'New Tanjung Priok' tahap I terdiri dari tiga Container Terminal yang masing-masing memiliki kapasitas 1,5 juta TEUs serta dua Terminal Product. Pembangunan Tahap I ini diperkirakan akan selesai pada tahun 2018 dengan tambahan kapasitas sebesar 4,5 juta TEUs.
Kerjasama yang dilakukan melalui mekanisme proses pemilihan langsung tersebut, diwujudkan dalam bentuk penandatanganan Shareholder Agreement (SHA) yang digelar hari ini.
Direktur Utama Pelindo II RJ Lino mengatakan, penandatanganan SHA ini merupakan kelanjutan dari Memorandum of Agreement (MoA) antara Pelindo II dan Mitsui yang telah ditandatangani sebelumnya pada 25 Februari 2014 lalu di Tokyo, Jepang. Pada penandatanganan sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan ikut hadir dan menyaksikan proses MoU tersebut.
"IPC (Pelindo II) menunjuk Mitsui sebagai operator terminal karena Mitsui dipercaya dapat memberikan nilai tambah bagi dunia kepelabuhan di Indonesia serta memberikan kontribusi untuk membangun fasilitas pelabuhan yang setara dengan pelabuhan di negara maju," kata Lino di Hotel Grand Hyatt Hotel, Jakarta, Sabtu (19/4/2014).
Mitsui berperan sebagai preferred bidder yakni akan menjadi mitra kerja untuk pembangunan, pendanaan, dan pengoperasian terminal 1 'New Tanjung Priok'.
Lino menjelaskan, pengembangan pelabuhan New Tanjung Priok penting untuk mendukung kegiatan ekonomi negara. Pembangunan pelabuhan 'New Tanjung Priok' tersebut merupakan upaya perseroan untuk melayani lalu lintas logistik di Indonesia agar lebih cepat dan lebih murah.
"Kerjasama ini akan memberi keuntungan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia, salah satunya adalah mendorong pertumbuhan volume ekspor, terutama dengan tujuan ke Eropa dan Amerika Serikat, untuk tahap pertama," tambahnya.
Pembangunan konstruksi terminal 'New Tanjung Priok' tahap I dimulai pada akhir 2012 dan siap dioperasikan pada akhir 2014, meskipun proses kontruksi masih berjalan.
Terminal 'New Tanjung Priok' tahap I terdiri dari tiga Container Terminal yang masing-masing memiliki kapasitas 1,5 juta TEUs serta dua Terminal Product. Pembangunan Tahap I ini diperkirakan akan selesai pada tahun 2018 dengan tambahan kapasitas sebesar 4,5 juta TEUs.
Spoiler for Tanjung Priok - BWK:
Sumber : skyscrapercity.com
0
1.8K
Kutip
1
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
922.7KThread•82.2KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru