- Beranda
- Pilih Capres & Caleg
Saya bukan siapa-siapa. Saya hanya anak bangsa yang ingin bangsa ini lebih baik.
...
TS
casc
Saya bukan siapa-siapa. Saya hanya anak bangsa yang ingin bangsa ini lebih baik.
Ada yang berkata, hidup adalah pilihan, tetapi bagi saya, tentukanlah pilihanmu sebelum pilihanmu menentukan hidupmu nanti, lebih berarti.
Terlalu banyak omong kosong dan janji belaka
Saat ada yang berkata, bapak sebagai pelanggar HAM , saya yakini tidak.
Kalaupun ia, kenapa dengan 3 orang aktivis yang waktu itu anda akui culik karena perintah “atasan”, sekarang malah berada di belakang bapak dan bersama satu tekad dan tujuan pada partai yang bapak dirikan,
Lalu kemana atasan ??
Saat kerusuhan, bapak dengan tegas dan kukuh meyakinkan “atasan” anda untuk tinggal di jakarta pada saat keadaan kacau, daripada “hanya” menghadiri upacara seremonial yang bisa diwakilkan.
Mungkin atasan bapak lupa, bahwa “atasan” bapak ini pernah sengaja tidak hadir justru ketika bapak dilantik menjadi Pangkostrad, padahal “atasan” ini merupakan panglima.
Seberapa pentingkah upacara ini?
Lalu kenapa dengan membawa semua komandan strategis ke Malang , di saat “atasan” bapak tahu bahwa sudah diperkirakan beberapa hari ke depan jakarta akan meledak ???
Apa mungkin atasan bapak ini sudah tahu dan sengaja??
Lalu kenapa dengan perintah “atasan”? Perintah “atasan” untuk mengamankan aktivis yang bermasalah? Perintah itu jelas, karena memang mereka terbukti mempunyai kemampuan merakit bom, yang jelas akan memicu teror yang sebenarnya. Lalu kenapa yang diadili hanya tim mawar saja? Padahal banyak tim-tim lain atasan anda kerahkan?
Dan lagi, apa ada yang salah dengan mengamankan jakarta yang genting ditinggal para komando penjaga perdamaian? Atasan bapak ini malah menjadi inspektur upacara yang tentu saja bisa diwakilkan pak? Sebaliknya, malah bapak yang di fitnah mendalangi kudeta? Kudeta apa ? yang ada hanya pemimpin yang “bukan” berjiwa pemimpin yang meninggalkan Ibu Kota Negara yang meledak, bersimpah darah orang-orang yang tak berdosa, bangunan yang tak bernilai, dan tangis para keluarga yang ditinggalkan.
Sedih pak… miris. Ketika tim Tim Gabungan Pencari Fakta membuktikan bahwa peluru yang menembus tubuh pejuang demokrasi sekaligus kakak-kakak saya, adalah PELURU POLRI, sedangkan bapak ini TNI. Sudah sangat jelas beda.. Garis komando itu sudah jelas. POLRI dan TNI mempunyai garis komando yang berbeda.. Lalu dimana yang membuktikan bapak dalang nya? Atas dasar apa? Logika nya gak jalan! Lalu siapa yang menembak? Sudahlah.. terlalu banyak mungkin yang akan terguncang bila fakta ini kita buka.
Oh iya, kenapa “atasan” bapak ini baru muncul dengan DKP nya sekarang??
Lucu.. kenapa tidak ketika bapak mengajukan konvensi di partai beringin pada 2004 dokumen itu muncul?
Kenapa tidak pada tahun 2009 ketika anda menjadi calon wapres dengan partai banteng? Kenapa baru sekarang?
Mungkin “atasan” bapak juga lupa, bahwa dia sudah memberikan testimoni pada siaran pada tahun demokrasi itu, berita bahwa bapak memang tidak bersalah waktu itu di TV?
Oh iya, saya ingin bertanya pada atasan bapak ini, kalau DKP yang benar itu harusnya jendral bintang 3 yang menandatangi dokumen ini harus minimal 3 orang kan ? Jelas itu aturan yang mutlak. Kenapa hanya 1 yang ada? Hmmmm, apa mungkin karena “atasan” bapak ini yang sebagai panglima, jadi seenaknya yah pak??
Biarkanlah pak, saya masih yakin dengan apa yang bapak pegang teguh selama ini?
Atasan bapak ini hanya seorang mantan ajudan yang tiba-tiba mendapat durian runtuh dan diangkat secara ajaib menjadi panglima.
Saya percaya bapak. Percaya akan operasi militer yang anda lakukan, percaya dengan kibaran merah putih yang anda kibarkan di puncak tertinggi di dunia, bahkan jendral di Fort Benning Amerika pun mengakui kehebatan anda dalam strategi militer. Dan saya yakin hal itulah yang mengangkat anda menjadi jendral bintang 3 tercepat dan termuda dalam sejarah TNI Indonesia, dan bukan karena bapak menikahi putri kesayangan bangsa indonesia saat itu, anak dari orang nomor satu indonesia pada masanya.
Biarkanlah pak, mereka dengan sombong dan arogan memutarbalikan fakta sebenarnya
Saya berdoa, bukan untuk bapak, tapi untuk Indonesia. Supaya negara saya ini, mempunyai pemimpin yang mempunyai niat baik untuk bangsa. Bukan pada “petugas partai”. Bukan pada pelanggar janji dan amanah yang diberikan padanya. Bangsa ini terlalu “murah” bila nanti indonesia dipimpin oleh petugas seperti itu.
Saya bukan siapa-siapa. Saya hanya anak bangsa yang ingin bangsa ini lebih baik.
Salam Persatuan,
Bhineka Tunggal Ika.
Terlalu banyak omong kosong dan janji belaka
Saat ada yang berkata, bapak sebagai pelanggar HAM , saya yakini tidak.
Kalaupun ia, kenapa dengan 3 orang aktivis yang waktu itu anda akui culik karena perintah “atasan”, sekarang malah berada di belakang bapak dan bersama satu tekad dan tujuan pada partai yang bapak dirikan,
Lalu kemana atasan ??
Saat kerusuhan, bapak dengan tegas dan kukuh meyakinkan “atasan” anda untuk tinggal di jakarta pada saat keadaan kacau, daripada “hanya” menghadiri upacara seremonial yang bisa diwakilkan.
Mungkin atasan bapak lupa, bahwa “atasan” bapak ini pernah sengaja tidak hadir justru ketika bapak dilantik menjadi Pangkostrad, padahal “atasan” ini merupakan panglima.
Seberapa pentingkah upacara ini?
Lalu kenapa dengan membawa semua komandan strategis ke Malang , di saat “atasan” bapak tahu bahwa sudah diperkirakan beberapa hari ke depan jakarta akan meledak ???
Apa mungkin atasan bapak ini sudah tahu dan sengaja??
Lalu kenapa dengan perintah “atasan”? Perintah “atasan” untuk mengamankan aktivis yang bermasalah? Perintah itu jelas, karena memang mereka terbukti mempunyai kemampuan merakit bom, yang jelas akan memicu teror yang sebenarnya. Lalu kenapa yang diadili hanya tim mawar saja? Padahal banyak tim-tim lain atasan anda kerahkan?
Dan lagi, apa ada yang salah dengan mengamankan jakarta yang genting ditinggal para komando penjaga perdamaian? Atasan bapak ini malah menjadi inspektur upacara yang tentu saja bisa diwakilkan pak? Sebaliknya, malah bapak yang di fitnah mendalangi kudeta? Kudeta apa ? yang ada hanya pemimpin yang “bukan” berjiwa pemimpin yang meninggalkan Ibu Kota Negara yang meledak, bersimpah darah orang-orang yang tak berdosa, bangunan yang tak bernilai, dan tangis para keluarga yang ditinggalkan.
Sedih pak… miris. Ketika tim Tim Gabungan Pencari Fakta membuktikan bahwa peluru yang menembus tubuh pejuang demokrasi sekaligus kakak-kakak saya, adalah PELURU POLRI, sedangkan bapak ini TNI. Sudah sangat jelas beda.. Garis komando itu sudah jelas. POLRI dan TNI mempunyai garis komando yang berbeda.. Lalu dimana yang membuktikan bapak dalang nya? Atas dasar apa? Logika nya gak jalan! Lalu siapa yang menembak? Sudahlah.. terlalu banyak mungkin yang akan terguncang bila fakta ini kita buka.
Oh iya, kenapa “atasan” bapak ini baru muncul dengan DKP nya sekarang??
Lucu.. kenapa tidak ketika bapak mengajukan konvensi di partai beringin pada 2004 dokumen itu muncul?
Kenapa tidak pada tahun 2009 ketika anda menjadi calon wapres dengan partai banteng? Kenapa baru sekarang?
Mungkin “atasan” bapak juga lupa, bahwa dia sudah memberikan testimoni pada siaran pada tahun demokrasi itu, berita bahwa bapak memang tidak bersalah waktu itu di TV?
Oh iya, saya ingin bertanya pada atasan bapak ini, kalau DKP yang benar itu harusnya jendral bintang 3 yang menandatangi dokumen ini harus minimal 3 orang kan ? Jelas itu aturan yang mutlak. Kenapa hanya 1 yang ada? Hmmmm, apa mungkin karena “atasan” bapak ini yang sebagai panglima, jadi seenaknya yah pak??
Biarkanlah pak, saya masih yakin dengan apa yang bapak pegang teguh selama ini?
Atasan bapak ini hanya seorang mantan ajudan yang tiba-tiba mendapat durian runtuh dan diangkat secara ajaib menjadi panglima.
Saya percaya bapak. Percaya akan operasi militer yang anda lakukan, percaya dengan kibaran merah putih yang anda kibarkan di puncak tertinggi di dunia, bahkan jendral di Fort Benning Amerika pun mengakui kehebatan anda dalam strategi militer. Dan saya yakin hal itulah yang mengangkat anda menjadi jendral bintang 3 tercepat dan termuda dalam sejarah TNI Indonesia, dan bukan karena bapak menikahi putri kesayangan bangsa indonesia saat itu, anak dari orang nomor satu indonesia pada masanya.
Biarkanlah pak, mereka dengan sombong dan arogan memutarbalikan fakta sebenarnya
Saya berdoa, bukan untuk bapak, tapi untuk Indonesia. Supaya negara saya ini, mempunyai pemimpin yang mempunyai niat baik untuk bangsa. Bukan pada “petugas partai”. Bukan pada pelanggar janji dan amanah yang diberikan padanya. Bangsa ini terlalu “murah” bila nanti indonesia dipimpin oleh petugas seperti itu.
Saya bukan siapa-siapa. Saya hanya anak bangsa yang ingin bangsa ini lebih baik.
Salam Persatuan,
Bhineka Tunggal Ika.
0
3.6K
80
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Pilih Capres & Caleg
22.5KThread•3.1KAnggota
Urutkan
Terlama
Thread Digembok