Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ajatruhiyatAvatar border
TS
ajatruhiyat
[NGERI] Waspadai Penyakit Jantung Bawaan!!!
Selamat datang di trit ane gan atau sis

Di sini ane bakal ngebahas tentang yang namanya PJB yaitu kepanjangan dari Penyakit Jantung Bawaan

Sebelum membaca mohon maaf kalau trit ane emoticon-Blue Repost gan

Mongo dibaca !!!!

Anak yang terlahir dengan penyakit jantung bawaan atau yang sering di sebut "PJB",walau angkanya memang masih kecil, yakni 8-10 bayi di antara 1.000 kelahiran.
Meski demikian jangan diabaikan. Jika tidak
ditangani dengan baik penyakit ini akan
mempengaruhi kualitas hidup anak di masa
mendatang, dan bahkan bisa berakhir dengan
kematian.

Menurut Dokter Eka Guna Wijaya, SpA, dokter spesialis anak di RS Prima Medika kota Bali, mengatakan ada peningkatan jumlah rujukan kasus PJB ke rumah sakit besar. Hal ini disebabkan karena membaiknya sistem rujukan dari luar daerah serta peningkatan pengetahuan orang tua dalam mengenali masalah-masalah kandungan atau tanda-tanda PJB pada anak.

"Tidak hanya itu, saat ini intensitas pemeriksaan

echocardiografi pada bayi yang baru lahir untuk

mendeteksi dini apakah ada masalah pada

kondisinya juga semakin meningkat. Bahkan saat

ini juga banyak dokter yang memeriksa dan

mengerjakan tugas tersebut sejak masih janin di

dalam kandungan,"


Adanya peningkatan awareness dan kewaspadaan yang baik diterapkan oleh orang tua tentunya lebih memudahkan dokter untuk memeriksa hal-hal yang memang patut diwaspadai. Untuk mendeteksi PJB pada bayi atau anak, dr Eka mengatakan bahwa deteksi bisa dilakukan sejak janin di dalam kandungan. Meski dr Eka menambahkan ada waktu-waktu tertentu yang memang harus diperhatikan untuk melakukan pendeteksian pada janin tersebut.


"PJB sudah bisa dideteksi sejak janin dalam

kandungan dengan memakai alat echocardiografi

(USG jantung) yang dilengkapi detektor (probe)

khusus untuk janin. Namun, waktu terbaik

melihat atau mendeteksinya adalah di antara usia

kehamilan 18-22 minggu atau sekitar 4-6 bulan,"




"Untuk usia di bawah itu, akan membuat sulit

melihat jantung, karena ukuran jantung

terlampau kecil. Sedangkan untuk usia di atas itu

juga agak sulit, karena dada janin mulai berada di

balik tulang panggul ibu, sehingga agak sulit

melihat jantung janin,"


Nah itu hanya sedikit info tentang penyakit jantung bawaan tersebut.

emoticon-Matabelo emoticon-Matabelo

Bila agan berkenan komeng dan juga silakan kasih ane
emoticon-Blue Guy Cendol (L) emoticon-Blue Guy Cendol (L) emoticon-Blue Guy Cendol (L) emoticon-Blue Guy Cendol (L) atau

emoticon-Rate 5 Star emoticon-Rate 5 Star emoticon-Rate 5 Star emoticon-Rate 5 Star

Terimkasih udah mau baca trit ane dan meluangkan waktunya untuk komeng



Dan ini juga ada info detailnya bila agan masih penasaran


Cekidot....!!!!!!!!

Penyakit Jantung Bawaan atau PJB adalah kelainan jantung yang terjadi pada bayi sejak dalam kandungan. Janin dalam kandungan memiliki kompensasi yang baik terhadap kelainan ini, sehingga tanpa kontrol kehamilan yang baik seringkali PJB tidak terdiagnosa sebelum bayi dilahirkan. Setiap jenis PJB memiliki penanganan yang berbeda satu sama lain, bergantung pada klasifikasi (sianotik atau non sianotik), kelainan struktur, dan keparahan defek jantung. Dampak kematian dan morbiditas yang menganggu maka perlu memahami lebih jauh mengenai tanda- tanda penyakit ini, sehingga dapat melakukan deteksi dini terhadap penyakit jantung bawaan pada anak-anak.


PJB adalah kelainan struktur dan fungsi jantung
yang ditemukan sejak bayi dilahirkan. Kelainan
ini terjadi pada saat janin berkembang dalam
kandungan. PJB yang paling banyak ditemukan
adalah kelainan pada septum bilik jantung atau
dikenal dengan sebutan ventricular septal defect
(VSD) dan diikuti oleh kelainan pada septum
serambi jantung atau lebih dikenal dengan nama
Atrial Septal Defect (ASD).


Masyarakat awam sering melihat kedua kelainan
jantung ini dikenal dengan sebutan jantung
bocor. Jenis kelainan struktur lainnya dapat
berupa patent ductus arteriosus, transposition of
great arteries, dan kelaianan katup jantung.
Seringkali PJB juga timbul dalam bentuk
gabungan beberapa kelainan, seperti yang terjadi
pada tetralogi fallot, yang mencakup 4 kelainan
pada jantung. Di antara berbagai kelainan
bawaan yang ada, PJB merupakan kelainan yang
paling sering ditemukan.


Prevalensi PJB di Indonesia sekitar 8-10 dari
1.000 kelahiran hidup, dengan sepertiga di
antaranya bermanifestasi dalam kondisi kritis
pada tahun pertama kehidupan dan 50% dari
kegawatan pada bulan pertama kehidupan
berakhir dengan kematian. Di Indonesia, dengan
populasi 200 juta penduduk dan angka kelahiran
hidup 2%, diperkirakan terdapat sekitar 30.000
penderita PJB.


Penelitian di Amerika Serikat menyatakan bahwa
setiap tahun sedikitnya 35.000 bayi menderita
kelainan ini dan 90% di antaranya dapat
meninggal bila di tahun pertama kehidupan bayi
tidak dilakukan perawatan yang adekuat.
Menurut Children Heart Foundation, pada setiap
tahun sebanyak 1.000.000 bayi di seluruh dunia
lahir dengan penyakit jantung bawaan. Sekitar
100.000 diantaranya tidak akan dapat melewati
tahun pertama kehidupannya, dan ribuan bayi
lainnya akan meninggal sebelum mencapai usia
dewasa. Keadaan ini seringkali tidak disadari
oleh masyarakat awam, sehingga angka kematian
anak-anak yang disebabkan oleh penyakit
jantung ini terus meningkat.


Penyakit jantung bawaan adalah penyakit
jantung yang dibawa sejak lahir, di mana
kelainan pada struktur jantung atau fungsi
sirkulasi jantung terjadi akibat gangguan atau
kegagalan perkembangan struktur jantung pada
fase awal perkembangan janin. Penyebab PJB
sendiri sebagian besar tidak diketahui, namun
beberapa kelainan genetik seperti sindroma
Down dan infeksi Rubella (campak Jerman) pada
trimester pertama kehamilan ibu berhubungan
dengan kejadian PJB tertentu.


Secara umum terdapat 2 kelompok besar PJB
yaitu PJB sianotik dan PJB asianotik. PJB sianotik
biasanya memiliki kelainan struktur jantung
yang lebih kompleks dan hanya dapat ditangani
dengan tindakan bedah. Sementara PJB asianotik
umumnya memiliki lesi (kelainan) yang
sederhana dan tunggal, namun tetap saja lebih
dari 90% di antaranya memerlukan tindakan
bedah jantung terbuka untuk pengobatannya.


Pada PJB sianotik, bayi baru lahir terlihat biru
oleh karena terjadi percampuran darah bersih
dan darah kotor melalui kelainan pada struktur
jantung. Pada kondisi ini jaringan tubuh bayi
tidak mendapatkan cukup oksigen yang sangat
berbahaya, sehingga harus ditangani secara
cepat.


Sebaliknya pada PJB non sianotik tidak
ada gejala yang nyata sehingga seringkali tidak
disadari dan tidak terdiagnosa baik oleh dokter
maupun oleh orang tua. Gejala yang timbul
awalnya berupa lelah menyusui atau menyusui
sebentar-sebentar dan gejala selanjutnya berupa
keterlambatan pertumbuhan dan
perkembangan.


Inilah 5 penyakit jantung bawaan pada anak
1. VSD (Ventracular Septal Defect)/ Sekat Bilik
Jantung Berlubang
VSD adalah kelainan jantung berupa lubang pada
sekat antarbilik jantung yang menyebabkan
kebocoran aliran darah pada bilik kiri dan kanan
jantung. Kebocoran ini membuat sebagian darah
kaya oksigen kembali ke paru-paru sehingga
menghalangi darah rendah oksigen memasuki
paru-paru. Bila lubangnya kecil, VSD tidak
memberikan masalah berarti. Bila besar, bayi
dapat mengalami gagal jantung. VSD adalah
kelainan jantung bawaan yang paling sering
terjadi (30% kasus). Gejala utama dari kelainan
ini adalah kesulitan menyusui dan gangguan
pertumbuhan, nafas pendek dan mudah lelah.
Bayi dengan VSD besar cepat tidur setelah kurang
menyusui, bangun sebentar karena lapar,
mencoba menyusu lagi tetapi cepat kelelahan,
tertidur lagi, dan seterusnya.


2. PDA (Persisten Duktus Arteriosus Persisten)
Duktus arteriosus adalah pembuluh darah yang
menghubungkan arteria pulmonalis dengan
bagian aorta distal dari arteria subklavia, yang
akan mengalami perubahan setelah bayi lahir,
yaitu : "Normal postnatal patency" : Secara
fungsional, duktus arteriosus masih terbuka
karena hipoksia atau pada bayi kurang bulan,
dan akan menutup sendiri bila keadaan yang
mendasari telah membaik. "Delayed, non surgical
closure" : Duktus arteriosus akan menutup baik
fungsional maupun anatomis, tetapi hal ini
terjadi lebih lambat walaupun keadaan-keadaan
yang mendasari telah membaik. Penutupan ini
terjadi karena secara normal menutup sendiri,
atau secara abnormal yaitu karena infeksi atau
trombosis pada duktus arteriosus tersebut.
"Persistent patency of the ductus" (PDA) : Duktus
arteriosus tetap terbuka secara anatomis sampai
dewasa. Tindakan pembedahan dilakukan secara
elektif (sebelum masuk sekolah). Tindakan
pembedahan dilakukan lebih dini bila terjadi :
Gangguan pertumbuhan, Infeksi saluran
pernafasan bagian bawah berulang, Pembesaran
jantung/payah jantung dan Endokarditis
bakterial 6 bulan setelah sembuh


3. PS (Pulmonary Stenosis)/ Penyempitan
Katup Paru
PS adalah penyempitan katup paru yang
berfungsi mengatur aliran darah rendah oksigen
dari bilik kanan jantung ke paru-paru. Dengan
penyempitan ini, bilik kanan harus bekerja keras
memompa darah sehingga makin lama makin
membesar (hipertrofi). PS terjadi pada 10%
kasus. Banyak penderita yang baru terdiagnosis
setelah dewasa. Bila demikian, dampaknya
mungkin sudah sangat merusak berupa penyakit
paru, risiko stroke tinggi dan usia harapan hidup
yang rendah.



4. ASD (Atrial Septal Defect) / Sekat Serambi
Jantung Berlubang
Atrial Septal Defect (ASD) adalah terdapatnya
lubang di antara dua serambi jantung atau
terdapat hubungan antara atrium kanan dengan
atrium kiri yang tidak ditutup oleh katup. ASD
adalah adanya lubang atau defek pada sekat yang
memisahkan atrium kiri dan kanan. Lubang ini
menimbulkan masalah yang sama dengan VSD,
yaitu mengalirkan darah kaya oksigen kembali
ke paru-paru. ASD terjadi pada 5-7% kasus dan
lebih banyak terjadi pada bayi perempuan
dibandingkan bayi laki-laki.


5. TF (Tetralogi Fallot)
TOF adalah komplikasi kelainan jantung bawaan
yang khas, dan melibatkan empat kondisi: Sekat
bilik jantung berlubang (VSD), penyempitan
katup paru (PS), bilik kanan jantung membesar
(hipertrofi) dan akar aorta tepat berada di atas
lubang VSD. Pada penyakit ini yang memegang
peranan penting adalah defek septum ventrikel
dan stenosis pulmonalis, dengan syarat defek
pada ventrikel paling sedikit sama besar dengan
lubang aorta. Lubang VSD biasanya besar dan
darah mengalir dari bilik kanan melalui lubang
ini menuju bilik kiri. Hal ini terjadi karena
adanya hambatan pada katup paru. Setelah
masuk ke bilik kiri, darah yang rendah oksigen
itu dipompa ke aorta dan mengalir ke seluruh
tubuh. Itulah sebabnya bayi penderita TOF
memiliki kulit yang membiru karena kekurangan
oksigen.


Gejala

Gejala yang paling sering
ditemukan adalah bayi menjadi biru saat
menangis (bibir, kuku, dan lidah menjadi biru).
Wajah bayi tampak pucat dan biru, ujung kaki
dan tangan juga kuku terlihat kebiruan akibat
kurangnya aliran darah.
Biru dan sesak ini akan tampak lebih jelas bila
bayi menangis atau mengedan saat buang air
besar, secara umum fisik tampak lemas, lelah dan
malas menyusu,bayi sering demam batuk pilek.

Pada saat menghisap ASI, bayi sering berhenti
dan nafas tersengal-sengal wajah kebiruan.
Gejala-gejala lainnya antara lain, sulit bernapas,
nafsu makan rendah, bayi sering tersedak atau
terbatuk saat menyusu, berkeringat berlebih saat
makan atau minum susu, pertumbuhan dan
perkembangan terhambat, berat badan sulit
meningkat atau cenderung menurun, terlambat
berjalan, aktivitas anak berkurang, anak terlihat
lemah, dan anak sering mengalami demam yang
tidak diketahui penyebabnya.

Diagnosis
Penyakit jantung pada janin di dalam kandungan
kebanyakan tidak menimbulkan gejala yang
signifikan. bayi baru bisa diagnosis sejak masa kehamilan yakni memasuki usia kehamilan 16 hingga 20 minggu dengan pemeriksaan USG kandungan. Semakin dini diagnose dapat di ketahui maka harapan untuk proses penyembuhan akan semakin besar.


Penyebab

Penyebab kelainan jantung bawaan sebagian
besar (90%) tidak diketahui. Faktor lingkungan
seperti: ibu merokok, minum obat di luar resep
dokter, infeksi waktu hamil dikatakan
memegang peranan 3%. Sisanya 7% karena
turunan. Karena penyebabnya sebagian besar
belum diketahui dan faktor turunan hanya 7%,
kemungkinan untuk melahirkan anak dengan
kelainan jantung bawaan relatif kecil.
Kebanyakan ahli menduga timbulnya PJB pada
bayi-bayi baru lahir disebabkan oleh gabungan
beberapa faktor, diantaranya adalah infeksi virus
TORCH pada saat kehamilan, penyakit gula pada
saat kehamilan, kebiasaan merokok, konsumsi
obat tertentu seperti asam retinoat untuk
pengobatan jerawat, alkohol, dan faktor genetik
atau keturunan.

Infeksi TORCH (toksoplasma, rubela,
cytomegalovirus/CMV dan herpes simplex)
adalah sekelompok infeksi yang dapat ditularkan
dari wanita hamil kepada bayinya. Ibu hamil
yang terinfeksi TORCH berisiko tinggi
menularkan kepada janinnya yang bisa
menyebabkan cacat bawaan atau PJB. Dugaan
terhadap infeksi TORCH baru bisa dibuktikan
dengan melakukan pemeriksaan darah atau
skrining. Jika hasilnya positif, atau terdapat
infeksi aktif, selanjutjnya disarankan
pemeriksaan diagnostik berupa pengambilan
sedikit cairan ketuban untuk diperiksa di
laboratorium

Faktor keturunan dapat dilihat apabila saudara
kandung atau orang tua dari bayi yang menderita
PJB juga memiliki kelainan yang sama. Riset
menunjukkan bahwa orang tua yang memiliki
kelainan jantung lebih berisiko memiliki anak
yang berkelainan jantung pula. Kelainan juga
dapat disebabkan gangguan perkembangan
jantung pada janin karena infeksi seperti rubella
dan toksoplasma, obat-obatan, alkohol dan zat-
zat beracun yang dikonsumsi ibunya. Kelainan
gen seperti sindrom Down dan Turner juga
berkorelasi dengan kelainan jantung bawaan.


Pencegahan


- Pemeriksaan antenatal atau pemeriksaan saat
kehamilan yang rutin sangat diperlukan. Dengan
kontrol kehamilan yang teratur, maka PJB dapat
dihindari atau dikenali secara dini.


- Kenali faktor risiko pada ibu hamil yaitu
penyakit gula maka kadar gula darah harus
dikontrol dalam batas normal selama masa
kehamilan, usia ibu di atas 40 tahun, ada riwayat
penyakit dalam keluarga seperti diabetes,
kelainan genetik down sindrom , penyakit
jantung dalam keluarga. Perlu waspada ibu hamil
dengan faktor resiko meskipun kecil
kemungkinannya.


- Pemeriksaan antenatal juga dapat mendeteksi
adanya PJB pada janin dengan ultrasonografi
(USG). Pemeriksaan ini sangat tergantung dengan
saat dilakukannya USG, beratnya kelainan
jantung dan juga kemampuan dokter yang
melakukan ultrasonografi. Umumnya, PJB dapat
terdeteksi pada saat USG dilakukan pada paruh
kedua kehamilan atau pada kehamilan lebih dari
20 minggu. Apabila terdapat kecurigaan adanya
kelainan jantung pada janin, maka penting untuk
dilakukan pemeriksaan lanjutan dengan fetal
ekokardiografi. Dengan pemeriksaan ini,
gambaran jantung dapat dilihat dengan lebih
teliti.


- Pencegahan dapat dilakukan pula dengan
menghindarkan ibu dari risiko terkena infeksi
virus TORCH (Toksoplasma, Rubela,
Sitomegalovirus dan Herpes). Skrining sebelum
merencanakan kehamilan. Skrining ini yang juga
dikenal dengan skrining TORCH adalah hal yang
rutin dilakukan pada ibu-ibu hamil di negara
maju, namun di Indonesia skrining ini jarang
dilakukan oleh karena pertimbangan finansial.
Lakukan imunisasi MMR untuk mencegah
penyakit morbili (campak) dan rubella selama
hamil.


- Konsumsi obat-obatan tertentu saat kehamilan
juga harus dihindari karena beberapa obat
diketahui dapat membahayakan janin yang
dikandungnya. Penggunaan obat dan antibiotika
bisa mengakibatkan efek samping yang potensial
bagi ibu maupun janinnya. Penggunaan obat dan
antibiotika saat hamil seharusnya digunakan jika
terdapat indikasi yang jelas. Prinsip utama
pengobatan wanita hamil dengan penyakit
adalah dengan memikirkan pengobatan apakah
yang tepat jika wanita tersebut tidak dalam
keadaan hamil. Biasanya terdapat berbagai
macam pilihan, dan untuk alasan inilah prinsip
yang kedua adalah mengevaluasi keamanan obat
bagi ibu dan janinnya


- Hindari paparan sinar X atau radiasi dari foto
rontgen berulang pada masa kehamilan


- Hindari paparan asap rokok baik aktif maupuin
pasif dari suami atau anggota keluarga di
sekitarnya.


- Hindari polusi asap kendaraan dengan
menggunakan masker pelindung agar tidak
terhisap zat - zat racun dari karbon dioksida



Maaf kalau detailnya kepanjangan namanya juga mau berbagi info yang berguna buat calon anak-anak agan atau sista.

" Ingat semua penyakit ada obatnya "


Sekian emoticon-Ngacir
0
3.3K
2
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.3KThread83.9KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.