Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

h3at88Avatar border
TS
h3at88
(ATASAN PRABOWO) Tidak Pantas Prabowo jadi Presiden
(ATASAN PRABOWO) Tidak Pantas Prabowo jadi Presiden
(ATASAN PRABOWO) Tidak Pantas Prabowo jadi Presiden

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Wakil Panglima ABRI Letnan Jenderal (Purn) Fachrul Razi menilai, calon presiden Prabowo Subianto kurang pantas menjadi RI-1. Penilaiannya itu berdasarkan rekam jejak Prabowo di militer.

"Saya dan teman-teman yang tahu (rekam jejak Prabowo) ingin memberikan penjelasan kepada pemilih bagaimana tabiatnya. Dengan tabiat itu, kami berpandangan dia kurang pantas jadi presiden ke depan," kata Fachrul dalam wawancara dengan Kompas TV, Selasa (10/6/2014).

Wawancara tersebut terkait surat keputusan Dewan Kehormatan Perwira (DKP) yang beredar luas di media sosial. Fahrul membenarkan substansi surat yang beredar tersebut. Ia merupakan Wakil Ketua DKP yang ikut menandatangani surat keputusan itu. (baca: Pimpinan DKP Benarkan Surat Rekomendasi Pemberhentian Prabowo dari ABRI)

Fachrul menjelaskan, ketika mengusut keterlibatan Prabowo terkait kasus penculikan, DKP hanya fokus pada pemeriksaan para aktivis yang kembali. Untuk mengusut mereka yang hilang, kata Fachrul, butuh waktu berbulan-bulan, bahkan bisa sampai tahunan.

Media sosial Salinan surat keputusan Dewan Kehormatan Perwira (DKP) terhadap Prabowo Subianto yang beredar di media sosial
"Padahal, kita perlu segera mengambil langkah-langkah. Paling tidak dengan langkah yang kita ambil, dunia akan lihat kita tegas," ucap Fachrul.

Fachrul lalu menyinggung sikap Prabowo ketika menjadi Danjen Kopassus. Prabowo, kata dia, memerintahkan pasukan Kopassus yang di-BKO di tempat lain. Menurut dia, tindakan itu salah lantaran hanya Panglima TNI atau pimpinan di tempat tersebut yang bisa memerintahkan.

"Enggak ada di TNI komandonya dua," ucap Fachrul.

Fachrul menyatakan, ia tidak ingin mengganggu status capres yang kini disandang Prabowo. Ia juga menolak jika disebut tidak suka dengan Prabowo. Jika tak suka dengan Prabowo, kata Fachrul, maka pihaknya sudah mengajukan Prabowo ke Mahkamah Militer.

"Kami sepakat tidak angkat ke Mahkamah Militer, kami selesaikan melalui DKP. Menurut saya dan teman-teman, yang mungkin disetujui juga oleh Pangab, ingin ditutup masalah itu sampai tingkat ini. Itu yang terjadi," kata Fachrul.

Fachrul menambahkan, selanjutnya terserah kepada para pemilih untuk menilai Prabowo. Ia pun mengaku akan taat jika nantinya Prabowo terpilih sebagai presiden dalam Pilpres 9 Juli mendatang.

"Tabiat seperti ini sudah dilakukan yang bersangkutan berulang-ulang. Kalau pemilih-pemilih melihat enggak apa-apalah, itu kan masa lalu, mungkin ke depan berubah dan tetap memilih Prabowo. Itu adalah hak konstitusional pemilih dan tidak akan kami ganggu gugat. Kami punya kewajiban moral menjelaskan ke pemilih inilah tabiat dia," paparnya.

Sebelumnya, beredar surat keputusan DKP yang dibuat pada 21 Agustus 1998. Dalam empat lembar surat itu tertulis pertimbangan atas berbagai pelanggaran yang dilakukan Prabowo. Tindakan Prabowo disebut tidak layak terjadi dalam kehidupan prajurit dan kehidupan perwira TNI. Tindakan Prabowo juga disebut merugikan kehormatan Kopassus, TNI AD, ABRI, bangsa, dan negara.

http://indonesiasatu.kompas.com/read...campaign=Kknwp


Agum Gumelar: Saya Akan Pilih Jo-ko Wi-do-do... Bukan Pemimpin Arogan

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri TNI/Polri Jenderal (Purn) Agum Gumelar menegaskan akan memilih calon presiden Joko Widodo. Ia menilai Jokowi dapat menjadi penerus pembangunan dan pelayan masyarakat.

Agum mengatakan, sebagai purnawirawan TNI, ia memiliki hak untuk menentukan pilihan dalam Pemilu Presiden 2014. Ia secara terbuka menyatakan akan memilih Jokowi.

"Saya akan memilih Jo-ko Wi-do-do," kata Agum dalam wawancara dengan Metro TV, Selasa (10/6/2014). Ia menyebutkan nama Joko Widodo dengan memenggalnya per suku kata sebelum dilanjutkan dengan alasan memilih Gubernur DKI Jakarta non-aktif tersebut.

Agum mengatakan, saat ini Indonesia memerlukan orang yang bertekad kuat melanjutkan pembangunan dari pemerintah sebelumnya. Pembangunan yang berkesinambungan itu telah ditunjukkan Jokowi selama menjadi Gubenur DKI Jakarta. Menurut Agum, Jokowi tidak pernah sekali pun menjelek-jelekkan gubernur sebelumnya dan konsisten melanjutkan pembangunan Jakarta.

"Pemimpin ke depan adalah pemimpin yang bisa menjadi pelayan masyarakat, bukan pemimpin yang arogan," kata Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Kabinet Abdurrahman Wahid tersebut.

Dalam wawancara itu, Agum sebelumnya menjawab beberapa pertanyaan tentang kebenaran isi salinan surat keputusan Dewan Kehormatan Perwira tentang rekomendasi pemecatan Prabowo Subianto. Salinan surat itu beredar luas di media sosial.

http://nasional.kompas.com/read/2014...emimpin.Arogan

dua atasan Prabowo udah kasih kesaksian bahwa Prabowo punya tabiat jelek , salah satu atasan Prabowo yaitu SBY pun enggan koalisi , masih pantaskah Prabowo jadi Presiden RI?
Diubah oleh h3at88 11-06-2014 03:48
0
4.7K
37
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.4KThread42KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.