bisnis76aAvatar border
TS
bisnis76a
Prabowo Tolak Cipika-Cipiki Jkw Tunjukkan Keakraban di Panggung Debat itu Pencitraan
Ini Kata Pakar Psikologi soal Prabowo Tolak Cipika-Cipiki Jokowi
Tunjukkan Keakraban di Panggung Debat Hanya Pencitraan




JAKARTA - Sikap penolakan yang ditunjukkan Prabowo Subianto saat Joko Widodo (Jokowi) mengajak cium pipi kanan dan kiri (cipika-cipiki) jelang debat calon presiden (capres), Minggu (15/6) lalu dianggap semakin membuka membuka kedok pencitraan yang dilakukan capres yang juga Ketua Dewan Penbina Partai Gerindra itu. Pasalnya, ada perbedaan sikap yang kentara saat Prabowo di ruang privat dengan di muka umum.

Menurut pakar psikologi politik dari Universitas Indonesia (UI), Hamdi Muluk, untuk mengetahui karakter seseorang memang tidak cukup hanya melihatnya di ruang publik. Guru besar ilmu psikologi itu menjelaskan, untuk menilai karakter seseorang juga perlu melihat perilakunya saat tidak di muka umum.

“Di situlah kita bisa melihat watak, sifat dan kebiasaan orang yang sesungguhnya. Kalau ada perbedaan tingkah laku di dalam ruang privat dengan dengan di ruang publik, berarti orang itu sedang melakukan pencitraan," kata Hamdi di Jakarta, Selasa (17/6).

Hamdi menambahkan, video di YouTube yang memperlihatkan Prabowo menolak ajakan cipika-cipiki Jokowi di ruang tunggu memang kontras dengan penampilan mantan Danjen Kopassus itu saat tampil di panggung debat. Di ruang tunggu debat memang hanya segelintir orang saja yang ada. Sementara di atas panggung debat capres, lanjut Hamdi, penampilan Prabowo dan Jokowi disaksikan jutaan pemirsa televisi.

Karenanya Hamdi melihat sikap akrab dan hangat yang ditunjukkan Prabowo di atas panggung debat bukanlah watak aslinya. “Jadi itu tidak genuine. Watak aslinya yang menolak cipika cipiki," tambahnya.

Karenanya Hamdi juga mengingatkan perlunya studi khusus dalam perspektif psikologi tentang kepribadian para capres dan calon wakil presiden. Dengan demikian, lanjut Hamdi, publik mengetahui watak asli Prabowo, Jokowi, Jusuf Kalla maupun Hatta Rajasa. ”Karena yang ditampilkan di atas panggung itu tidak selalu watak aslinya,” pungkasnya akademisi kelahiran Padangpanjang, Sumatera Barat itu.

[URL="JAKARTA - Sikap penolakan yang ditunjukkan Prabowo Subianto saat Joko Widodo (Jokowi) mengajak cium pipi kanan dan kiri (cipika-cipiki) jelang debat calon presiden (capres), Minggu (15/6) lalu dianggap semakin membuka membuka kedok pencitraan yang dilakukan capres yang juga Ketua Dewan Penbina Partai Gerindra itu. Pasalnya, ada perbedaan sikap yang kentara saat Prabowo di ruang privat dengan di muka umum. Menurut pakar psikologi politik dari Universitas Indonesia (UI), Hamdi Muluk, untuk mengetahui karakter seseorang memang tidak cukup hanya melihatnya di ruang publik. Guru besar ilmu psikologi itu menjelaskan, untuk menilai karakter seseorang juga perlu melihat perilakunya saat tidak di muka umum. “Di situlah kita bisa melihat watak, sifat dan kebiasaan orang yang sesungguhnya. Kalau ada perbedaan tingkah laku di dalam ruang privat dengan dengan di ruang publik, berarti orang itu sedang melakukan pencitraan," kata Hamdi di Jakarta, Selasa (17/6). Hamdi menambahkan, video di YouTube yang memperlihatkan Prabowo menolak ajakan cipika-cipiki Jokowi di ruang tunggu memang kontras dengan penampilan mantan Danjen Kopassus itu saat tampil di panggung debat. Di ruang tunggu debat memang hanya segelintir orang saja yang ada. Sementara di atas panggung debat capres, lanjut Hamdi, penampilan Prabowo dan Jokowi disaksikan jutaan pemirsa televisi. Karenanya Hamdi melihat sikap akrab dan hangat yang ditunjukkan Prabowo di atas panggung debat bukanlah watak aslinya. “Jadi itu tidak genuine. Watak aslinya yang menolak cipika cipiki," tambahnya. Karenanya Hamdi juga mengingatkan perlunya studi khusus dalam perspektif psikologi tentang kepribadian para capres dan calon wakil presiden. Dengan demikian, lanjut Hamdi, publik mengetahui watak asli Prabowo, Jokowi, Jusuf Kalla maupun Hatta Rajasa. ”Karena yang ditampilkan di atas panggung itu tidak selalu watak aslinya,” pungkasnya akademisi kelahiran Padangpanjang, Sumatera Barat itu."]Sumber[/URL]

Sori mod, judulnya ane kurangin biar pas karena aslinya kepanjangan tapi tanpa merubah konteks isi beritanya.

emoticon-Big Grin
0
815
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670KThread40.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.