Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dika.hrpAvatar border
TS
dika.hrp
Dunia Pesan Buatan Bandung
Dirgantara Indonesia bekerja sama dengan Korea Selatan mengembangkan pembuatan jet tempur yang akan diproduksi secara massal di Bandung. Indonesia satu-satunya negara dari ASEAN yang mampu membuat pesawat tempur yang harganya US$8 miliar.
Indonesia dan Korea Selatan sedang mengembangkan pembuatan jet tempur. Program pembuatan jet tempur itu dinamai Korea Fighter eXperiment/ Indonesia Fighter eXperiment (KFX/IFX). PT Dirgantara Indonesia sedang mengerjakan proyek pengembangan model pesawat tempur senilai US$8 miliar.

Untuk versi Indonesia diberi nama IFX. Untuk mengembangkan dan memproduksi pesawat tempur generasi 4.5 ini, diperlukan waktu minimal 8 tahun. Program KFX/IFX atau pesawat tempur pesaing F-16 tersebut, dari pengembangan sampai meja produksi akan memakan waktu 8 tahun atau bisa diproduksi massal sesuai rencana pada tahun 2022.

“Untuk buat pesawat terbang militer itu normal 8 tahun. Apalagi skala fighter kalau pesawat kecil biasa cuma 4 tahun. Produksinya 2022. Prototype harus terbang pada tahun 2020. Itu sudah terbang. Itu untuk 2 negara,” kata Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Budi Santoso.

Pesawat tempur IFX versi Indonesia akan dikembangkan dan diproduksi pada fasilitas di Bandung Jawa Barat. Pada tahun 2014, akan memasuki masa engineering and manufacturing development (EMD). Fase ini mundur 1 tahun dari jadwal.

Sebelum masa EMD, insinyur Indonesia mempelajari dan menyiapkan kesiapan teknologi dan sumber daya manusia pesawat tempur. Seharusnya dimulai tahun 2013 tapi dimundurkan satu tahun ke 2014 akibat adanya pergantian presiden di Korea Selatan.

Budi menerangkan, teknologi pesawat KFX/IFX akan mengadopsi pesawat generasi 4.5 atau lebih unggul dari pesawat F-16. Namun biaya pengembangan jauh lebih murah. “Jadi pengin cari pesawat yang lebih canggih daripada F-16 tapi target kita lebih murah daripada F-16. Kira-kita seperti itu,” sebutnya.

Prototype atau purwarupa IFX/KFX bisa mengangkasa mulai tahun 2020. Selanjutnya 2 tahun kemudian baru memasuki fase produksi massal. Budi menyebut bisa saja Indonesia melakukan pengembangan lanjutan karena pesawat harus disesuaikan dengan kondisi geografis dan ancaman terhadap Indonesia. Proses penyesuaian tersebut bisa memakan waktu 1 hingga 2 tahun.

“Semua Alutsista harus disesuaikan dengan kondisi negara sendiri. Apakah musuhnya, geografis atau kondisi lawannya. Apa yang terjadi di Korea kan berbeda dengan di Indonesia. Dia satu kontinen sedangkan negara kita dikelilingi lautan,” terangnya.

Budi menerangkan untuk memenuhi kebutuhan militer Indonesia, pesawat tempur pesaing F16 tersebut akan diproduksi sekitar 50 unit. Proses produksi dan pengiriman pesawat akan mulai berjalan sejak tahun 2022 hingga 2030. Alhasil program pengembangan pesawat tempur menghadapi pergantian pemerintahan berkali-kali

“Ini ganti presiden berkali-kali karena kita lihat selesai delivery terakhir pesawat itu mungkin 2030. Itu dari 2022 tapi kalau nambah lagi ya terus,” katanya.

Indonesia kuasai teknologi

Di bidang penguasaan teknologi pesawat terbang, Indonesia dikenal sebagai satu-satunya negara di Asia Tenggara yang memroduksi dan mengembangkan pesawat sendiri. Walaupun di bidang pemasaran produksi pesawatnya sendiri harus kita akui kita masih kalah bila dibandingkan dengan Brazil, yang mengembangkan EMBRAER dan memasarkannya ke seluruh dunia.

Beberapa tahun belakangan ini, negara-negara lain memerhatikan pesawat buatan Indonesia. Misalnya Malaysia, Pakistan, UAE, Filipina, Korea Utara, dan beberapa negara lain ingin membeli pesawat tempur buatan Bandung. Contohnya CN-235 akan mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas pada beberapa tahun yang akan datang. Malaysia memesan 4 pesawat tambahan untuk menambah jumlah pesawat CN-235 yang sudah mereka miliki.

Menurut Direktur Integrasi Pesawat Dirgantara Indonesia Budiwuraskitosarana dan prasarana yang dimiliki badan usaha milik negara (BUMN) tersebut mampu mengerjakan pesawat tempur sejenis T-50 Golden Eagle yang merupakan pengembangan pesawat oleh Korea Selatan-Amerika Serikat.

Dirgantara Indonesia memiliki pengalaman dalam bidang kualifikasi dan sertifikasi dalam memroduksi pesawat-pesawat yang berkecepatan rendah seperti CN-235. Selain itu, perusahaan yang berlokasi di Banduung ini memiliki lahan, laboratorium, ruang perakitan, sumber daya manusia, dan lain-lain. Sementara itu, Korea Selatan berpengalaman dalam memroduksi pesawat berkecepatan tinggi atau melebihi kecepatan suara (1 mach) T-50 Golden Eagle.

Budi mengatakan pengembangan dan pembangunan model pesawat yang ditawarkan Korea Selatan baru untuk jenis tempur (fighter), sementara pengembangan model pesawat jenis lainnya seperti jenis stealth (siluman), belum masuk program.

Dia menilai kerja sama pengembangan pesawat tempur kemungkinan bisa diwujudkan pada tahun 2014i setelah pemerintah Korea Selatan memberikan lampu hijau atas program kerja sama. Pemerintah Korea Selatan sedang menunggu persetujuan parlemennya dalam program pengembangan pesawat itu.

Spoiler for tengok:


Spesifikasi T- 50 Golden Eagle

Karakteristik umum

Kru: 2
Panjang: 42 ft 7 in (12.98 m)
Lebar sayap: 30 ft 1 in (9.17 m)
Tinggi: 15 ft 8.25 in (4.78 m)
Berat kosong: 14,200 lb (6,441 kg)
Berat maksimum lepas landas: 26,400 lb (11,985 kg)
Mesin: 1× General Electric F404 afterburning turbofan
Dorongan kering: 11,925 lbf (53.07 kN)
Dorongan dengan afterburner: 17,775 lbf (79.1 kN)

Performa

Kecepatan maksimum: Mach 1.4
Jarak jangkau: 1,150 mi ()
Batas tertinggi servis: 48,000 ft (14,630 m)

Persenjataan

Guns: 1× M61A1 Vulcan 20 mm Gatling gun
Rockets: LAU-3/68
Missiles:
Air-to-air: 2× AIM-9 Sidewinder
Air-to-ground: 6× AGM-65 Maverick
Bombs: 5× CBU-58 cluster, 9× Mk 82, 3× Mk 83/MK 84, and 9× Mk 20
0
1.5K
4
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.4KThread84.5KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.