Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

saifulismAvatar border
TS
saifulism
5 Pelajaran Marketing Berharga Dari Akhir Dramatis Spanyol Di World Cup 2014
#1 Ingatlah Tidak Pernah Ada Kursi Nyaman Bagai Sang Juara Bertahan

Hanya di cerita negeri dongeng sajalah yang menerangkan kalau Raja yang menang perang bisa enak-enakan pesta sambil foya-foya dan happily ever after…forever....The End. Di dunia nyata…hmmm No Way....Jangan mimpi bisa enak-enakan.
Habis perang, menang, selebrasi bentar…terus sudah harus siap-siap buat perang lagi. Kalau tidak siap, ya harus siap buat digeser paksa sama lawan. Timnas Spanyol adalah bukti nyata kalau semua bisa juga merana setelah berjaya.

Berbekal materi pemain terbaik di dunia dari klub-klub liga sepakbola terbaik di dunia tidak menjamin Sang Raja bisa bebas ongkang-ongkang sambil menikmati kacang rebus dan kopi hangat. Dan dengan enaknya ngelonin Piala.

Club negara manapun sebenarnya bakalan segan dengan squad mentereng La Furia Roja. Pemain depan sekelas Diego Costa, pencetak gol terbanyak La Liga. Pemain tengah sekaliber Andres Iniesta dan Xavi Hernandez sang peringkat satu dan dua play maker terbaik dunia saat ini, ditambah Sergio Ramos dan Iker Casillas yang baru saja sukses mengantarkan timnya Real Madrid menjadi juara Eropa.

Apalagi Spanyol datang dengan mengenakan sabuk juara bertahan dari World Cup 2010 plus juara Eropa 2008 dan 2012, tim mana coba yang berani memandang sebelah mata Spanyol.

Tapi kedigdayaan Spanyol juga disisi lain adalah pedang bermata dua. Dengan menjadi yang berbagai bidang ia menjadi incaran semua lawan. Permainannya menjadi pelajaran untuk dipelajari dengan tujuan untuk mencari celah untuk menjegal sang juara.

Akhirnya kejadian juga kemarin. Spanyol tersingkir secara tragis, miris jauh lebih sadis dari dari Afgan. Belanda dengan gagah berani berhasil memporak-porandakan Tiki-Taka sang Matador sampai-sampai tak sempat ber 'Goyang Itik' sekalipun.
Puncaknya CHILE bisa meng-copy-paste kesuksesan pasukan Belanda saat menundukkan Spanyol dipertandingan perdana dan akhirnya bisa juga mengalahkan Spanyol dan membuat Sang Juara bertahan angkat koper lebih awal.


Didalam dunia marketing seorang market leader juga harus tetap siaga satu sepanjang waktu. Ingat kata Bang Napi…Waspadalah..waspadalah. Setiap waktu competitor mengintai gerak-gerik pemimpin pasar. Ada peluang tak segan langsung jegal.

Namun apakah sang Market Leader nya sendiri juga memperhitungkan kalau ia menjadi target incaran sang follower? Sejauh manakah penguasaan mereka tentang strategi kita dan seberapa kuat usaha mereka meggulingkan sang market leader dari singgasana. Yang pasti ‘Kursi Market Leader’ sebenarnya adalah kursi panas yang mengharuskan pemiliknya untuk siap terdepak kapan saja.
Quote:
Quote:


#2 There is ONLY ONE CUP, This is the RED OCEAN Arena
Piala Dunia bukanlah BLUE OCEAN dimana Anda bisa berkreasi menciptakan ceruk Anda sendiri untuk menghindari persaingan. Pialanya cuma satu, tapi buat rebutan 32 kontestan. Ini adalah RED OCEAN yang tak terhindarkan. Dan didalam dunia Business tidak semua persaingan bisa di rubah dari RED OCEAN dimana kita ‘head to head’dengan competitor dan sim salabim bisa dirubah menjadi BLUE OCEAN dimana kompetisi menjadi lebih ‘lunak’ dan kita bisa menciptakan ceruk pasar yang baru.

Dalam kompetisi World Cup tidak ada istilahnya BLUE OCEAN. Tak ada ceritanya kita membuat kompetisi sendiri dengan PIALA yang kita kategorikan sendiri pemenangnya. Misal Tim Sepakbola paling ramah, paling stylish, atau tim sepak bola dengan skuad paling imut, dll. Tujuan utamanya cuma satu. Bagaimana sebuah tim bisa menjadi JUARA dan membawa pulang piala ke negaranya. Dan untuk mewujudkan mimpi tersebut
Caranya juga cuma satu, meraih kemenangan demi kemenangan dan memenangkan partai puncak.

Dalam dunia marketing, faktanya memang tidak semua kompetisi market bisa kita geser domainnya dari RED OCEAN competition ke domain BLUE OCEAN competition sebagaimana ide yang pernah di usung W. Chan Kim dan Renee Mauborgne. Artinya mau tidak mau kita harus berjibaku langsung dengan competitor untuk memperebutkan market share yang sama yang diincar oleh lawan (beat the competitor). Hanya yang paling ‘kuat’ lah yang nantinya akan bisa bertahan di pasar sebagai pemenang. Kuat disini bukan berarti yagn palingn berotot.

Namun yang paling paham kekuatan atau potensinya dan mampu memaksimalkan potensi yang ada ditimnya dengan racikan strategi yagn jitu lah yagn bisa memenangkan pasar.

Tim Spanyol yang memiliki pemain terbaik di segala lini bahkan bisa disingkirkan oleh Belanda dan Chile yang materi pemainnya kalah mentereng dari Spanyol.

Sebuah perusahaan meskipun dihuni oleh banyak sekali pakar sales dan marketing juga akan bernasib sama jika tidak bisa merancang strategi yang tepat yang mampu memaksimalkan potensi pemainnya secara padu. Kata orang bule..The right man on the right place…bisa menempatkan orang yang tepat pada posisi yang tepat pula. Ibarat sebuah mobil, kalau komponennya tidak pas mana mungkin mobil bisa gerak dan jalan.


#3 Juara bertahan mestinya adalah yang paling tidak nyenyak tidur

Mempertahankan singgasana adalah yang terberat bahkan jauh lebih berat daripada merebutnya. Karena disini Anda tidak hanya belajar satu strategi Anda juga harus mempelajari lebih banyak strategi lawan yang akan mencoba menjatuhkan hegemoni Anda sebagai Sang Juara.

Sinyalemen Tiki-Taka yang sudah mulai terbaca dan bisa diredam lawan sebenarnya sudah ada sejak Spanyol menderita kekalahan telak 3-0 dari Brasil di final Piala Konfederasi 2013 silam. Harusnya mereka sudah memikirkan berinovasi strategi dan berganti gaya permainan. Tapi ya sudahlah karena Spanyol sudah terlalu nyaman dalam ‘comfort zone’ tiki-taka mereka ya tinggal tunggu waktu aja tanggal mainnya.

Dan ternyata memang kejadian. Baru dua pertandingan Spanyol udah babak belur dan tidak sadar kalau ternyata musuh sudah sangat hafal gaya permainanya. Setelah dilibas habis Belanda 5-1, dihabisi Chile 2-0 di pertandingan berikutnya.


Dalam dunia marketing, jika Anda seorang market leader Anda mestinya adalah orang yang paling tidak nyenyak tidurnya. Bahkan tidak boleh lengah sedikitpun, kalau perlu tambah sekuriti dan anjing penjaga yang siap kasih sinyal ketika musuh mulai mendekat dan mengancam eksistensi sang market leader.

Jangan sampai Anda enak-enakan tidur tiba-tiba competitor bisa dengan enaknya lompat pagar dan dengan leluasanya menggerogoti market share kita. Celakanya kita baru sadar ketika sudah ketinggalan.
Pastikan alert system yang menganalisa pergerakan dan performansi lawan berfungsi dengan baik jadi jarak kita dengan competitor selalu termonitor.

Dalam dunia digital Anda juga harus aware dengan setiap inci pergerakan lawan. Bagaimana strategi lawan dalam menginfluence masa, seberapa efektif dan berbahayanya pergerakan mereka. Strategi apa yang mereka pilih untuk memboost Brand dan sales mereka di dunia digital. Pake Content Marketing kah…Inbound Marketing atau teknik-teknik marketing dan branding konvensional ala penjual obat di Pasar Senin yang sibuk mempromosikan keunggulan obatnya sampai lupa menanyakan sakitnya apa.
Jadi market leader memang jadi numpuk-numpuk kerjaannya.

Selain sibuk mantengin lawan jangan lupa Anda juga masih harus tetap berlari mengejar target-target yang sudah Anda tetapkan. So makin gak tenang kan jadi pemimpin pasar, tidur gak bisa pules, abis makan gak bisa nyante-nyante nyalain sebtang-dua batang rokok. Yah tapi ya itu resikonya. Syukur-syukur kalau sudah di depan Anda masih piawai dalam mendrive arah market. Kalau demikian Anda bisa sedikit menarik nafas panjang.


#4 Anything could happen, prepare for all possibilities
Ketika alert system sudah berfungsi dengan baik, langkah berikutnya adalah kita harus siap dengan berbagai kemungkinan yang ada. Sebenarnya Del Bosque sendiri sudah mencemaskan tentang strategi tiki-taka yang sudah mulai terbaca lawan selain membosankan. Namun kenyataannya permainan Spanyol juga tak jauh-jauh juga dari Tiki-Taka. Artinya Ia sendiri sudah sadar bahwa keadaan menuntut ia untu merubah strategi, tapi entah kenapa strategi itu juga tak kunjung berubah. Orang-orang yang di timnas Spanyol juga masih di dominasi oleh muka-muka lama. Memang itu generasi emas tapi seiring dengan waktu kemilaunya juga akan memudar.

Dalam dunia marketing kita juga harus siap dengan perubahan ketika kompetisi memaksa kita merubah gaya bertarung. Kalau marketing cara konvensional atau Outbound Marketing sudah tidak bisa bekerja lagi ya jangan dipaksakan. Kalau dipaksakan bisa babak-belur sendiri kita dan mati konyol kayak spanyol.

Sudah habis dana besar-besaran lewat media berbayar klasik seperti di TV dan Koran Nasional tapi reputasi dan penjualan juga masih jalan ditempat. Ya memang sudah habis masanya untuk strategi marketing seperti itu.

Quote:


Sekarang eranyaContent Marketing, eranya Inbound Marketing di mix sama Neuroscience (Neuromarketing), Social Psychology dan bumbu-bumbu Cognitive Science yang lain. Teknik-teknik marketing yang lagi naik daun saat ini adalah teknik marketing yang membutuhkan porsi lebih untuk mendengarkan customernya dan mampu memperlakukan customer sebagai manusia seutuhnya. Bukan teknik marketing konvensional yang hanya bisa ngotot memborbardir customernya dengan iklan terus ngecap kalau produk kita yang paling baik tanpa pernah memahami apa yang sebenarnya mereka butuhkan.

Customer lebih menghendaki Human to Human relation (H2H) relationship yang kental dengan sentuhan emotional pada hati customers. Bukannya awkward relationship dengan Brand atau perusahaan Anda yang sifatnya kaku seperti robot. Customer menghendaki hubungan yang lebih humanis sebagaimana mereka menjalin hubungan dengan sahabat mereka bahkan teman spesial mereka.

Tak ada yang tak mungkin, berisiaplah untuk berbagai kemungkinan. Cepat beradaptasi dengan segala perubahan yang ada di market adalah kunci untuk survive dalam pertarugan yang sekarang.

#5 Leader is the most crucial element
Siapakah yang paling bertanggung jawab atas kegagalan total Spanyol di Piala Dunia 2014 ini. Semua orang sepakat, sang entrenador atau pelatihlah yang paling mendapat sorotan. Vicente Del Bosque dialah yang berhak menyandang tanggung jawab terberat dari kekalahan itu. Okay mungkin ada kontribusi Iker Casillas yang kurang cekatan menghalau bola, atau Iniesta yang gagal mengendalikan lini tengah, atau Ramos yang mestinya bisa lebih tangkas lagi menghentikan pemain tercepat di dunia Arjen Robben. Semua pihak bisa disalahkan, bahkan wasit dan para WAGs pun bisa jadi sasaran kesalahan.


Namun tetap saja sang entrenador yang harus bertanggung jawab. Dia yang memilih pemain-pemain yang dibawa ke Samba untuk bertarung. Ia yang mengatur strategi dan menempatkan pemain di posnya masing-masing. Ia adalah jendral sebenarnya, yang mestinya mampu menginstruksikan formasi apa yang ia terapkan agar bisa efektif dalam menyerang dan bisa kokoh dalam bertahan. Ia bebas mengganti siapa saja yang tidak menunjukkan kinerja yang bagus. Ia juga harus bisa membaca kemana arah permainan lawan dan tak segan merombak total formasi jika perlu demi satu tujuan, kemenangan.

Dalam dunia marketing, Chief Marketing Officer (CMO) adalah sang dirijen dan tentu saja sang jendral. Ia bebas memilih dan menentukan strategi apa yang paling efektif untuk diterapkan guna meredam gerakan sang lawan, dan tentu saja sambil terus bergerak mencapai target-target yang sudah ditetapkan.

Strategi marketing harus dirancang sedemikian rupa untuk merespon dengan cepat keadaan yang ada. Kemudian strategi itu harus bisa dipahamkan dengan baik kepada elemen-elemen dibawahnya, dan mampu mengontrol implementasinya dan mengukur performansinya.
Ketika ada yang kurang pas, bisa dengan dibenahi secepatnya. Bahkan tak segan-segan bongkar pasang personil agar bisa fit dengan kompetisi yang ada di pasar. Sekali kita lengah…ADIOS ESPANA…



Pada akhirnya kepulangan Spanyol mungkin sedang diratapi oleh pendukungnya diseluruh dunia. Tapi paling tidak ada banyak pelajaran yang ditinggalkan oleh Iker Casillas dan kawan-kawan buat kita para Marketers. Kita tunggu kebangkitan La Furia Roja dan gebrakan strategi barunya di Piala Dunia berikutnya…



@saifulism
Let's Connecting More Dots

Jangan lupa emoticon-Blue Guy Cendol (L) dan emoticon-Rate 5 Star nya ya Gan..

SPESIAL BUAT AGAN-AGAN TERCINTA, BAIK YANG LAGI GALAU KARENA SPAIN TERSINGKIR ATAU JAGOANNYA MASIH BERTAHAN

ANE KASIH HADIAH LINK E-BOOK TENTANG ABC'S INBOUND MARKETING ESSENTIALS DARI HUBSPOT-TEAM (WORLD BEST INBOUND MARKETERS) – 100% FREEEEEE ALIAS GRATIS


ABCs of INBOUND MARKETING ESSENTIALS by HUBSPOT
Tinggal login ke slideshare pake email or FB/Twitter/Linkedin , terus klik 'Save'.
Dapet dehh E-BOOK nya emoticon-Smilie


Jangan lupa follow twitter ane ya biar ndak ketinggalan update-update marketingn terbaru: @saifulism


Thanks ya Gan udah baca thread ane...dan selamat menikmati e-book nya
#GOINBOUND
Diubah oleh saifulism 20-06-2014 07:12
0
3.6K
16
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Ilmu Marketing
Ilmu MarketingKASKUS Official
9.4KThread3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.