Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

UnapzeusAvatar border
TS
Unapzeus
Keluarga di Musim Politik

Quote:

Siang gan/ganwati. Seperti judulnya, thread ini adalah sebagai checkpoint ketika dua timses dari kubu berbeda untuk beristirahat setelah mereka menjual produk mereka (ga yakin mereka betul-betul mengenal produknya atau hanya bersumber dari "katanya").

Pesan saya, jangan terlalu memalaikatkan apa yang abu-abu sementara realitanya sudah jelas di depan mata.

Ok, sebelum kita berbicara ke arah yang lebih tidak kita jangkau, saya akan memberikan sedikit gambaran dari perbuatan kita dan efeknya pada keluarga. Dimulai dari yang sangat kecil dulu:

"Pada pertengahan tahun 2000, wilayah saya mengadakan pesta pemilihan Kepala Desa. Hanya ada 2 calon yang menawarkan diri untuk kami jilat. Suasana memanas ketika pengumuman telah disampaikan dan pemenang telah ditentukan. Bagi sang pemenang, mungkin bisa menerima dengan legowo dan ikhlas. Tapi bagi yang kalah, seperti biasa, pingsan sejenak dan muncul gejala "gila". Tapi yang akan saya bahas bukan itu, melainkan para "GERMO" nya.

Kebetulan pada waktu itu, yang kalah adalah si Kepala Desa yang telah menjabat selama dua masa jabatan. Dan program yang beliau gagaskan cukup bagus. Mulai dari pembuatan sistem irigasi, membuka akses listrik dari genset yang beliau miliki, sehingga desa lepas dari kegelapan, menampung tim KKN (Kuliah Kerja Nyata) sehingga adik-adik saya bisa terbantu untuk belajar membaca dan mengaji serta penataan taman halaman rumah sehingga menjadi asri (Apresiasi untuk KKN pada tahun itu, good job).

Saya tidak akan mengulas lebih jauh tentang prestasi mantan Kepala Desa ini, karena sebenarnya, saya adalah korban dari kemarahan para "GERMO" yang menjual sang mantan, dan menjadikan beliau kalah telak.

Setelah semua "GERMO" merayakan kekalahan dengan cara mereka sendiri (ada yang menangis, ada yang merusak Balai Desa, ada yang ke dukun, ada yang menemani mantan untuk pingsan, hingga ada yang acuh seperti saya), saatnya kini untuk bereuforia, yakni pergi jalan-jalan ke pantai. Satu point untuk kebodohan pendukung (termasuk saya). Disaat keluarga sang mantan sedang berkabung menangisi jagoannya yang pingsan, pendukung malah menagih janji sang mantan untuk jalan-jalan ke pantai (sebenarnya berlaku apabila para "GERMO" sukses memenangkan sang mantan).

Pada detik-detik keberangkatan, seperti biasa saya berkumpul dengan geng desa, kebetulan mereka termasuk dalam "pecut", atau istilah non udiknya adalah intel. Obrolan baik-baik saja sampai salah satu "pecut" berbicara kepada saya:
"Lo jangan ikut jalan-jalan nyet"

Saya anggap itu hanya lelucon geng aja, karena tiap hari kami selalu berbicara yang kadang menyudutkan salah satu geng. Sampai pada ketika mobil mau diberangkatkan...

"Lo jangan ikut jalan-jalan nyet"

Di sini saya mulai agak kurang nyaman, karena semua geng sepertinya acuh terhadap saya, dan terkesan memberikan jarak. Maka saya menanyakan alasannya:

"Kenapa ga boleh ikut gan? Kita kan sama-sama berjuang, kalah pun kita sama-sama, kenapa sekarang agan ngusir ane?"
"Karena lo nakal nyet" Jawabnya...

Fuck man! Baru tau gue rasanya dianggap alien ama kawan sendiri. Bahkan ga sampe di situ aja. Karena saya bersikukuh untuk ikut merayakan kekalahan, datanglah si pecut kolot (sesepuh intel)

"Ngapain masih di atas truk njing? Mau gue tenggelemin ke laut?"

Fuck! Yang ini baru masuk ke hati saya. Bagaimana tidak, beliau adalah kawan baik bapak saya ketika bekerja sebagai petani. Juga sering bertamu ke rumah saya. Tapi kali ini, di atas truk ini, sungguh di luar dugaan.


Kita persingkat kisah di atas truk, ini adalah kisah hari berikutnya, ada alasan yang membuat saya begitu benci dengan intel-intel ini, sehingga sebagai manusia biasa saya sangat bersyukur mendapati si kolot intel ini mati dengan kondisi yang sangat tidak bagus.

Setelah pemilihan itu, banyak sekali terror yang (keluarga) saya dapati. Dari mulai dua pohon pisang depan rumah yang roboh sendiri (bukan masalah pisangnya, tapi masalah pesan yang terkandung di dalamnya), yap, pohon pisang yang baru cumiarkan jantungnya itu di potong sedemikian rupa sehingga ambruknya ketika ada angin. Sekali lagi, ini bukan masalah pohon pisangnya, melainkan pesan yang terkandung di dalamnya, bagaimana para germo ini mau membunuh keluargaku secara perlahan. Fuck!

Berikutnya kisah IBU saya, ya... IBU. Jika kalian masih punya IBU, anggap IBU kalian berada di posisi IBU saya ini. Seperti biasa kehidupan petani, tiap hari mereka selalu menghabiskan waktu di sawah sebagai buruh. Intimidasi selalu datang kepada IBU saya, mulai dari pergunjingan, sampai alasan-alasan tidak jelas yang menyudutkan ibu saya berdasarkan dari "KATANYA" seperti yang sering kalian tulis di BP ini.

Alasan mereka membenci keluarga saya:
1. Tidak aktif sebagai germo
2. Tidak mengikuti acara-acara bullshitisasi
3. Bersikap netral pada dua kandidat
4. Tidak pernah berbicara menjelekkan lawan di muka kandidat
5. Keluarga saya berbudaya dan beretika

CATATAN: Itu adalah kisah 14 tahun yang lalu. Tentunya sekarang hubungan silaturahmi kembali terjalin walaupun tiap 4 tahun sekali masih sering ada perselisihan."



Oke, itu cerita keluarga saya di musim politik. Tentu ga akan ada habisnya apabila saya tulis semua. Karena di sini saya hanya akan menggambarkan efek dari pesta ini.

Lalu bagaimana dengan kalian?
KALIAN INI SAMA SAJA. MENJUAL KEBODOHAN KALIAN KE MUKA PUBLIK YANG JUGA BODOH. KALIAN MENJUAL SESUATU YANG SEBENARNYA KALIAN TIDAK TAU ISINYA. MENJUAL SESUATU YANG TIDAK MENGUNTUNGKAN KALIAN. KALIAN TIDAK PERNAH MERASAKAN MANFAAT DARI KEDUANYA, TETAPI KALIAN YAKIN HINGGA KALIAN MENYEBARKAN KEBOHONGAN DAN KEBODOHAN KEPADA PUBLIK YANG LAINNYA.

Sadar kawan, sadar, sadar, sadar, sadar... Bahwa tanggung jawab kita kepada keluarga adalah lebih besar daripada kita menanam permusuhan. Kita semua adalah saudara yang sama-sama tersakiti oleh para pemimpin. Jangan kalian mendewakan mereka hanya karena sesuatu yang bernilai sangat kecil.

APAKAH KALIAN TELAH MENUKAR NYAWA KALIAN DEMI SESUATU YANG BELUM KALIAN KETAHUI? BAGAIMANA JIKA PERGESEKAN INI MENIMBULKAN PERMUSUHAN DIANTARA KITA? BUKAN NYAWA KALIAN YANG HARUS DIKHAWATIRKAN, TETAPI NYAWA DARI KELUARGA KALIAN, KARENA KEHILANGAN KELUARGA ITU LEBIH MENYAKITKAN DARIPADA KALIAN KEHILANGAN FISIK!

Quote:
Diubah oleh Unapzeus 05-06-2014 04:19
0
728
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.2KThread41KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.