Agan/Aganwati,
Hari-hari ini warga masyarakat di pulau jawa terlihat resah karena mengalami pengurangan quota bbm oleh pemerintah. Antrian kendaraan berjubel di spbu-spbu; station2 TV nasional meliput berhari-hari; koran-koran nasional memuat beritanya.

Tetapi tau kah agan/aganwati sekalian kalo fenomena antri bbm yang jauh lebih lama dan lebih parah sudah berpuluhan tahun, sekali lagi ane katakan BERPULUHAN TAHUN dialami oleh warga dan masyarakat di Kalimantan Selatan. Supir-supir truck di Kalimantan Selatan sudah terbiasa bermalam mengantri bbm, tidur di dalam cabin truck sudah makanan mereka bertahun2, sehingga buat mengantri selama 4 jam dibilang sebentar oleh mereka.



gambaran antrian di spbu yang sudah jadi makanan warga kalsel sehari-harinya

Yang paling parah adalah pengadaan SOLAR yang sering kali menjadi mainan para oknum2 tertentu untuk memperkaya diri sendiri karena diselundupkan ke tambang-tambang batubara dan dijual lebih murah dari solar non-subsidi.


(ilustrasi diatas adalah situasi antrian bbm di banjarmasin, yang hanya ane ambil dari google)

Point ane membuat trit ini, masyarakat pulau jawa selama ini menikmati fasilitas yang direnggut pemerintah dari daerah, sehingga baru 2 hari saja mengalami antrian bbm sudah heboh

Pihak station TV dan Koran nasional bertindak tidak adil. Kenapa setelah pulau jawa yang mengantri bbm baru diliput dengan super heboh padahal warga kalimantan lebih lama menderita yang lebih parah tetapi merek adem ayem saja?

Yang terpenting menurut ane, apabila hanya harga bensin yang dinaikan sedangkan solar tetap maka subsidi pemerintah akan tetap membengkak. Perlu agan/aganwati ketahui bahwa SOLAR lah yang menjadi alat korupsi oknum2 tersebut. Lagipula kita semua tau bahwa biaya produksi solar lebih tinggi dari bensin.

Jangan terpedaya gan.... seharusnya subsidi SOLAR sudah tidak layak diberikan krn tidak dinikmati oleh masyarakat umum juga.

Sekian