• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Walikota Batam Terlalu Pinter atau Sentimen sama Pengusaha Warnet ?

juveman2001Avatar border
TS
juveman2001
Walikota Batam Terlalu Pinter atau Sentimen sama Pengusaha Warnet ?
Merdeka.com - Kekerasan dan kejahatan seksual semakin marak akhir-akhir ini, menurut pemerintah Kota Batam hal tersebut salah satunya dikarenakan mudahnya akses informasi dan konten pornografi yang beredar di internet.

Oleh karenanya, pemerintah Kota Batam memiliki program untuk membatasi waktu operasional warung internet atau warnet khusus untuk pelajar sebagai bentuk upaya menghindari tindak kekerasan dan kejahatan seksual pada anak atau orang dewasa lainnya.

"Kebijakan kami membatasi jam masuk untuk anak-anak sekolah," kata Wali Kota Batam Ahmad Dahlan di Batam, seperti dikutip dari Antara, Sabtu (17/08).

Dalam peraturan tersebut, pemerintah Kota Batam tidak memperbolehkan remaja yang masih berstatus pelajar untuk mengakses internet melalui warnet dengan batas maksimal pukul 21.00 WIB.

Selain itu, di jam-jam sebelum pukul 21.00 WIB, anak-anak berseragam sekolah juga tidak boleh masuk ke dalam warnet. Tidak hanya itu saja akan dibuat kebijakan yang disusun dalam bentuk surat edaran agar seluruh pengelola warnet dapat mematuhinya dan berperan serta dalam pemangkasan tindak kekerasan dan kejahatan seksual.

Sampai sekarang ini, pertumbuhan bisnis warnet di Batam sangat marak dan mayoritas pelanggannya adalah pelajar.

Uniknya, program tegas dengan membatasi para pelajar untuk pergi ke warnet dengan batas waktu tertentu berbanding terbalik dengan apa yang sudah dilakukan oleh pemerintah Kota Batam sendiri.

Di Kota Batam, tersedia banyak lokasi yang dibuat sebagai tempat publik sebagai penyalur akses internet gratis atau hot spot via Wi-Fi yang dapat dinikmati secara gratis.

Melihat dari pembatasan untuk masuk warnet bagi pelajar dan juga diciptakannya taman internet akan menjadi satu hal yang ambigu karena di era teknologi modern seperti ini, semua orang termasuk pelajar dapat mengakses internet dengan perangkat mobile yang sekarang ini sangat mudah dibeli atau dimiliki.

Jadi dalam pemikirannya, menjadi satu hal yang sia-sia apabila membatasi para pelajar untuk mengakses internet di warnet sedangkan dibuka 'jalan' lain untuk mengakses dunia maya di taman internet.

Ahmad Dahlan juga menjelaskan bahwa dibukanya taman internet ini ditujukan agar semua orang dapat mencari informasi atau juga ilmu pengetahuan yang positif bukan sebaliknya. Namun, dalam pengawasannya, pemerintah tidak dapat memantau 100 persen.

"Kelemahan kami di pengawasan. Perangkat pemerintah tidak cukup untuk melakukan pengawasan 24 jam," katanya.

Ia meminta warga turut membantu mengawasi anak-anak dan lingkungannya untuk menghindari penyalahgunaan internet.

"Kalau anak sudah berada di warnet lebih dari lima jam, maka orang tua patut curiga, petugas warnet juga begitu," katanya.

Sebelumnya, di Batam, pemerhati anak, Seto Mulyadi menyoroti mudahnya akses pornografi di lingkungan masyarakat, baik melalui internet, maupun media lainnya.

Menurut dia, kekerasan seksual pada anak disebabkan oleh paparan pornografi, sehingga praktik itu harus dihilangkan. "Berbagai kemungkinan harus diidentifikasi sejak awal," katanya.

Di Batam ditemukan beberapa kasus kekerasan seksual pada anak. Satu di antaranya terjadi sekolah swasta ternama.

SUMBER : http://www.merdeka.com/teknologi/pan...-dibatasi.html

tien212700Avatar border
tien212700 memberi reputasi
1
949
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923KThread83KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.