Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dCoffeeAvatar border
TS
dCoffee
Peraih Adipura pun terkepung sampah
Musuh utama kota besar adalah sampah. Begitupula yang dialami Kota Surabaya yang dikenal bersih dan kota peraih Adipura Kencana ini. Box Culvert atau gorong-gorong raksasa yang dibangun Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk mengatasi kepadatan lalu lintas dan dreinase justru bak bom waktu.

Sejak Surabaya dipimpin Bambang DH memang berusaha memecahkan masalah kemacetan lalu lintas dengan menjadikan sungai menjadi jalan raya. Seperti di Banyuurip, Menur, Wiyung dan Semolowaru.Sungai dipasang box culvert dan bagian atasnya diaspal. Langkah ini untuk menambah fasilitas jalan raya tanpa harus melakukan pembebasan lahan.



Tetapi tanpa disadari, gorong-gorong yang dibangun oleh pemerintah itu justru menimbulkan sebuah permasalahan baru. Ancaman banjir sampah tak terbendung, penyebab utama adalah kesadaran warga yang tidak menjaga kebersihan dan membuang sampah di sungai.



Ya, tidak adanya kesadaran akan kebersihan membuat kebiasaan masyarakat untuk membuang sampah sembarangan menjadi penyebab utama kota kota besar seperti Surabaya menjadi tidak bersih dan tidak terawat. Surabaya menjadi tidak enak dilihat dan kerap terjadi banjir seperti di Jakarta. Tingkat kesadaran masyarakat yang kurang ini terjadi pada lapisan masyarakat bawah sampai teratas.

Permasalahan ini memang memerlukan tanggung jawab banyak pihak, bukan hanya masyarakat, tetapi pemerintah kota dan pemerintah pusat juga harus memberikan penyuluhan. Tak terkecuali Presiden terpilih Joko Widodo yang harus siap memberikan kesadaran bagi warga agar lebih mengerti cara mengelola sampah.

Sosialisasi akan pemahaman pentingnya mengelola sampah bisa dilalukan sang Presiden dengan menggunakan media massa seperti saat dirinya lalukan di Surabaya pada masa kampanye lalu. Untuk diketahui melalui www.iklancapres.org Presiden Joko Widodo selama masa kampanye menghabiskan dana Rp 1,24 milyar untuk berkampanye di media massa di Surabaya. Dengan rincian media cetak sebesar Rp 792,5 Juta, Televisi Rp 356,91 Juta, dan melalui Radio dengan biaya Rp 94,75 Juta.

Contoh di Surabaya tadi menjadi sebuah renungan bagi masyarakat Indonesia secara keseluruhan, pemerintah yang sudah mempunyai ide bagus tentang gorong-gorong raksasa untuk menanggulangi kemacetan justru dirusak oleh masyarakat yang tidak bertanggung jawab dan membuat ancaman banjir meneror Surabaya. Media massa dengan jangkauannya yang mengglobal memungkin banyak pihak untuk menyadari pentingnya pengelolahan sampah yang baik untuk kebersihan lingkungan bukan hanya di kota-kota besar saja, tetapi di seluruh pelosok Nusantara.
Diubah oleh dCoffee 12-09-2014 09:32
0
1K
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.1KThread41KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.