Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

MarketeersAvatar border
TS
MOD
Marketeers
Komunikasi Horisontal dalam Iklan Jokowi
Komunikasi Horisontal dalam Iklan Jokowi

Perang komunikasi pemasaran antarmerek jamak terjadi di dunia bisnis. Demikian juga di dunia perpolitikan, perang komunikasi ini terjadi, baik dalam rupa kampanye positif maupun kampanye negatif atau yang populer disebut dengan black campaign.

Belakangan, kampanye hitam ini jamak terjadi menimpa dua pasangan capres dan cawapres menjelang Pemilu Presiden Juli mendatang. Demikian disampaikan oleh Guru Pemasaran Hermawan Kartajaya dalam Program WOW Marketing Bersama Hermawan Kartajaya di studio RRI PRO 3, Jakarta, Sabtu (24/05/2014).

Dalam bisnis, satu contoh paling populer adalah iklan Coca-Cola dan Pepsi. Tampak keduanya menjadi "musuh" bebuyutan satu sama lain. Suatu ketika,sambung Hermawan, Pepsi pernah mengeluarkan iklan yang menampilkan Coca-Cola yang tampak usang dan lusuh. Tujuannya tak lain agar muncul persepsi di kalangan konsumen bahwa Coca-Cola adalah minuman orang tua. Sementara, Pepsi menampilkan diri sebagai minuman untuk anak muda yang energik.

"Tapi, Coca-Cola pintar menanggapinya. Dia mengiklankan Michael Jackson dengan seting iklan di gunung dan mengumpulkan anak-anak kecil sampai dewasa dari berbagai suku bangsa di dunia dan menyanyikan bersama lagu Heal the World," ujar Hermawan.

Menurut Hermawan, iklan tersebut berhasil mereposisi Coca-Cola sebagai the real cola. Pesannya tandas dan horizontal bahwa semua bangsa menyukai Coca-Cola. "Tak peduli, tua atau muda, the real cola adalah Coca-Cola. Lalu, di tengah serangan Pepsi, Coca-Cola melakukan inovasi dengan mengeluarkan Coca-Cola versi diet, zero Cola, maupun vending machine yang kreatif," kata Hermawan.

Dalam lanskap perpolitikan sekarang ini, Hermawan menyebut iklan Jokowi yang memiliki pesan "Jokowi adalah kita" merupakan iklan yang cukup horizontal. Iklan ini ingin merangkul semuanya. Hermawan menyebut sebagai market leader di pilpres kali ini, pasangan Jokowi-JK memang harus terus inovatif dan bisa menanggapi apa yang menjadi serangan kampanye hitam dari pihak pesaing. Selain inovatif, market leader juga harus bisa melakukan blocking terhadap kemungkinan-kemungkinan serangan dari persaing.

"Komunikasi Jokowi adalah kita itu merupakan contoh komunikasi yang bagus dan mengena. Ini usung nilai horizontal, inklusif, dan sosial," kata Hermawan.

Hermawan melihat apa yang mau "dijual" oleh pasangan Jokowi-JK adalah perubahan (Change). Sedangkan yang "dijual" oleh Prabowo-Hatta adalah penyelamatan. "Jadi, Prabowo ini seolah-olah menganggap negara ini dalam kondisi sangat jelek sehingga kalau tidak diselamatkan ini akan berbahaya. Jadi, platform keduanya memang beda," kata Hermawan.

Dalam kesimpulannya, sekali lagi Hermawan mengatakan sebagai market leader, kubu Jokowi sebaiknya terus menerus melakukan inovasi dan tidak tinggal diam. Selain itu, kubu Jokowi juga harus selalu melakukan "blocking" terhadap kemungkinan serangan-serangan, khususnya black campaign dari pihak pesaingnya. Demikian pula, pihak pesaing harus secara konsisten offensive untuk bertanding sehat dengan market leader.

Artikel: http://www.the-marketeers.com/archiv...l#.U4VgFvmSx_A
0
1.1K
2
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Ilmu Marketing
Ilmu MarketingKASKUS Official
9.4KThread3KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.