Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

shantikemAvatar border
TS
shantikem
Cegah Jokowi Ambil Alih PDIP di 2019? Megawati terus Mimpin PDIP sampai 2020
Rakernas PDIP
Ingin Bantu Jokowi, Alasan Megawati Bersedia Kembali Jadi Ketum PDIP
Sabtu, 20/09/2014 12:31 WIB

Semarang - Megawati Soekarnoputri menyatakan kesediaannya kembali menduduki posisi Ketua Umum (Ketum) PDIP Perjuangan untuk periode 2015-2020. Mega punya sejumlah alasan bersedia menjadi Ketum. "Saya melihat ke depan ini terutama untuk membantu presiden Pak Jokowi (Joko Widodo) yang Insya Allah dilantik pada 20 Oktober, sehingga kalau saya melihat ada hal-hal yang perlu dilanjutkan yang membutuhkan seorang Ketum mengerti baik sebagai ketua organisasi sebuah partai," ujar Mega di sela Rakernas IV di Marina Convention Center Semarang, Jateng, Sabtu (20/9/2014).

Pengalaman Mega sebagai Presiden dianggap berperan penting untuk membantu kepemimpinan Joko Widodo dalam pemerintahan."Saya kan juga pernah jadi Presiden satu kali, sehingga ini bisa bersinergi bagaimana cara untuk dalam lima tahun ini bisa membuat banyak kemajuan di Indonesia," sambungnya.

Sekretaris Steering Committe Rakernas PDIP, Ahmad Basarah mengatakan pada sidang pleno ketiga, seluruh DPD PDIP seluruh Indonesia meminta kesediaan Mega kembali jadi Ketum. Pandangan DPD ini disampaikan dalam pidato Ketua DPD Jawa Tengah, Heru Sudjatmoko. "Dalam pidato tersebut, secara aklamasi, mewakili seluruh 33 DPR tampil untuk menyampaikan sebuah permohonan politik untuk diminta kesediaannya kembali menjadi Ketum PDIP dan akan dikukuhkan di Kongres IV 2015," kata Basarah.

Megawati mengatakan, persetujuan peserta Rakernas atas posisinya akan menjadi rekomendasi Rakernas. Sebab agenda pemilihan struktur pimpinan partai memang seharusnya dibahas dalam Kongres Partai. "Kami dalam Rakernas tidak ada mekanisme, tapi bukan berarti dilarang. Dimana ini semua aspirasi yang diwakili oleh seluruh jajaran tiga pilar di PDIP yaitu struktur, legislatif, eksekutif, maka itu sebenarnya sudah merupakan suatu hasil yang kuorum yang gampang nantinya dibawa ke kongres untuk segera dilakukan pengukuhan," lanjutnya.

Karena itu pada Kongres tahun 2015, tidak ada lagi agenda memilih posisi Ketum untuk periode 2015-2020. "Tapi yang ada adalah dengan resmi pengukuhan Ketum periode 2015-2020, yang ada hanyalah nanti pilihan DPP partai," sambungnya. "Terima kasih sekali, ini merupakan sebuah dukungan yang luar biasa dari seluruh struktur anggota dari simpatisan PDIP," tutur Mega.‎
http://news.detik.com/read/2014/09/2...ip?nd771104bcj


Jokowi Nilai Prananda Prabowo Calon Pengganti Megawati
20 Jun 2013

Cegah Jokowi Ambil Alih PDIP di 2019? Megawati terus Mimpin PDIP sampai 2020
Prananda Prabowo, anak tiri Taufiek Kiemas (alm) dengan Megawati.

itoday - Putra Megawati Soekarnoputri dari suami pertamanya, Prananda Prabowo atau biasa dipanggil Nanan berpotensi menjadi calon Ketua Umum PDIP menggantikan ibunya. “Dia pribadi yang pendiam, pengorganisasiannya detail,” kata Gubernur DKI Jakarta yang juga kader PDIP, Joko Widodo atau Jokowi, Rabu (19/06).

Kata Jokowi, Nanan mempunyai kemampuan besar. Mantan Walikota Surakarta itu tidak menyebutkan secara detail kemampuan yang dimiliki Nanan itu. “Menurut saya beliau punya kemampuan besar yang belum…saya nggak tahu, mungkin Ibu Ketum yang..bertanya ke sana ya,” papar Jokowi.

Selain itu, Jokowi sekali lagi menegaskan tidak memikirkan menjadi capres pada 2014. Ia lebih berupaya menyelesaikan masalah ibukota. “Tanyakan ke Ibu Ketum. Saya enggak mikir sana, mikir DKI. Sampai detik ini saya enggak mikir,” pungkas Jokowi.
http://www.itoday.co.id/politik/joko...ganti-megawati


Penerus Mega di PDIP
Rumor 'Soekarno Kecil' Disiapkan Jadi Penerus Tahta Mega
Rabu, 19/06/2013 13:16 WIB

Cegah Jokowi Ambil Alih PDIP di 2019? Megawati terus Mimpin PDIP sampai 2020
Dinasti Megawati

Jakarta - Tak banyak orang mengenal Prananda Prabowo. Anak kedua Mega yang dikenal sebagai 'Mysterious Man' ini kabarnya disiapkan menjadi penerus tahta ibunya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. "Saya yakin sekali Ibu (Mega) mempersiapkan sesuatu. Karena Prananda ini lebih punya wibawa," kata sumber detikcom di internal PDIP, Rabu (19/6/2013).

Di internal PDIP, Prananda yang sering disebut 'Soekarno Kecil' karena menjaga ideologi kakeknya itu, saat ini menjabat ketua Situation Room, ruang kendali dan analisa situasi di PDIP. Anak kedua Megawati dari suami pertamanya, almarhum Lettu Penerbang Surindro Supjarso ini lebih dikenal sebagai 'man behind the door'.

Kemunculan Prananda ke publik memang terbilang sangat jarang. Prananda sempat membuat heboh Kongres PDIP di Bali pada tahun 2010 silam. Saat itu, ia hadir dalam jumpa pers bersama sang ibu dan politikus PDIP Pramono Anung. Ia bahkan sempat digadang-gadang menjadi calon ketua umum pengganti Megawati. Itulah kali pertama Prananda muncul ke publik.

Setelah itu Prananda sering terlibat dalam penyusunan pidato politik sang ibu, Megawati Soekarnoputri. Prananda kerap membantu mencarikan kutipan pidato-pidato Bung Karno, kakeknya, untuk dimasukkan ke bahan pidato politik Mega. "Ibu Mega yang minta Nanan masuk ke pengurus inti partai, di Situation Room. Ini adalah pijakan awal, menunggu waktu yang tepat untuk memunculkan ke permukaan," kata sumber detikcom.

Namun selain Prananda, yang tampak disiapkan menjadi penerus Mega adalah adik Prananda, Puan Maharani. Anak Mega dari suami Taufiq Kiemas ini karier politiknya jauh lebih moncer dari Prananda.

Karier cemerlang Puan di PDIP tak lepas dari dorongan ayahnya, almarhum Taufiq Kiemas. Saat Kongres PDIP di Bali pada 2010 lalu, Puan berhasil duduk sebagai Ketua DPP PDIP Bidang Politik dan Hubungan Antar-Lembaga. Karier Puan juga mulus di DPR. Belum genap satu periode di DPR, Puan sudah duduk sebagai ketua Fraksi PDIP.

Lalu siapakah yang akan ditunjuk Mega sebagai pewaris tahtanya? Apakah putra mahkotanya, Prananda dan Puan, tokoh kuat di PDIP seperti Tjahjo Kumolo dan Pramono Anung, ataukah tokoh muda PDIP seperti Joko Widodo (Jokowi) yang tengah fenomenal?
http://news.detik.com/read/2013/06/1...rus-tahta-mega


Elite PDIP: Jokowi Tak Usah Gantikan Megawati di Partai
Saiful Munir
Sabtu, 30 Agustus 2014 − 14:47 WIB

Cegah Jokowi Ambil Alih PDIP di 2019? Megawati terus Mimpin PDIP sampai 2020

JAKARTA - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akan melaksanakan kongres. Dalam acara itu salah satu agendanya adalah mengenai posisi ketua umum partai yang sekarang dijabat Megawati Soekarnoputri.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP Effendi Simbolon menyampaikan, pihaknya memiliki banyak kader potensial. Hanya saja, saat ini nama Megawati Soekarnoputri masih masih menempati posisi teratas berpeluang menjadi orang nomor satu di partai berlambang kepala banteng tersebut. "Peluang Ibu Mega menjadi ketua umum lagi masih sangat besar," kata Effendi di Warung Daun, Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (30/8/2014).

Sementara itu mengenai peluang Joko Widodo atau biasa disapa Jokowi untuk menjadi Ketua Umum PDIP ditegaskan oleh Effendi, presiden terpilih itu tidak akan menggantikan Megawati Soekarnoputri di partai. "Tidaklah, Pak Jokowi jadi presiden saja. Kami sebagai partai pengusung utama, bekerja sama bersinergi saja," tegasnya.
http://nasional.sindonews.com/read/8...wati-di-partai


Jokowi Berpeluang Kudeta Megawati?
Rabu, 15 Januari 2014, 17:40 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Charta Politik, Arya Fernandes menilai Joko Widodo alias Jokowi berpeluang mengambilalih kursi ketua umum PDI Perjuangan (PDIP) apabila berhasil menjadi Presiden Indonesia. "Tidak ada jaminan kursi ketua umum tetap aman di tangan Megawati bila Jokowi menjadi Presiden," kata Arya ketika dihubungi Republika di Jakarta, Rabu (15/1).

Arya mengatakan ada sejumlah alasan yang membuat Jokowi berpotensi "mengkudeta" kursi Ketua Umum PDIP yang diemban trah Soekarno.
Pertama, sulit dipungkiri bahwa saat ini kesukaan publik maupun internal PDIP terhadap Jokowi jauh lebih besar ketimbang kepada Megawati. Kedua, berkaitan dengan kepentingan pragmatis para kader PDIP terhadap kekuasaan.

Dalam konteks ini, Arya memperkirakan kader PDIP yang berhasil menjadi anggota DPR cenderung akan lebih mendukung Jokowi sebagai ketua umum. Karena dianggap lebih bisa memuluskan kepentingan mereka dalam pembagian "kue" kekuasaan.

Alasan ketiga, secara logika kekuasaan akan menjadi aneh apabila seorang presiden yang notabene merupakan pemimpin nasional berdiri di bawah perintah ketua umum partai. "Kalau Jokowi presiden tiba-tiba dipanggil Megawati selaku ketua umum kan menjadi lucu," ujarnya.

Berkaca pada kemungkinan tersebut, Arya menyatakan faksionalisasi di internal PDIP akan menguat apabila Jokowi menjadi presiden. Dia menyarankan agar Megawati membuat negosiasi pribadi dengan Jokowi apabila terpilih menjadi capres. "Pengambilalihan kursi ketua umum dari trah Soekarno oleh Jokowi sangat ditentukan negosiasi yang dilakukan Megawati," katanya.
http://www.republika.co.id/berita/na...udeta-megawati

-------------------------

Di Pilpres 2019 kelak, yang namanya Jokowi pastilah berniat naik untuk yang kedua kalinya kelak. Masalahnya, apa iya untuk tahun 2019 nanti, Megawati akan bersedia mencalonkannya kembali? Karena dia punya anak lelaki satu-satunya, Pranada, yang diproyeksikan menggantikan posisinya bila uzur atau meninggal dunia kelak, dan lebih jauh lagi, Pranada ditargetkan untuk meraih RI-1. Jadi, wajarlah kala u posisi Ketua Umum PDIP itu tetap ditangannya. Bahayalah kalau diserahlan ke Jokowi, meski dia menjabat Presiden.


emoticon-Ngakak
Diubah oleh shantikem 20-09-2014 12:54
0
4.5K
41
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.1KThread41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.