zevinnovaldiAvatar border
TS
zevinnovaldi
Umroh Jokowi, Ibadah ataukah Pencitraan Jelang Pilpres ?


Memasuki masa tenang, para pendukung atau simpatisan baik dari kubu Prabowo-Hatta maupun Jokowi-JK dilarang melakukan hal-hal yang berbau kampanye, tapi hal itu tidak menghentikan mereka untuk melakukan tindakan-tidakan yang dapat mencuri perhatian publik. Sebut saja perginya Jokowi bersama keluarganya ke tanah suci untuk melaksanakan umroh. Sulit mungkin bagi pendukung prabowo untuk tidak menyebutnya sebagai bentuk pencitraan.

Sebuah resiko yang harus ditanggung oleh seorang calon pemimpin adalah setiap tindakannya akan selalu menjadi pusat perhatian publik yang akan mengundang kontroversi, jika melakukan hal yang salah maka akan diserang oleh kubu lawan dan gembar gemborkan bahwa capres A atau B telah melakukan ini itu dan dikatakan bahwa capres tersebut tidak layak untuk mnjadi pemimpin. Sebaliknya jika capres tersebut melakukan hal yang benar maka tindakan tersebut akan dinilai sebagai bentuk pencitraan. Begitu pula dengan niat jokowi untuk melakukan umroh ke tanah suci.

Pada dasarnya Umroh ke tanah suci dibulan ramadhan merupakan ritual yang sangat mulia dan sunnah. Namun ketika ritual tersebut dilakukan oleh seorang Capres maka tetap saja akan menimbulkan Pro dan Kontra. Bagi mereka pendukung jokowi tentu ini merupakan bukti sekaligus bantahan terhadap tundingan yang mempertanyakan keislaman pribadi jokowi. Tapi bagi mereka pendukung prabowo ini akan dianggap sebagai pencitraan.

Bukan tanpa alasan jika pendukung Prabowo menganggapnya sebagai pencitraan. Selain karena posisi jokowi sebagai pesaing Prabowo memperebutkan posisi RI-1, juga dikarenakan Timing-nya yang memang kurang tepat karena mendekati hari pemilihan presiden pada 9 juli 2014 nanti. Sebab jika seandainya terjadi gangguan keamanan terhadap Jokowi beserta rombongannya dalam melaksanakan kegiatan Umroh tersebut sehingga keselamatannya terancam (Na’udzu billahi min dzalik), tentu ini akan merusak jalannnya pesta demokrasi. Sekaligus akan memantik munculnya kecurigaan maupun prasangka terhadap berbagai pihak. Pendukung jokowi pun tidak akan segan-segan melayangkan tuduhannya terhadap kubu Prabowo yang merupakan satu satunya pesaing politik jokowi dalam pertarungan pilpres kali ini, sebagai dalang dibalik peristiwa tersebut. Sungguh kita sebagai warga negara Indonesia tidak akan menginginkan hal itu terjadi.

Seharusnya jika memang Umroh tersebut benar benar diniatkan Lillahi ta’ala, tak bisakah Jokowi bersabar dan menunggu beberapa hari sampai proses pemilihan presiden selesai Sehingga tidak menimbulkan pandangan negatif sekaligus tidak mengancam persatuan bangsa indonesia dan umrohnya pun akan terlaksana dengan lancar dan tenang tanpa dicurigai sebagi pencitraan.

Menurut pengamat politik ibukota, Amir Hamzah, disebarkannya foto Jokowi melaksanakan ibadah umrah dinilai karena yang bersangkutan masih ragu dengan keislaman dirinya. Amir berpendapat, jika Jokowi yakin dirinya penganut agama Islam yang taat, maka Jokowi tak perlu mengedarkan foto saat dirinya umroh ke perkampungan warga.

"Saya menilai Jokowi masih ragu apakah dirinya betul-betul Islam, makanya dia menyebarkan foto-fotonya itu. Saya sendiri dapat foto umroh ini saat mengunjungi kerabat di kawasan Tanah Tinggi dan Koja," ujar Amir, Jumat lalu.

Amir Hamzah menuturkan sebenarnya Jokowi tak harus menampakkan kemusliman dirinya, namun lebih penting pada tindakan nyata dalam perilaku sehari-hari, misalnya sebagai orang yang diberi amanah memegang suatu jabatan. "Saya juga ragu foto itu hasil manipulasi komputer. Tukang foto pun tahu kalau foto umroh itu hasil manipulasi," cetusnya.

Sedangkan pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, A Bakir Ihsan, mengatakan peredaran foto Jokowi ke masyarakat itu sangat politis. Hal ini merupakan satu diantara upaya untuk menangkal isu SARA yang dialamatkan kepada Jokowi.

"Sangat wajar. Kegiatan ibadah politisi akan selalu memunculkan banyak makna layaknya politik, tak ada makna abadi kecuali kepentingan," ujarnya.


Berikut Detail Perjalanan Umroh Jokowi

(1) Jkt - Jeddah - Jkt, tgl 6-7 Juli (hanya 24 Jam) di Arab Saudi). Hanya berapa jam beribadah?

(2) Tiket First/business Class, kira2 5.500,- US$. Total 22.000,- US$ utk 4 orang a/n Joko Widodo Miharjo, Iriana Ngadijo dan dua anaknya Gibran dan Kahiyangayu.

(3) Penyelenggaranya, DENA Tour dan di Jeddah di atur Syekh Muhamad.

4) Rombongan Jokowi, berangkat 6 Juli GA 980 pkl. 11.15. Tiba di Jeddah pkl. 17.15. Kembali 7 Juli, pkl. 18.00 dan tiba di Jakarta lagi 8 Juli, pkl. 08.30 dengan GA 981.

5). Rombongan di First/ Bussines Class = 12 orang dan ekonomi = 13 orang. Jadi total = 29 Orang. Silakan anda total berapa pengeluaran umroh Jokowi.

Kalau begini, di mana letak sederhananya? Betapa tidak merakyatnya? Betapa Umroh (ibadah puncak yg suci) dilabeli dan dilekatkan dengan politik? Dimana berkahnya? Perlukah Umroh diliput oleh media (Metro TV)? Ataukan beribadah hanya karena kepenitingan politik semata? Hal ini patut untuk kita renungkan.

0
7.2K
84
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.8KThread40.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.