Selama ini, orang-orang Indonesia berkecil hati manakala dihadapkan dengan negara maju baru seperti Korea Selatan. Negara yang empat dekade lampau ini kondisinya masih lebih memprihatinkan dari Indonesia kini sudah memproduksi perangkat elektronik berkelas global di bawah bendera Samsung dan LG, selain juga alay-alay tingkat dunia yang lebih akrab dikenal dengan nama K-Pop.

Namun Indonesia kini boleh berbangga diri. Penelitian yang dilansir oleh lembaga survey Baubau menunjukkan, meski tak punya iPhone sebagaimana AS, ataupun tak punya Galaxy sebagaimana Korea Selatan, Indonesia ternyata punya waktu untuk menggunakan semua produk tersebut.

“Betul. Di antara 110 negara yang kami teliti, Indonesia terbukti memiliki waktu yang paling banyak untuk menggunakan gadget-gadget tersebut. Berbanggalah, kalian,” terang John Thor, peneliti utama dari Baubau.

Masih dalam kesempatan yang sama, John Thor juga menyampaikan, meski Indonesia tak punya Kakao Talk seperti Korea Selatan atau Line seperti Jepang, negara ini pun punya waktu yang paling banyak untuk menggunakannya.

“Tapi saya jadi heran ya, Mas. Berarti kapan kalian punya waktu untuk mandi, buang air, makan, kerja kalau sepanjang hari kalian pegang gadget?” John Thor bertanya-tanya dan ditanggapi dingin oleh wartawan Tomatoes yang sedang asyik WhatsApp-an.

Mungkin hal ini membingungkan bagi orang-orang asing. Namun tentu saja tidak bagi orang Indonesia itu sendiri. Disampaikan oleh budayawan Jantan Nusantara, fenomena ini menggambarkan kecanggihan budaya bangsa Indonesia yang tak dimiliki oleh bangsa-bangsa lain.

“Manusia Indonesia itu sudah mengembangkan cara hidup yang luar biasa mengagumkan. Mandi sambil BBM-an. Sikat gigi sambil main Angry Bird. Naik motor mengangkut satu keluarga sambil telpon-telponan. Coba, mana ada bangsa lain di dunia ini yang bisa mengembangkan kecerdasan multitasking secakap ini?” ujar Jantan menggebu-gebu.

Sementara Menteri Perdagangan, Gita Wira-wiri, menyatakan turut berbangga mendengar Indonesia terpilih sebagai negara dengan waktu terbanyak menggunakan piranti-piranti impor ini. Ditegaskan Gita sambil wira-wiri tak jelas di lapangan futsal kantornya, “Saya sudah sadar dari dulu kalau Indonesia ini bangsa yang besar. Nah, besar kan bisa dalam artian macam-macam. Termasuk besar kepala, besar mulut, besar pasak daripada tiang. Ya, intinya, kita patut berbanggalah kini salah satu kebesaran kita itu diakui.”

Ke depan, disampaikan menteri yang acap tersandung karena kegemarannya wira-wiri itu, Kementerian Perdagangan berencana mengekspor waktu bangsa Indonesia untuk negara-negara yang tak punya waktu untuk bersenang-senang.

“Ini komoditas yang langka, lho, khususnya buat negara-negara industri sibuk seperti Jepang. Kita pasti unggul kalau bisa mengekspor ini. Rencana yang cerdas, kaan?” pungkas Gita sebelum jatuh tersandung bola.

SUMBER: http://tabloidtomatoes.com/