Pada realitanya memilih menjadi sesuatu yang tidak mudah apalagi jika dihadapkan pada berbagai macam pilihan atau bahkan harus memilih diantara pilihan yang tidak sesuai kriteria. Terutama dalam perusahaan, konflik internal yang terjadi dalam diri “pemilih” seperti bingung maupun bermacam-macam perasaan lain timbul. Hal ini karena “pemilih” akan mengemban tanggung jawab dan kelangsungan jalannya perusahaan dari “pilihannya” yang akan mengisi posisi jabatan. Memilih individu yang tidak sesuai seperti meletakkan orang yang judes dan tidak teliti untuk bagian Front Office (Teller). Tentunya situasi seperti ini tidak diinginkan oleh “pemilih” dan perusahaan. Maka dari itu untuk memilih karyawan perlu diperhatikan KPK hal sebagai berikut:

1. Kompetensi
Ketika awal proses seleksi, kompetensi merupakan faktor penting untuk diperhatikan. Pada umumnya kompetensi dibedakan menjadi dua macam yaitu (1) Hard competency atau biasa disebut dengan kompetensi teknik adalah kompetensi yang mudah terlihat dan dapat dikembangkan seperti pengetahuan serta ketrampilan; sedangkan (2) Soft competency yaitu kompetensi yang memerlukan waktu observasi (pengamatan) karena berhubungan dengan pribadi individu tersebut seperti konsep diri, motivasi, dan karakter. Adanya kedua macam kompetensi yang dimiliki dalam diri pribadi tersebut dapat juga dikembangkan melalui beberapa pelatihan sehingga dapat memperbaiki kinerja dan meningkatkan ketrampilan agar mendukung pelaksanaan strategi perusahaan.

2. Perilaku etik
Faktor lain yang patut menjadi pertimbangan dalam “memilih” yaitu perilaku etik atau nilai-nilai dalam perusahaan (budaya perusahaan). Pada setiap perusahaan memiliki perilaku etik yang berbeda sebab disesuaikan dengan bidang perusahaan, seperti: perusahaan yang bergerak dibidang jasa memiliki perilaku etik yaitu ramah, bersemangat, disiplin, serta berintegritas. Penjelasan tentang beberapa perilaku etik dapat dituliskan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami bagi semua karyawan perusahaan. Bagi perusahaan, perilaku etik bermanfaat untuk menilai sejauh mana perilaku calon karyawan memiliki kesesuaian dengan perilaku etik perusahaan. Hal ini dapat terlihat dari proses seleksi melalui observasi dan interview yang dilakukan oleh bagian HR.

3. Karakter
Karakter merupakan pengambaran individu yang ditinjau dari cara berpikir dan berperilaku sehingga menjadi ciri khas setiap individu tersebut. Banyak perusahaan menggunakan alat ukur dengan memperhatikan faktor karakteristik “calon karyawan” agar cenderung lebih sesuai penempatan posisi jabatan individu dengan kepribadiannya. Salah satu alat ukur yang sering digunakan pada perusahaan ialah DISC yang memiliki empat kuadran tipe kepribadian manusia yaitu Dominance, Influence, Steadiness dan Compliance. Hal ini dikarenakan DISC memiliki nilai lebih untuk dalam mengambarkan cara berkomunikasi secara efektif dengan berbagai tipe kepribadian yang berbeda, pemberian tugas pada masing-masing individu sesuai cara menyelesaikan tugas, serta penanganan apabila terjadi konflik diantara karyawan lainnya. Sebagai contoh: individu dengan karakter Compliance (C) akan cenderung lebih sesuai pada penempatan posisi jabatan audit keuangan karena cenderung menyukai tugas yang berkaitan data-data dan mampu menyelesaikan tugas dengan teliti serta terstruktur.
KPK merupakan salah satu tips yang dapat digunakan sebagai alternatif dalam melakukan proses seleksi. Selain itu tentunya juga masih ada beberapa pertimbangan lain dari divisi HR dalam pengambilan keputusan untuk memilih calon karyawan yang sesuai dengan jabatan atau pekerjaannya.