Berkaus ketat warna putih, Ajun Komisaris Besar Idha Endri Prastiono menenteng barang bukti sabu-sabu seberat 2,3 kilogram. Barang haram itu merupakan hasil tangkapan dari bandar narkoba Uray Abdillah pada 20 Juni 2013.

Hasil penggerebekan narkoba itu dipamerkan Pras, sapaan akrab Idha Endri Prastiono, di laman blognya, endriprastiono.blogspot.com. Ketika menjabat Kepala Subdirektorat III Reserse Narkoba Kepolisian Daerah Kalimantan Barat sejak 7 Juni 2013, ia beberapa kali mengunggah hasil operasi narkobanya di blog pribadinya tersebut.

Pada 17 Agustus 2013, misalnya, lelaki berusia 42 tahun itu menulis tentang penjebakan gembong narkoba Pontianak, Abdul Haris. Setelah beberapa kali ganti skenario undercover buy, ia dan anggotanya sukses menangkap Haris berikut bosnya dari Malaysia bernama Achiu. Barang bukti 300 gram sabu plus 1.700 butir ekstasi diamankan. “Kado kemerdekaan buat negara saya tercinta,” katanya dalam fokus majalah detik edisi 145.

Kinerja bagus membuat Pras disukai Kepala Polda Kalimantan Barat saat itu, Brigadir Jenderal Arie Sulistyo. Prastiono dinilai sebagai polisi yang berani. “Kapolda lama senang sama dia kalau tugas,” ujar Kepala Bidang Humas Polda Kalimantan Barat Ajun Komisaris Besar Mukson Munandar.

***

Tulisan selengkapnya bisa dibaca GRATIS di edisi terbaru Majalah Detik (edisi 145, 8 September 2014). Edisi ini mengupas tuntas “Titi & The Bad Cop”. Juga ikuti artikel lainnya yang tidak kalah menarik, seperti rubrik Nasional “Jero Terjerat di Akhir Dinas”, Internasional “Mereka Perempuan ISIS”, Ekonomi “Tercekik Harga Elpiji Impor”, Gaya Hidup “Taklukkan Anak dengan Hipnotis”, rubrik Seni Hiburan dan review Film “Hercules”, serta masih banyak artikel menarik lainnya.