- Beranda
- Berita dan Politik
Menagih Janji Jokowi Untuk Kesejahteraan Guru Yang Merata
...
![dCoffee](https://s.kaskus.id/user/avatar/2009/09/25/avatar1105047_5.gif)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
TS
dCoffee
Menagih Janji Jokowi Untuk Kesejahteraan Guru Yang Merata
Mengawal Janji Jokowi Untuk Kesejahteraan Guru Yang Merata
Guru adalah tonggak kemajuan sebuah bangsa. Ketika Hiroshima dan Nagasaki di bom atom oleh Amerika, hal yang pertama ditanyakan oleh PM Jepang saat itu adalah, “berapa jumlah guru yang tersisa?” Negeri Matahari Terbit itu benar-benar paham bahwa negaranya boleh hancur berkeping-keping, daun-daun boleh berguguran, namun tunas-tunas baru harus terus tumbuh. Dan tunas-tunas itu ada di tangan mereka, GURU. Wajarlah jika saudara tua kita itu lebih maju 50 tahun dibanding Indonesia.
Lalu bagaimana mungkin seorang guru bisa menciptakan insan berkarakter jika mereka masih harus memikirkan cara memperoleh beras untuk beberapa minggu ke depan karena gaji mereka hanya bertahan di permulaan bulan? Bagaimana mungkin mereka bisa menciptakan insan berkarakter jika emosi dan nafsu masih menguasai mereka? Bukan akhlakul karimah yang mereka tunjukkan malah sebaliknya.
Dengan demikian perlu kiranya kita mengawal janji sang Presiden terpilih Jokowi Dodo untuk meningkatkan kesejahteraan guru. Presiden terpilih yang menurut www.iklancapres.org telah menghabiskan dana Rp123,54 milyar untuk berkampanye di media massa ini sebelumnya telah berjanji di depan 800 guru di Jakarta untuk membantu permasalahan para guru bantu yang ingin diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Pemerintah perlu meningkatkan kesejahteraan guru secara merata. Bukan hanya di DKI Jakarta namun juga di pelosok daerah. Dengan begitu guru benar-benar akan menjadi profesi yang profesional bukan hanya profesi pelarian. Banyak orang akan tertarik menjadi guru sehingga besar peluang bagi sekolah untuk melakukan seleksi, siapa yang sesungguhnya pantas disebut guru.
Ciptakan lagi Sekolah Keguruan dengan seleksi ketat mencakup aspek IQ, EQ, dan SQ. Dengan begitu akan terlihat siapakah yang benar-benar berminat dan pantas menjadi guru. Hapuskan mata pelajaran yang TIDAK PENTING di sekolah, sehingga murid lebih fokus pada minat mereka.
Sumber : www.iklancapres.org www.tempo.co
Guru adalah tonggak kemajuan sebuah bangsa. Ketika Hiroshima dan Nagasaki di bom atom oleh Amerika, hal yang pertama ditanyakan oleh PM Jepang saat itu adalah, “berapa jumlah guru yang tersisa?” Negeri Matahari Terbit itu benar-benar paham bahwa negaranya boleh hancur berkeping-keping, daun-daun boleh berguguran, namun tunas-tunas baru harus terus tumbuh. Dan tunas-tunas itu ada di tangan mereka, GURU. Wajarlah jika saudara tua kita itu lebih maju 50 tahun dibanding Indonesia.
Lalu bagaimana mungkin seorang guru bisa menciptakan insan berkarakter jika mereka masih harus memikirkan cara memperoleh beras untuk beberapa minggu ke depan karena gaji mereka hanya bertahan di permulaan bulan? Bagaimana mungkin mereka bisa menciptakan insan berkarakter jika emosi dan nafsu masih menguasai mereka? Bukan akhlakul karimah yang mereka tunjukkan malah sebaliknya.
Dengan demikian perlu kiranya kita mengawal janji sang Presiden terpilih Jokowi Dodo untuk meningkatkan kesejahteraan guru. Presiden terpilih yang menurut www.iklancapres.org telah menghabiskan dana Rp123,54 milyar untuk berkampanye di media massa ini sebelumnya telah berjanji di depan 800 guru di Jakarta untuk membantu permasalahan para guru bantu yang ingin diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Pemerintah perlu meningkatkan kesejahteraan guru secara merata. Bukan hanya di DKI Jakarta namun juga di pelosok daerah. Dengan begitu guru benar-benar akan menjadi profesi yang profesional bukan hanya profesi pelarian. Banyak orang akan tertarik menjadi guru sehingga besar peluang bagi sekolah untuk melakukan seleksi, siapa yang sesungguhnya pantas disebut guru.
Ciptakan lagi Sekolah Keguruan dengan seleksi ketat mencakup aspek IQ, EQ, dan SQ. Dengan begitu akan terlihat siapakah yang benar-benar berminat dan pantas menjadi guru. Hapuskan mata pelajaran yang TIDAK PENTING di sekolah, sehingga murid lebih fokus pada minat mereka.
Sumber : www.iklancapres.org www.tempo.co
Diubah oleh dCoffee 04-09-2014 12:20
0
971
12
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
![Berita dan Politik](https://s.kaskus.id/r200x200/ficon/image-10.png)
Berita dan Politik![KASKUS Official KASKUS Official](https://s.kaskus.id/kaskus-next/next-assets/images/icon-official-badge.svg)
672.2KThread•41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Komentar yang asik ya