Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selalu serba salah saat menyebut nama dua calon presiden yakni Prabowo Subianto dan Joko Widodo. Dalam dua kali pidatonya Senin (2/6/2014) kemarin, dan Selasa hari ini presiden selalu berusaha menyebut nama keduanya sesuai nomor urut di Komisi Pemilihan Umum.

Pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dengan nomor urut 1 dan Joko Widodo-Jusuf Kalla di nomor 2. "Pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Joko Widodo-Jusuf Kalla. Saya sebut begitu sesuai dengan nomor urut KPU. mari kita beri kesempatan kedua pasangan itu untuk berkompetisi, secara sehat bermartabat, dan berkualitas," kata SBY saat berpidato di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat Senin kemarin.

Hari ini saat berpidato di acara rapat koordinasi nasional pemantapan pilres 2014, SBY kembali menyebut dua capres. Nama Jokowi sempat disebut terlebih dulu, namun kemudian Presiden buru-buru memberikan penjelasan. "Saya kira Pak Joko Widodo dan Pak Prabowo, kalau sesuai nomor urut KPU Pak Prabowo dan Pak Jokowi tim suksesnya sama-sama ingin memenangkan pilpres," kata SBY.

SBY kembali serbasalah saat harus memukul gong tanda dibukanya Rakornas Pemantapan pilpres 2014. Dia khawatir jika gong dipukul 1 atau 2 kali akan diterjemahkan keberpihakan pada satu capres. Presiden pun memilih memukul gong sebanyak 3 kali, karena tak ada konstentan pilpres dengan nomor urut 3.

Dalam dua kali berpidato SBY juga berusaha menyamakan jumlah penyebutan dua nama capres tersebut. Hari ini nama Jokowi dan Prabowo, sama-sama disebut satu kali. Namun Senin kemarin SBY menyebut nama Prabowo sebanyak dua kali, sementara Jokowi hanya satu kali.

Nama Prabowo disebut saat lagi oleh SBY mencontohkan sejumlah purnawirawan TNI yang mendirikan partai politik untuk meraih jabatan politik. "Apa yang dilakukan Pak Edy Sudrajat, Pak Wiranto, Prabowo Subianto dengan mendirikan parpol, adalah jalan yang benar dan tepat dan sah untuk menjadi pimpinan politik," begitu kata SBY.