Quote:
Jakarta - Keputusan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) yang memilih mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden memunculkan kontroversi di internal Golkar. Sebagian elite politik Golkar terang-terangan menyatakan mendukung capres Jokowi Widodo (Jokowi). Bagaimana tokoh sepuh Golkar Suhardiman memandang perbedaan sikap dukungan ini?
Pendiri Partai Golkar yang satu-satunya masih hidup ini menilai pilihan Ical yang berkoalisi dengan Gerindra yang mengusung Prabowo sebagai langkah yang keliru. "ARB (Ical) salah langkah. Sudah sejak lama sebenarnya dia salah langkah dengan mencapreskan diri sebagai presiden," ujar Suhardiman ketika ditemui detikcom di kediamannya di Cipete, Jakarta Selatan, Selasa malam (20/5/2014).
Politikus Golkar yang sudah malang melintang di panggung politik sejak zaman Orde Lama dan dikenal luas sebagai futuris politik Indonesia ini kembali mengingatkan secara historis dan sosilogis orang yang bisa menjadi presiden adalah yang berasal dari Jawa.
"Mayoritas pemilih juga orang Jawa dan ada di Jawa," kata Suhardiman yang pernah memegang sederet jabatan penting di pemerintahan dan dianugerahi penghargaan Bintang Mahaputra serta lebih dari 17 bintang penghargaan lainnya ini.
Karena itu, penyandang gelar profesor doktor yang juga lulusan Akademi Militer Yogjakarta 1948 ini tak menyalahkan bila ada sekelompok elite Golkar yang membelot dengan tidak mendukung pilihan Ical itu. "Tidak apa-apa kalau tidak mendukung Prabowo meskipun ARB sebagai ketua umum memilih Prabowo."
Lebih lanjut mantan Wakil Ketua DPA yang menyabet titel sarjana ekonominya di Universitas Indonesia pada 1962 ini mencermati Ical sebagai seorang yang pada waktu sekarang tidak ada perannya dan bukan merupakan decision maker dalam Golkar.
"ARB tidak bisa menentukan masa depan meskipun ARB itu ketum Golkar. Dia sudah memilih Prabowo yang sebenarnya tidak mungkin menjadi presiden," tutur Suhardiman menekankan.
http://news.detik.com/read/2014/05/2...?992204topnews