yantiqueAvatar border
TS
yantique
LSI: Golkar Bakal 'Ambil Alih' Kabinet Jokowi ...
LSI: Golkar Bakal 'Ambil Alih' Kabinet Jokowi
Kamis, 31 Juli 2014 | 06:15 WIB

INILAHCOM, Jakarta - Kader Golkar diperkirakan akan melunak untuk bisa masuk dalam kabinet Jokowi-JK. Namun, setelah itu mereka akan mengendalikannya. Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Adjie Alfariby mengatakan, Golkar tidak akan banyak menuntut apa-apa untuk bisa deal dan menempatkan beberapa orang di kabinet Jokowi.

Tapi, lanjut Adjie, Golkar akan mencari momentum yang tepat untuk mengambil alih jalannya kabinet. "Untuk eksekutif, di awal pemerintah Golkar akan cenderung mengambil posisi aman dan setara dengan partai lain. Namun, ditengah masa pemerintahan, posisi Golkar akan makin kuat terutama jika ada momentum reshuffle," kata Adjie kepada INILAHCOM, Rabu (30/7/2014).

Dia menilai, peluang Golkar masuk koalisi pemerintahan faktor yang sangat besar karena keberadaan Jusuf Kalla. Model pemerintahan Jokowi nantinya, diprediksi tidak akan jauh berbeda saat duet SBY-JK periode 2004-2009. "Jika jadi berkoalisi, kekuatan Golkar di kabinet mendatang kurang lebih sama dengan kekuatan partai ini ketika berkoalisi dalam setgab 2009," jelas Adjie
[url]http://nasional.inilah..com/read/detail/2123765/lsi-golkar-bakal-ambil-alih-kabinet-jokowi#.U9olvaNVZ6g[/url]


Golkar Bakal Rusak Konsolidasi Koalisi Jokowi
31 Juli 2014 | 07:15 WIB

INILAHCOM, Jakarta - Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, masuknya Partai Golkar dalam kabinet Jokowi-JK bakal merusak hubungan komunikasi partai politik pendukung atau koalisi pasangan calon presiden nomor urut 2.

Menurut dia, tentu saja partai pengusung Jokowi-JK dari awal seperti Nasdem dan PKB akan iri jika Golkar bergabung dalam pemerintahan nanti. Apalagi, Golkar minta banyak posisi menteri dari kadernya. "Kekuatan besar di parlemen tentu ia minta kursi menteri yang banyak. Jelas, penarikan Golkar ke koalisi PDIP merusak konsolidasi awal pendukung Jokowi," kata Pangi kepada INILAHCOM, Rabu (30/7/2014). Ia menjelaskan, partai berlambang pohon beringin itu tidak berkeringat dari awal saat pemenangan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Namun, diperhitungkan ketika sudah membangun koalisi baru setelah pemilu presiden.

Memang, kata Pangi, Golkar merupakan partai politik yang terkenal pintar dan berpengalaman, bergerak dengan strategi licin. "Tentu saja menimbulkan sakit hati (partai koalisi Jokowi-JK), nggak berkeringat dari awal namun ketika bergabung belakangan tapi mengambil keputusan penting dalam politik dan mempengaruhi setiap proses politik," jelas dia.
[url]http://nasional.inilah..com/read/detail/2123768/golkar-bakal-rusak-konsolidasi-koalisi-jokowi#.U9olyKNVZ6g[/url]

Agung Laksono Akan Bawa Golkar Gabung ke Jokowi Setelah Rebut Ketua Umum Golkar dari Ical ...
Senin, 28 Juli 2014 | 16:42 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Golongan Karya Agung Laksono menyatakan siap berkoalisi dengan pemerintahan Jokowi-JK. Menurut Agung, koalisi dengan Jokowi-JK mungkin terjadi jika dia menjadi Ketua Umum Golkar. "Kita tak bisa bicara tidak (berkoalisi). Bisa saja itu terjadi," kata Agung di Istana Negara, Senin, 28 Juli 2014.

Agung menuturkan arah koalisi partai beringin bakal ditentukan setelah terpilihnya ketua umum baru. Dia yakin ketua umum baru akan mengubah haluan koalisi yang semula mendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa menjadi mendukung Jokowi-JK. "Selama ini Ical (Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie) arahnya Koalisi Merah Putih. Tapi itu bisa berubah kalau pemimpinnya berubah," ujar Agung.

Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat itu pun optimistis menggantikan Ical. Agung mengaku sudah mendekati pengurus Golkar tingkat provinsi untuk menggalang dukungan.((source)

Agung Laksono Optimistis Gantikan Ical

TEMPO.CO, Jakarta, Senin, 28 Juli 2014 | 16:23 WIB - Wakil Ketua Umum Partai Golongan Karya Agung Laksono menyatakan siap menggantikan posisi Aburizal Bakrie alias Ical sebagai Ketua Umum Golkar. Agung mengaku telah mendekati pengurus Golkar di daerah. "(Pendekatan) sudah rutin dilakukan selaku Wakil Ketua Umum Golkar atau Ketua Umum Kosgoro," kata Agung di Istana Negara, Senin, 28 Juli 2014. (Baca juga: Arah Koalisi Golkar Ditentukan Ketua Baru)

Menurut Agung, partainya bakal menggelar musyawarah nasional pada Oktober 2014. Dia yakin musyawarah nasional itu akan melahirkan ketua umum baru. Namun musyawarah nasional masih menanti rapat pimpinan nasional yang akan menjadi ajang evaluasi hasil pemilu legislatif dan pemilu presiden. Agung yakin pergantian ketua umum partai beringin bisa diadakan dalam musyawarah nasional. "Tak perlu munas luar biasa, cukup musyawarah nasional biasa saja," ujarnya.
http://pemilu.tempo.co/read/news/201...-Gantikan-Ical

Ical Ganjalan Golkar Jika Ingin Bergabung ke Koalisi Jokowi-JK
Kamis, 24 Juli 2014 12:19 | Dibaca 990 kali

Jakarta - Terpilihnya Muhammad Jusuf Kalla sebagai wakil presiden diprediksi akan mengubah arah Partai Golongan Karya. Partai berlambang pohon beringin itu diyakini tak akan menjadi oposisi, mengikuti koalisi permanen Merah Putih. Apalagi sejak musim kampanye pemilihan presiden dan wakil presiden Mei lalu sejumlah kader muda partai 'mbalelo'. Mereka tak mau menaati instruksi sang Ketua Umum Aburizal Bakrie (Ical) agar mendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Sejumlah kader seperti Poempida Hidayatullah, Indra Jaya Piliang, Nusron Wahid, dan Agus Gumiwang Kartasasmita memilih mendukung duet Joko Widodo-Jusuf Kalla. Salah satu alasannya karena JK adalah mantan ketua umum Partai Golkar. Kubu kader Golkar pendukung Jokowi-JK kini di atas angin. Mereka pun berniat membawa Golkar ke 'gerbong' pemerintahan Jokowi-JK. Bakal muluskah langkah para kader muda itu?

Seorang politisi muda Partai Golkar menyadari langkah mereka tak bakal mulus, jika Ical masih menjadi ketua umum. Figur Ical menurut dia ditolak oleh Ketua Umum Partai Nasional Demokrat Surya Paloh, yang lebih dulu di barisan pendukung Jokowi-JK. Surya Paloh dan Ical pernah bersaing dalam perebutan kursi Ketua Umum Partai Golkar. Setelah Ical terpilih sebagai Ketum Golkar, Surya Paloh memilih mendirikan Partai Nasional Demokrat.

Faktor Ical dan Surya Paloh itu juga yang menjadi penghalang saat Golkar ingin mendukung duet Jokowi-JK menjelang pilpres lalu. "SP (Surya Paloh) yang menolak keras Golkar ikut koalisi," kata seorang politisi muda Partai Golkar yang tidak mau disebut namanya saat berbincang dengan detikcom, Kamis (24/7/2014).

Saat ini satu-satunya jalan agar Golkar bisa bergabung di pemerintahan adalah dengan mengganti Ical melalui Musyawarah Nasional. Sejumlah kader muda pun sudah menyerukan agar Golkar segera menggelar Munas untuk mengevaluasi kepemimpinan Ical.

Hingga kini Ical masih bersikap santai menanggapi desakan agar Munas dipercepat menjadi tahun ini dari yang sudah dijadwalkan yakni 2015. Dia bersikeras kalau Munas Golkar hanya bisa digelar tahun depan. "Munas Golkar tetap 2015," kata Ical di kediaman Agung Laksono, Cipinang Cempedak, Jakarta Timur, Rabu (23/7/2014).

Menurut Ical soal pelaksanaan Munas sepenuhnya ditentukan oleh suara Dewan Pimpinan Daerah (DPD). Padahal hingga kini belum ada desakan agar Munas dipercepat menjadi Oktober 2014. "Belum ada desakan itu dari daerah. Yang punya hak suara kan DPD 1, itu mesti kan mesti 2/3 atau lebih 67 persen. Buat saya enggak ada masalah. Kapan saja boleh. Asalkan DPD 1 yang mengusulkan," ujar mantan Menteri Koordinator Perekonomian itu
http://analisadaily.com/news/read/in...322/2014/07/24

----------------------------

GOLKAR dilawan!


emoticon-Ngakak
0
3K
22
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.2KThread40.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.