Akhirnya 5 Juli 2014 telah berakhir segera, akan berakhir sudah berita - berita saling memojokkan dan akan berakhir juga spanduk-spanduk berisi puji-pujian terhadap manusia. Bulan Ramadhan tapi seperti bukan bulan Ramadhan, ada capres yang goyang-goyang ketika pemusik manca datang, ada juga sore-sore menuju maghrib, pada nyanyi-nyanyi sampai lupa ini bulan berkah bulan penuh hikmah.

Terima kasih pak Prabowo dan Pak Hatta sudah mengisi hari hari saya mencari detail tentang beliau, karena kekaguman saya yang tak terelakan dengan kehidupan prajurit , tak lepas dari beberapa paman saya yang seorang prajurit itu sendiri, dan cerita kehebatan tentara Kopassus yang sampai sekarang begitu di segani di asia pasifik dengan berbagai kesuksesan dan ketangguhan di lapangan.

Terima kasih juga kepada pak Jokowi dan Pak Kalla berkat beliau hari-hari saya dipenuhi berita berita jelek pemerintahan selama ini, tentang bagaimana buruknya pemerintahan, korupsi sejumlah menteri dan ketidak becusan pengelolaan kekayaan negara. Menghidupkan kembali ingatan rakyat - rakyat kecil akan susahnya kehidupan saat ini meskipun dengan penuh keyakinan anak kecil pun saat ini sudah banyak menggegam hanphone smartnya ketimbang waktu saya jaman bocah dulu.

Disadari atau tidak sebenarnya pemilu kali ini sudah memberikan banyak warna tetapi di sadari jugalah di pemilu kali ini, Tuhan mulai di tinggalkan di ganti keyakinan dengan manusia, bak malaikat bersayap yang dapat menolong kehidupan. Padahal sudah jelaslah, Allah tak akan merubah nasib suatu kaum kalau kaum itu sendiri tak berusaha, dan Allah sangat membenci umatnya yang menggantungkan hidupnya selain kepada-Nya.

Banyak surat terbuka di tujukan kepada si A, B, C, dan D tetapi tak ada surat terbuka di tujukan kepada para pemimpin partai , kepada para wakil rakyat, dan kepada para Pejabat tentang bagaimana susahnya mengais rezeki di negeri sendiri selama bertahun-tahun, tentang bagaimananya susahnya menjual hasil bumi dengan harga yang sesuai, tentang bagaimana rasanya menjadi masyarakat pedalaman yang mudah di bodohi, tentang bagaimana banyaknya pengemis dan gelandangan di Ibukota menjelang Ramadhan, tentang bagaimana mahalnya menjadi seorang sarjana bahkan menjadi anak yang mengerti huruf dan angka sekalipun. Kita semua di Lupakan dengan kemegah megahan yang ada.

Teruntuk sahabatku, adik-adikku, seniorku dan para gurunda serta orang-orang yang tak bisa aku sebutkan satu persatu, 9 Juli 2014 nanti apapun pilihan anda baik satu ataupun dua, semuanya tak akan bisa mengubah kehidupan ini drastis tanpa ikut campur tangan kita sendiri, tanpa bagaimana kita melek dengan kondisi politik, tanpa kita awasi kinerja pemerintahan. Bukankah ada sebuah peribahasa yang sangat agung di negeri ini yang mengatakan " Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh" , maka Bersatulah dan teguhkanlah hati kalian membangun Indonesia lebih baik, mengikhlaskan diri untuk negeri termasuk belajar memaknai betapa berharganya sumpah pemuda yang sudah amat jauh di tinggalkan oleh manusia itu sendiri.

Bukankah kita ini berbangsa satu tetapi kenapa ada Reublik Maluku Selatan, Kenapa ada Gerakan Aceh Medeka, kenapa pula ada Operasi papua Merdeka lalu kemana semangat pemuda yang ada di 28 oktober 1928 apakah itu sudah luntur berganti dengan rasa kebanggaan daerah. Lalu tak melihatkah engkau darah-darah pahlawan yang telah gugur mempertaruhkan nyawanya untuk menyatukan negeri ini namun demi uang , darah yang dulu dikatakan bertumpah darah satu hanya tinggal kiasan dan menjadi hiasan layaknya lukisan yang luntur. Dan bagaimana bahasa sudah tak Indonesia lagi di ganti dengan banyaknya bahasa gaul dan bahasa "MENDAERAHKAN" yang kini hampir memusnahkan bahasa Indonesia.

Apapun hasilnya di 9 Juli 2014 nanti, ingatlah mari kita mulai satukan hati dan tekad, bangun kembali Sriwijaya, Majapahit, Kutai, Mataram, samudera Pasai yang dahulu gagah perkasa menguasai asia bahkan di seganikembali berjaya di sebuah negeri layaknya sepotong surga yang terlempat di Bumi, Ya Negeri itu tak lain "INDONESIA",
9 Juli 2014, akan jadi saksi apakah kita ini runtuh atau bersatu padu apapun hasilnya.

Salam
Pemuda biasa yang punya mimpi Luar biasa