Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

berrybudi1Avatar border
TS
berrybudi1
Simple School Case [EASY]
Assalamu'alaikum. Wr. Wb. emoticon-shakehand emoticon-Shakehand2

Pagi yang hangat ini, ane mau kasih case buat agan-agan CYSTG. Sesuai judulnya, case ini terjadi di sekolah. Tapi ini bukan kasus pembunuhan kok. Cuma kasus biasa yang mungkin terjadi di kehidupan sehari-hari. Monggo dicoba jawab. emoticon-Blue Guy Cendol (L) emoticon-Blue Guy Cendol (L) emoticon-Blue Guy Cendol (L)

-----=====O=====-----


Namaku Satria, murid kelas 1 yang baru saja masuk ke SMA N 2 XXX (Maaf disensor, daripada digugat pihak sekolahnya). MOPD baru saja kulewati, dan ini masa-masa pertamaku di SMA .

Wali Kelasku masuk ke kelas, membagikan formulir yang berisi ekstrakulikuler apa yang ingin kuikuti.

Aku melihat tulisan 'Seni Rupa'. Begitu melihatnya, aku langsung mencentangnya. Yah, sebenarnya aku cukup baik dalam menggambar sih. Waktu SMP dulu aku pernah juara 2 lomba melukis tingkat Provinsi.

Sepulang sekolah, aku ke ruang guru. Para guru bilang ekstrakulikuler Seni Rupa 'hampir' dibubarkan karena kurang peminatnya. Bahkan, ruang Seni Rupa jarang yang masuk, jadi ruangan sering terkunci.

Aku mengambil kunci ruang Seni Rupa (khusus untuk siswa). Tidak ada lagi kunci untuk siswa yang tersisa disini. Hana saja ada sekumpulan kunci yang diikat menjadi satu disebelahnya . Kata guru itu master key, digunakan untuk keadaan darurat ketika kunci hilang.

Gedung ruang guru ada di ujung barat, sedangkan ruang Seni Rupa di ujung timur. Apalagi Ruang Seni Rupa ada di lantai 2, bersama dengan Ruang Seni Musik dan Ruang Lingkungan Hidup.

Ketika aku berjalan menaiki tangga ke lantai 2, aku bertemu dengan seorang petugas sekolah. Dia membawa sebuah tangga lipat dan kardus bekas lampu neon. karena aku masih kurang hafal jalan, aku mencoba bertanya pada petugas tersebut.

"Permisi, pak. Ruang Seni Rupa dimana ya?" tanyaku dengan nada datar.

"Oh. Kamu naik aja, terus belok kanan. Ruangannya di tengah, sebelah ruang Seni Musik." petugas itu langsung pergi membawa tangganya meninggalkanku.

Aku sampai di ujung lorong, tepat di depan pintu ruang Seni Rupa. Aku mencoba membuka pintunya, tapi terkunci. Aku malah baru sadar kalo kuncinya ada padaku.

Aku membuka pintu lalu memasuki ruangan. Ada sesosok gadis sedang asik menonton lukisan di dinding ruangan (Manusia lho, gan). Dia melihatku dengan wajah manisnya.

Aku agak penasaran dengannya. "Maaf, kamu siapa ya?"

"Oh. Aku Nadia, kelas 1-B." dia memperkenalkan diri dengan hangat, walaupun terlihat agak malu di wajahnya.

Aku berada di kelas 1-A. Dia ada di kelas sebelah ternyata. Tapi, aku merasa ada yang janggal disini.

"Aku Satria, kelas 1-A. Ngomong-ngomong, bagaimana caramu masuk ke ruangan ini?" Aku benar-benar bingung.

"Pintunya nggak dikunci kok. Jadi aku langsung masuk saja." Wajahnya datar, nggak ada ekspresi penasaran sedikitpun bagaimana dia bisa masuk ruangan ini.

"Tapi, aku yang bawa kuncinya, lho. Terus siapa yang ngunci nih ruang?" Aku menunjukkan kunci ruang ini padanya.

Nadia malah menatapku tajam. "Ini aneh!" dia malah melirik ke arah pintu. "Ada yang ngintipin kita." Nadia berbisik pelan padaku.

Aku ikut melihat ke arah pintu. Terlihat bayangan seseorang disana. Aku langsung membuka pintu. Ternyata ada sahabatku yang sedang melaksanakan rencana 'anehnya' padaku.

Dia adalah Kevin. Sahabatku dari SMP, dan sekarang masuk kelas 1-C. Dia emang sering nyomblangin temen-temennya sama cewek. Pernah dulu dia berhasil nyomblangin 4 temennya dalam waktu 2 minggu. Sayangnya, dia sendiri malah jomblo.

"Ngapain lu kesini? Kamu harusnya ikut Seni Musik di ruang sebelah, kan?" tanyaku heran.

"Yah, nggak apa kok. Aku masuk ruang musik agak telat, dan guru juga keluar bentar. Jadi aku masuk ruanganku nanti saja dulu. Tadi aku kebetulan aja liat kamu lewat sini. Aku jadi penasaran kamu mau ngapain, eh ternyata malah mau pacaran." Dia menepuk pundakku sok akrab.

"Status jomblomu itu yang harus kau pedulikan daripada aku." aku mengejeknya.

"Yah, maaf deh kalau aku mengganggu kalian. Tapi aku denger kalian tadi ngomongin sesuatu yang menarik." Kevin tersenyum kecil.

Nadia jadi bersemangat. "Iya tuh! Tadi, pas aku masuk pintunya nggak kekunci. Tapi, pas Satria masuk pintunya malah kekunci. Jadi selama Satria masuk, aku kekunci di ruangan ini. Aneh, kan?!"

Aku langsung ikut ngomong. "Oke. Kita bakal coba cari tahu. Kapan kamu masuk ruangan ini?"

"Sekitar 2 menit yang lalu sebelum kamu." ujar Nadia santai.

"Kalau begitu, coba cek ruang sebelah nyok." jawabku ikut santai.

Aku melihat lubang kunci ruang Seni Musik, dan kucoba memasukkan kunci yang kubawa. Ternyata cocok.

"Maaf mengganggu! Siapa yang membawa kunci untuk siswa di ruangan ini?" ujarku agak lantang.

"Aku!" Teriak seorang diantara mereka, sambil memetik gitarnya. Sepertinya dia adalah gitaris band Kevin.

"Apa kau mengunci ruangan Seni Rupa?" timpalku.

"Enggak tuh. Pas kami kesini udah kebuka." jawabnya datar.

"Siapa yang membuka ruangan ini?" tanyaku balik.

"Aku." muncul suara seseorang yang berat dari arah belakang.

Kami menengok ke belakang. Muncul guru Musik yang wajahnya garang dan nada yang berat. Tatapannya tajam pada kami, seolah ingin membunuh. Ya, dia adalah guru killer.

Kami langsung kabur dari tempat itu dan kembali ke ruang Seni Rupa. Rasa gemetaran di kaki kami terus terasa dan tak kunjung hilang.

"Ngeri banget tuh guru! Kayak psikopat aja." ujarku ketakutan.

"Yang lebih penting lagi, kita belum mengecek ruang Lingkungan Hidup." Nadia mengingatkanku.

"Yang deket tangga itu?" balasku.

Nadia mengangguk.

Kami mencocokkan lagi kunci di pintu ruang LH. Hasilnya sama juga. Makanya aku bertanya pada anggota LH.

"Apa disini ada yang mengunci ataupun membuka pintu ruang Seni Rupa?"

Mereka semua menggelengkan kepala, termasuk guru mereka. "Kami bahkan baru mulai, kok." ujar guru LH.

Aku langsung menemukan kesimpulan, dan kembali ke ruang Seni Rupa.

"Jadi gimana, Satria? Kamu udah tahu siapa yang mengunci ruangan ini?" Nadia jadi penasaran.

Aku mengangguk mantab.

-----=====O=====-----


Oke! Detective, START!emoticon-cystg

NB : Maaf kalo ceritanya bertele-tele dan jadi kayak novel. Ini juga diangkat dari sebuah novel, lho. emoticon-Cendol (S)

-----=====O=====-----


Udah muncul beberapa jawaban dari kaskuser. Berikut jawaban mereka serta jawaban yang benar. emoticon-cystg

Spoiler for Penjawab yang berpikir pendek:


Spoiler for Penjawabnya anak lulusan SD:


Spoiler for Penjawabnya udah berpikir keras, tapi malah salah kaprah:


Spoiler for Ketahuan ane duplikat darimana, tapi caranya salah karena udah dimodifikasi:


Spoiler for Jawaban yang benar:


Kekekekeke. Nggak ada yang bisa njawab. Jadi pulsanya hangus deh. Simple School Case [EASY]
Makasih yang udah njawab meski ngasal dan salah. Selanjutnya kasusnya mau pake tokoh Satria dan Nadia lagi, ya?

Arigato for reading, Detective! emoticon-cystg
Simple School Case [EASY]
Diubah oleh berrybudi1 14-07-2014 09:00
0
3K
24
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Can You Solve This Game?
Can You Solve This Game?KASKUS Official
2.9KThread2KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.