- Beranda
- Berita dan Politik
Jokowi Di Minta Selesaikan Kasus HAM
...
![anidewi](https://s.kaskus.id/user/avatar/2014/05/15/avatar6795030_1.gif)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
TS
anidewi
Jokowi Di Minta Selesaikan Kasus HAM
siapa sih gan yang gak mau kasus pelanggaran HAM 98 itu selesai?? yang jadi masalah kan sekarang ini karena pelakunya masih aja doyan ngeles gan
padahal semua orang juga tahu ko dia yang melakukan itu, bahkan bantahan dari atasannya pun bikin dia ga berkutik akhirnya gan
semoga aja jokowi bisa bikin kasus ini selesai dan pelakunya mendapat hukuman yang setimpal, di culik juga gan sama crew YKS ![Ngakak emoticon-Ngakak](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ohtyfyn16.gif)
JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Perhimpunan Indonesia-Tionghoa (INTI) Budi Santoso meminta pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla menuntaskan pengusutan kasus dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM), jika memenangi Pemilu Presiden 2014. Hal itu disampaikan Budi dalam silaturahim Jokowi-JK dengan INTI, di Ballroom Sun City, Jakarta Pusat, Kamis (26/6/2014) malam.
"Apabila Jokowi-Jusuf Kalla jadi presiden, kita minta pluralisme, kebhinekaan, pelanggaran HAM berat, bisa dituntaskan dengan baik. Sehingga bangsa kita melaju ke depan tanpa beban," ujar Budi.
Budi mengatakan, Indonesia telah ditakdirkan menjadi bangsa yang pluralis. Ia menilai, Jokowi-JK mampu membawa Indonesia menjaga keutuhan bangsa di tengah keberagaman. Salah satunya dengan menyelesaikan kasus pelanggaran berat HAM.
Harapan senada juga diungkapkan salah satu pendiri INTI Benny Gatot Setiono. Menurut Benny, warga Tionghoa yang hidup di DKI Jakarta selalu sulit menjawab jika ditanya soal kasus 1998.
"Ditanya kasus Mei, kasus penculikan, kami ini bingung jawabnya. Siapa yang akan tanggung jawab. Kami percaya kalau Bapak (Jokowi) menang, pasti mau menyelesaikan masalah ini," ujarnya.
Acara silaturahim itu dihadiri oleh sekitar dua ribu warga Tionghoa. Acara yang dijadwalkan pukul 20.00 WIB molor hingga pukul 21.10 WIB, karena menunggu kedatangan Jokowi. Ia datang seorang diri tanpa pasangannya, Jusuf Kalla.
Merdeka.com - Calon presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri temu muka dengan Indonesia Tionghoa (INTI) di Ball Room, Hotel Suncity, Glodok, Jakarta Barat. Dalam kesempatan itu, Jokowi diharapkan dapat menyelesaikan kasus hak asasi manusia (HAM) yang selama ini tidak jelas.
Sekretaris Jenderal Perhimpunan INTI Budi Santoso mengatakan, bergantinya kepemimpinan di Indonesia tidak berarti penyelesaian kasus HAM di Indonesia terselesaikan. Dia mengharapkan, pasangan capres cawapres Jokowi-Jusuf Kalla (JK) dapat menyelesaikannya.
"Apabila Jokowi-Jusuf Kalla jadi presiden, kita minta pluralisme, kebhinekaan, pelanggaran HAM berat, bisa dituntaskan dengan baik. Sehingga bangsa kita melaju ke depan tanpa beban," katanya, Kamis (26/6).
Dia menambahkan, Indonesia seharusnya menjadi bangsa yang plural. Karena terdiri dari berbagai suku, agama dan ras. Sehingga, Jokowi - JK mampu memberi perlindungan bagi seluruh rakyat Indonesia.
"Indonesia begitu plural, kami menitip pesan kepada siapapun yang memimpin, bahwa Indonesia harus dijaga keutuhannya, tidak peduli apa agamanya, bahkan ada yang tidak beragama sekalipun. Kami percaya, Jokowi - JK mampu membawa Indonesia menjaga keutuhan bangsa di tengah keberagaman," ujarnya.
Terkait undangan yang disampaikan kepada Jokowi, salah seorang pendiri INTI Benny Gatot Setiono membantah kalau pihaknya mendukung Jokowi - JK sebagai capres 2014. Karena undangan tersebut diberikan agar Jokowi dapat mengenal INTI sebagai organisasi yang memerangi diskriminasi terhadap etnis Tionghoa.
"Pertama untuk mengenal apa itu INTI. Lahir 10 April 99 sebagai buah reformasi, waktu itu keadaan negara penuh UU diskriminatif dan puncaknya peristiwa Mei yang kelam. INTI tidak berpolitik, tidak mendukung siapa-siapa. Tapi kami punya kewajiban memberikan pendidikan politik dan tanggungjawab sebagai anak bangsa," ungkap Benny.
Terkait kasus HAM yang banyak menjadikan warga Tionghoa sebagai korban, Benny pun menganggap, saat ini banyak warga Tionghoa yang pesimis kejahatan HAM di Indonesia tidak akan selesai.
"Ditanya kasus Mei, kasus penculikan, kami ini bingung jawabnya. Siapa yang akan tanggung jawab. Kami percaya kalau Bapak (Jokowi) menang, pasti mau menyelesaikan masalah ini," ujarnya.
Jokowi datang ke acara tersebut dengan didampingi oleh Teten Masduki, Maruarar Sirait dan ekonom Faisal Basri. Mantan walikota Solo itu pun langsung mendapatkan sambutan cukup meriah dari para pengurus INTI setibanya di lokasi acara.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) menggelar temu silaturahmi dengan calon presiden nomot urut 2 Joko Widodo (Jokowi), di Hotel Suncity, kawasan Glodok, Jakarta barat (26/6).
Acara yang dihadiri oleh ribuan simpatisan INTI tersebut merupakan agenda lanjutan setelah pada pada tanggal 12 juni 2014 digelar kegiatan serupa dengan pasangan capres-cawapres nomor urut 1, Prabowo Subiyanto – Hatta Rajasa.
Dalam acara ini, masing-masing pihak baik INTI maupun Jokowi, menyampaikan visi-misi serta harapan terkait pemimpin Indonesia masa depan. INTI menegaskan mereka merupakan paguyuban yang tidak terikat kekuatan politik manapun. Namun semua anggotanya memiliki hak politik.
Benny G Setiono selaku ketua INTI, mengharapkan jika Jokowi terpilih, bisa lebih fokus pada penyelesaian masalah HAM yang menimpa masyarakat Tionghoa pada periode Mei 1998.
“Kalau ditanya masalah Mei pasti digantung, kami percaya kalau bapak menang pasti bisa mengatasi,” ujar Beni, berisi harapan pada Jokowi, yang disambut tepuk tangan seluruh hadirin.
INTI merupakan paguyuban masyarakat Tionghoa yang lahir pada 10 April 1999. Kegiatan yang diselenggarakan oleh perkumpulan ini, menegaskan mereka bukanlah organisasi politis dan steril dari kegiatan politik praktis. Kegiatan berlangsung semarak dan ceria, dipenuhi tepuk tangan dan riuhan hadirin yang selalu mewarnai sambutan setiap tokoh yang berbicara.
Kejadian menarik mewarnai sambutan Sekretaris Jendral (Sekjen) INTI, Budi Tanuwibowo. Saat meneriakkan nama capres Jokowi disandingkan dengan nama cawapres Hatta Rajasa, yang merupakan dua kubu yang berlawanan. Hal itu sontak menghadirkan gelak tawa dan teriakan dari para hadirin. Segera setelah itu ia meralat dengan ucapan bahwa sekjen juga manusia.
Capres Jokowi datang tanpa ditemani pasangannya cawapres Jusuf Kalla. Hadir pula di tempat yang sama politikus PDI Perjuangan, yang juga tim sukses Jokowi, Maruarar Sirait. Dalam sambutannya Jokowi lebih menekankan pada aspek moralitas pendidikan dasar, penguatan pangan dan energi, jaringan dan transportasi, serta sistem perijinan yang tidak menyulitkan.
sumber 1
sumber 2
sumber 3
![Ngakak emoticon-Ngakak](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ohtyfyn16.gif)
![Ngakak emoticon-Ngakak](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ohtyfyn16.gif)
![Ngakak emoticon-Ngakak](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ohtyfyn16.gif)
Quote:
Masyarakat Tionghoa Minta Jokowi-JK Tuntaskan Kasus HAM dan Jaga Pluralisme
JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Perhimpunan Indonesia-Tionghoa (INTI) Budi Santoso meminta pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla menuntaskan pengusutan kasus dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM), jika memenangi Pemilu Presiden 2014. Hal itu disampaikan Budi dalam silaturahim Jokowi-JK dengan INTI, di Ballroom Sun City, Jakarta Pusat, Kamis (26/6/2014) malam.
"Apabila Jokowi-Jusuf Kalla jadi presiden, kita minta pluralisme, kebhinekaan, pelanggaran HAM berat, bisa dituntaskan dengan baik. Sehingga bangsa kita melaju ke depan tanpa beban," ujar Budi.
Budi mengatakan, Indonesia telah ditakdirkan menjadi bangsa yang pluralis. Ia menilai, Jokowi-JK mampu membawa Indonesia menjaga keutuhan bangsa di tengah keberagaman. Salah satunya dengan menyelesaikan kasus pelanggaran berat HAM.
Harapan senada juga diungkapkan salah satu pendiri INTI Benny Gatot Setiono. Menurut Benny, warga Tionghoa yang hidup di DKI Jakarta selalu sulit menjawab jika ditanya soal kasus 1998.
"Ditanya kasus Mei, kasus penculikan, kami ini bingung jawabnya. Siapa yang akan tanggung jawab. Kami percaya kalau Bapak (Jokowi) menang, pasti mau menyelesaikan masalah ini," ujarnya.
Acara silaturahim itu dihadiri oleh sekitar dua ribu warga Tionghoa. Acara yang dijadwalkan pukul 20.00 WIB molor hingga pukul 21.10 WIB, karena menunggu kedatangan Jokowi. Ia datang seorang diri tanpa pasangannya, Jusuf Kalla.
Quote:
Warga Tionghoa minta Jokowi selesaikan kasus HAM
Merdeka.com - Calon presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri temu muka dengan Indonesia Tionghoa (INTI) di Ball Room, Hotel Suncity, Glodok, Jakarta Barat. Dalam kesempatan itu, Jokowi diharapkan dapat menyelesaikan kasus hak asasi manusia (HAM) yang selama ini tidak jelas.
Sekretaris Jenderal Perhimpunan INTI Budi Santoso mengatakan, bergantinya kepemimpinan di Indonesia tidak berarti penyelesaian kasus HAM di Indonesia terselesaikan. Dia mengharapkan, pasangan capres cawapres Jokowi-Jusuf Kalla (JK) dapat menyelesaikannya.
"Apabila Jokowi-Jusuf Kalla jadi presiden, kita minta pluralisme, kebhinekaan, pelanggaran HAM berat, bisa dituntaskan dengan baik. Sehingga bangsa kita melaju ke depan tanpa beban," katanya, Kamis (26/6).
Dia menambahkan, Indonesia seharusnya menjadi bangsa yang plural. Karena terdiri dari berbagai suku, agama dan ras. Sehingga, Jokowi - JK mampu memberi perlindungan bagi seluruh rakyat Indonesia.
"Indonesia begitu plural, kami menitip pesan kepada siapapun yang memimpin, bahwa Indonesia harus dijaga keutuhannya, tidak peduli apa agamanya, bahkan ada yang tidak beragama sekalipun. Kami percaya, Jokowi - JK mampu membawa Indonesia menjaga keutuhan bangsa di tengah keberagaman," ujarnya.
Terkait undangan yang disampaikan kepada Jokowi, salah seorang pendiri INTI Benny Gatot Setiono membantah kalau pihaknya mendukung Jokowi - JK sebagai capres 2014. Karena undangan tersebut diberikan agar Jokowi dapat mengenal INTI sebagai organisasi yang memerangi diskriminasi terhadap etnis Tionghoa.
"Pertama untuk mengenal apa itu INTI. Lahir 10 April 99 sebagai buah reformasi, waktu itu keadaan negara penuh UU diskriminatif dan puncaknya peristiwa Mei yang kelam. INTI tidak berpolitik, tidak mendukung siapa-siapa. Tapi kami punya kewajiban memberikan pendidikan politik dan tanggungjawab sebagai anak bangsa," ungkap Benny.
Terkait kasus HAM yang banyak menjadikan warga Tionghoa sebagai korban, Benny pun menganggap, saat ini banyak warga Tionghoa yang pesimis kejahatan HAM di Indonesia tidak akan selesai.
"Ditanya kasus Mei, kasus penculikan, kami ini bingung jawabnya. Siapa yang akan tanggung jawab. Kami percaya kalau Bapak (Jokowi) menang, pasti mau menyelesaikan masalah ini," ujarnya.
Jokowi datang ke acara tersebut dengan didampingi oleh Teten Masduki, Maruarar Sirait dan ekonom Faisal Basri. Mantan walikota Solo itu pun langsung mendapatkan sambutan cukup meriah dari para pengurus INTI setibanya di lokasi acara.
Quote:
INTI Desak Jokowi Tuntaskan Kasus Pelanggaran HAM
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) menggelar temu silaturahmi dengan calon presiden nomot urut 2 Joko Widodo (Jokowi), di Hotel Suncity, kawasan Glodok, Jakarta barat (26/6).
Acara yang dihadiri oleh ribuan simpatisan INTI tersebut merupakan agenda lanjutan setelah pada pada tanggal 12 juni 2014 digelar kegiatan serupa dengan pasangan capres-cawapres nomor urut 1, Prabowo Subiyanto – Hatta Rajasa.
Dalam acara ini, masing-masing pihak baik INTI maupun Jokowi, menyampaikan visi-misi serta harapan terkait pemimpin Indonesia masa depan. INTI menegaskan mereka merupakan paguyuban yang tidak terikat kekuatan politik manapun. Namun semua anggotanya memiliki hak politik.
Benny G Setiono selaku ketua INTI, mengharapkan jika Jokowi terpilih, bisa lebih fokus pada penyelesaian masalah HAM yang menimpa masyarakat Tionghoa pada periode Mei 1998.
“Kalau ditanya masalah Mei pasti digantung, kami percaya kalau bapak menang pasti bisa mengatasi,” ujar Beni, berisi harapan pada Jokowi, yang disambut tepuk tangan seluruh hadirin.
INTI merupakan paguyuban masyarakat Tionghoa yang lahir pada 10 April 1999. Kegiatan yang diselenggarakan oleh perkumpulan ini, menegaskan mereka bukanlah organisasi politis dan steril dari kegiatan politik praktis. Kegiatan berlangsung semarak dan ceria, dipenuhi tepuk tangan dan riuhan hadirin yang selalu mewarnai sambutan setiap tokoh yang berbicara.
Kejadian menarik mewarnai sambutan Sekretaris Jendral (Sekjen) INTI, Budi Tanuwibowo. Saat meneriakkan nama capres Jokowi disandingkan dengan nama cawapres Hatta Rajasa, yang merupakan dua kubu yang berlawanan. Hal itu sontak menghadirkan gelak tawa dan teriakan dari para hadirin. Segera setelah itu ia meralat dengan ucapan bahwa sekjen juga manusia.
Capres Jokowi datang tanpa ditemani pasangannya cawapres Jusuf Kalla. Hadir pula di tempat yang sama politikus PDI Perjuangan, yang juga tim sukses Jokowi, Maruarar Sirait. Dalam sambutannya Jokowi lebih menekankan pada aspek moralitas pendidikan dasar, penguatan pangan dan energi, jaringan dan transportasi, serta sistem perijinan yang tidak menyulitkan.
sumber 1
sumber 2
sumber 3
0
1K
Kutip
6
Balasan
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
![Berita dan Politik](https://s.kaskus.id/r200x200/ficon/image-10.png)
Berita dan Politik![KASKUS Official KASKUS Official](https://s.kaskus.id/kaskus-next/next-assets/images/icon-official-badge.svg)
672.2KThread•41.9KAnggota
Urutkan
Terlama
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Komentar yang asik ya