OK, cukup sudah. Saya udah sangat sangat sangat muak sama perdebatan orang-orang di jejaring sosial mengenai capres pilihannya. Sekarang saya akan turun tangan di perdebatan ini, bukan saya mau membela si A atau si B. Saya bakal menilai kekeliruan argument kamu yang kamu anggap paling bener itu.
CATATAN: Di sini saya mencoba bersikap se-netral mungkin. Saya ngga golput, tapi saya ngga bakal membebani pihak tertentu di sini. SAYA HANYA MEMBAHAS LOGIKA KAMU. DAN SAYA NGGA MENCOBA MENYINGGUNG SIAPAPUN, KALO KAMU TERSINGGUNG, BERARTI ADA YANG SALAH SAMA KAMU. SILAHKAN DICARI TAU UNTUK KAMU KOREKSI SELANJUTNYA.
Kita mulai dari kesalahan pertama
Spoiler for Strawman:
Kamu mendapatkan satu argumen, kemudian kamu memelesetkan argumen tersebut dengan cara ektrim dan berlebih-lebihan.
Contoh: Kalo capres lu terpilih dia bakalan memfokuskan uang negara untuk pembangunan A. Lah, nanti pembangunan B, dan C bakalan ancur. Pembangunan B, dan C kan juga penting. Ngga bener tuh capres lu.
Spoiler for False Cause:
Spoiler for False Cause:
Kamu berasumsi bahwa jika kejadian A memiliki hubungan dengan kejadian B, hanya dengan landasan bahwa A dan B terjadi bersamaan.
Contoh: Waktu capres lu menjabat jadi XXX, nilai tukar rupiah langsung bobrok. Gimana nanti kalo dia terpilih? Makin ancur negara kita!
Spoiler for Appeal to Emotion:
Spoiler for Appeal to Emotion:
Kamu menggunakan emosi atau perasaan untuk mendukung argumen-argumen kamu. Ingat, ketika lu berdebat, gunakan argumen yang masuk akal, bukan menggunakan perasaan sebagai sebab-akibat atas argumen lu.
Contoh: Bagus dong capres gue bakal menetapkan kebijakan XXX? Kalo kebijakan XXX ngga terlaksana, bakalan banyak orang yang SEDIH, KELAPARAN, dan MARAH.
Spoiler for The Fallacy Fallacy:
Kamu berpikir bahwa hanya dengan sebuah klaim yang didebatkan dengan buruk, atau ada kekeliruan dalam klaim tersebut, maka klaim itu bernilai SALAH SEUTUHNYA.
Contoh: OK, kalo lo bilang capres lu bagus karena dia BEGITU. Tapi argumen lo mengenai capres lo yang BEGINI itu SALAH karena INI dan ITU. Maka capres lu JELEK.
Spoiler for Slippery Slope:
Kamu berpikir bahwa jika A terjadi, maka B akan terjadi. Maka dari itu A tidak boleh terjadi.
Contoh: Capres lo kalo terpilih bakalan BEGINI. Capres lu JELEK, dan NGGAK boleh terpilih!
Spoiler for Ad Hominem:
Kamu bakal menyerang karaker lawan bicara kamu dalam upaya kamu untuk menyalahkan argumennya.
Contoh: Lo tuh cuma lulusan SMP, anak kampung, ngga punya pengalaman di dunia politik, dan lo ngga tau apa apa soal politik. Maka dari itu argumen lo SALAH!
Spoiler for Tu Quoque:
Kamu menghindari suatu argumen yang menjatuhkan argumen kamu, dengan cara membalikan argumen tersebut ke lawan bicara kamu.
Contoh: Capres gue jelek karena lo pikir dulu dia BEGINI, dan BEGITU. Lah, capres lu dulu juga BEGINI dan BEGITU.
Spoiler for Personal Incredulity:
Kamu menganggap suatu argumen salah, karena argumen tersebut sulit dipahami.
Contoh: Capres lu bilang dengan menetapkan kebijakan INI, maka akan terjadi ITU. Gimana caranya INI jadi ITU? Ngga mungkin! Capres lu jelek!
Spoiler for Special Pleading:
Kamu mencoba mengganti unsur-unsur pendukung yang menyebabkan argumen lu menjadi salah.
Contoh: OK, capres gue XXX karena waktu itu ada unsur YYY. Tapi kalo saat itu dia didukung unsur ZZZ, dia pasti berhasil.
Contoh mudah: OK, tembakan dia meleset dari gawang waktu itu. Tapi kalo saat itu ngga ada back musuh yang narik baju dia, dia pasti bisa mencetak gol.
Spoiler for Loaded question:
Kamu mencoba memberikan pertanyaan yang membuat lawan bicara kamu tersudut, kebingungan, dan mundur tanpa terlihat bahwa kamu salah. Ini sebenarnya sama dengan pertanyaan yang bersifat “jebakan batman”, sehingga perhatian akan tertuju pada lawan bicara kamu karena dia kebingungan dengan pertanyaan-pertanyaan kamu.
Contoh: Capres lo dulu XXX ya? Kalo iya, berarti dia YYY dong. Kalo engga berarti dia ZZZ dong?
Contoh mudah: Budi bertanya pada Agus. “Gus, apa nyokap lu tau kalo lo itu GAY?”. Jika Agus menjawab “Ya”, berarti Agus GAY. Jika agus menjawab “TIDAK” berarti Agus GAY.
Spoiler for Burden of Proof:
Kamu mencoba menekankan pada sebuah bukti untuk membenarkan atau menyalahkan suatu asumsi.
Contoh: Lo bilang capres gue jelek karena dulu dia pernah terlibat kasus XXX. Mana BUKTINYA? Kalo ngga ada berarti capres gue BAGUS.
Contoh mudah: Hantu itu ada! Kalo lo ngga bisa membuktikan bahwa hantu itu ngga ada, berarti hantu itu ada.
Spoiler for Ambiguity:
Kamu menggunakan dua arti atau ambiguitas sebuah asumsi yang akan membenarkan asumsi kamu
Contoh: Capres lu memahami bidang XXX. Kalo gitu dia tau persis dong dimana masalah XXX yang sekarang terjadi, dan dia tau kenapa masalah XXX terjadi, dan dia juga tau siapa aja yang waktu itu terlibat dalam masalah XXX.
Contoh mudah: Ilmuan MEMAHAMI (memahami bersifat ambigu — memiliki banyak makna) konsep astrofisika. Maka dari itu mereka tau PERSISNYA bagaimana alam semesta tercipta, dan kapan alam semesta tercipta.
Spoiler for Gambler’s Fallacy:
Kamu berasumsi bahwa jika X telah terjadi, dan X terus menerus terjadi selama ini, maka Y akan terjadi berikutnya, karena masa atau kemungkinan X telah habis.
Contoh: OK, waktu itu capres gue gagal dalam usahanya di bidang XXX tahun A, B, dan C. Tapi di tahun D ini, dia bakalan berhasil di bidang YYY.
Spoiler for Bandwagon:
Kamu berasumsi bahwa popularitas atau jumlah pendukung asumsi kamu, akan membenarkan asumsi kamu.
Contoh: Lo bilang capres gue jelek? Mikir! Capres gue tuh banyak pendukungnya. Berarti dia bagus!
Spoiler for Appeal to Authority:
Kamu berasumsi bahwa asumsi dari seseorang yang memiliki wewenang besar, berarti benar.
Contoh: Presiden di negara XXX yang bernama ZZZ bilang kalo capres gue bagus. Perdana menteri dari negara YYY juga bilang kalo capres gue bagus. Otomatis capres gue bagus.
Spoiler for Composition or Division:
Kamu berasumsi bahwa satu bagian dari satu keutuhan akan mempengaruhi nilai dari keutuhan tersebut.
Contoh: Di partai Capres lu tuh ada di XXX, lu tau kan si XXX punya masalah terkait kasus ZZZ. Berarti capres lu jelek.
Spoiler for No True Scotsman:
Kamu mencoba menekankan satu kemurnian dari argumen kamu, sehingga kamu ngga terlihat salah.
Contoh: Semua politikus bilang kalo kita menerapkan kebijakan XXX dari capres gue, maka negara kita bakal maju. Kalo ada politikus bilang itu SALAH, berarti DIA BUKAN POLITIKUS SEJATI.
Contoh mudah: Orang jawa suka makanan yang manis. Kuncoro (dia sebenarnya orang jawa) itu bukan orang jawa tulen. Karena orang jawa tulen suka makanan manis. (Perhatikan premis dia yang pertama, berbeda dengan premis dia yang ketiga — ada penekanan kemurnian dari suatu argumen disitu)
Spoiler for Genetic:
Kamu menghakimi seseorang berdasarkan keturunannya
Contoh: Capres lo jelek, karena XXX nya itu orang Yahudi, dan YYY nya itu pernah kerja sama dengan FBI (asumsikan bahwa XXX dan YYY memiliki hubungan darah dengan capres yang dimaksudkan)
Contoh mudah: Dia itu ngga bener. Bapaknya itu dulu itu otak GENOSIDA mutilasi, dan ibunya juga dulu punya masalah dengan kasus mutilasi di panti asuhan tempat dia kerja.
Spoiler for Black or White:
Kamu menekankan hanya ada dua kemungkinan pada suatu argumen, padahal ada kemungkinan lain.
Contoh: Kalo capres lu terpilih, maka akan terjadi XXX atau YYY. Dua duanya buruk. Maka capres lu jelek.
Contoh mudah: Budi bertanya pada agus. “Gus, yang bener itu 1+1=4 atau 2+2=1?” Jika Agus menjawab 1+1=4 itu salah, maka Budi bisa berasumsi bahwa 2+2=1 itu benar. Jika Agus menjawab 2+2=1 itu salah, maka Budi bisa berasumsi bahwa 1+1=4 itu benar. Ya, ini memang dilema. Dilema kekeliruan. Padahal sebenarnya ada kemungkinan lain.
Spoiler for Begging The Question:
Kamu membuat sebuah argumen melingkar dimana kesimpulan masuk dalam premis kamu
Contoh: Orang hebat itu yang XXX. Capres gue XXX. Maka capres gue orang hebat.
Spoiler for Appeal to Natural:
Kamu berasumsi bahwa hal-hal “natural” lebih baik daripada yang bukan “natural”. Ingat, ngga semua yang natural itu baik. Membunuh adalah hal yang natural, tapi itu punya sifat yang buruk.
Contoh: Capres lu bakal melakukan aksi XXX dengan cara ZZZ yang canggih. Capres gue bakal melakukan aksi XXX dengan cara YYY yang alami. Maka capres gue lebih baik daripada capres lu.
Spoiler for Anecdotal:
Spoiler for Anecdotal:
Kamu menggunakan asumsi atau bukti yang belum bisa dibuktikan kebenarannya sebagai pembenaran terhadap asumsi kamu, atau sebagai alat untuk menjatuhkan asumsi lawan debat kamu
Contoh: Katanya tante dari bapaknya temennya kakek buyut dari calon istri gue, capres gue bagus. Maka dari itu capres gue bagus
Spoiler for The Texas Sharpshooter:
Spoiler for The Texas Sharpshooter:
Kamu mengambil beberapa sumber secara acak, kemudian “mendapati” bahwa asumsi kamu benar.
Contoh: Politikus XXX bilang capres gue bagus. Politikus YYY bilang capres gue bagus. Dan politikus ZZZ bilang capres gue bagus. Maka capres gue bagus.
Spoiler for Middle Ground:
Spoiler for Middle Ground:
Kamu berasumsi bahwa kesimpulan DIANTARA kedua asumsi yang ekstrim adalah asumsi yang paling benar
Contoh: Ngapain sih lo pusing pusing milih, kalo lo pikir dua-duanya bagus, pilih aja dua-duanya. Kalo lo pikir dua-duanya jelek, golput aja. Selesai.
Contoh mudah (kalo kalian pikir Middle Ground itu baik): A berasumsi kalo kita harus membunuh semua kucing domestik di wilayah jakarta. B berasumsi kalo dita harus memelihara keberadaan kucing domestik di wilayah jakarta. Middle Ground adalah berasumsi bahwa membunuh separuh dari total kucing domestik di jakarta adalah pilihan terbaik.
Slogan Masih ingat slogan pemilu Indonesia? LUBER! Langsung. Umum. Bebas. Rahasia. Pertahankan slogan ini! Jika pemilu harus Rahasia, kenapa kamu berkoar “SAYA PENDUKUNG XXX” atau “SAYA NGGA SUKA YYY”?
Kesalahan Dalam Menilai: 1. Menilai seseorang berdasarkan penilaian orang lain.
Contoh: Capres lu ngga bermutu, soalnya ahli politik yang bernama XXX dan YYY, bilang dia jelek.
Contoh: Bego lu, kalo lu ngga suka politik. Kata orang Jerman yang bernama Bertolt Brecht, orang yang ngga suka politik itu orang bego.
Contoh: Jangan ke warteg itu bro, kakek buyut gue yang udah meninggal bilang, kalo di situ makannya ngga enak.