- Beranda
- The Lounge
Killing a Cat is note a joke
...
TS
fikrihakim2005
Killing a Cat is note a joke
masih ingat dengan si kejam pembunuh kucing beberapa waktu yang lalu? semoga kisah berikut mengingatkan kita bahwa kejahatan adalah hutang.
Quote:
Dulu, pada masa dinasti Ottoman masih
berkuasa di Turki dan Arab, seorang Pasha
duduk bersama beberapa Pasha lainnya,
sambil minum teh, mereka bercerita dan
tertawa-tawa. Pasha itu istilah untuk
bangsawan atau orang di Pemerintahan, dan
Pasha ini adalah seorang Gubernur di salah
satu propinsi wilayah Ottoman.
“Kawan, aku punya seekor merpati, yang ku
rawat sejak dia kecil. Bulunya bagus, setiap
hari aku memandikannya. Tapi sayangnya,
kemarin ada seekor kucing memangsanya.
Untung aku melihat, ku tangkaplah itu
kucing!” kata Pasha itu sambil
membanggakan diri, karena berhasil
menangkap kucing yang memakan
merpatinya. Teman-temannya mendengar
dengan serius.
“Aku marah sekali sama kucing brengsek itu!
kamu tau aku apakan itu kucing?ha..ha…
ha..haha…”, si Pasha itu tertawa bangga,
teman-temannya semakin antusias dengan
kelanjutan cerita.
“Aku ikat tali dileher kucing itu, aku gantung
di pohon di depan rumah, sampai dia mati!
ha..ha..ha..”. Teman-temannya yang hadir
semua tertawa, dan ada juga yang
mengomentari komentar lucu, mereka pun
tertawa kembali.
Sheikh amine yang hadir disitu hanya diam
saja, di wajah beliau terlihat bahwa beliau
tidak suka dengan perlakuan Pasha itu.
Meskipun hanya seorang tentara biasa, beliau
dengan berani memotong tertawa para Pasha
itu.
“Tuan, anda telah membunuh makhluk Tuhan,
sebuah nyawa, hewan yang memiliki hak
untuk hidup, dengan bangga anda melakukan
itu, dengan bangga anda menyiksa hewan
itu. Kucing memangsa merpati, itu wajar
tuan, itu adalah hukum alam. Kalau anda
tidak mau merpati anda dimakan kucing, jaga
dia baik-baik. Tuhan menciptakan naluri
berburu seperti itu pada kucing saat lapar,
itulah cara mereka bertahan hidup”. Kata
sheikh Amine dengan suara yang agak keras.
“Anda sudah berbuat dosa, anda harus
meminta ampun, dan bersedekah sebagai
tanda taubat atas perbuatan anda tersebut.
Kalau tidak, saya khawatir anda akan
bernasib sama seperti kucing itu, mati di
tiang gantungan. Saya serius Tuan”. Sheikh
amine pun diam.
“Hahaha…Aslan, mana mungkin hal itu
terjadi. Aku ini Jendral, aku hanya akan mati
dengan peluru! Nggak mungkin aku mati di
tiang gantungan!hahahaha”. kata Pasha
sambil tertawa, diikuti kawan-kawannya.
“Lagian kamu juga tahu, kalau Hukuman
militer itu tidak boleh digantung, tapi
ditembak”. Lanjutnya.
“Tuan, kekuasaan Allah ada dimana-mana,
Dia bisa berbuat apa saja”, kata sheikh
Amine.
“Hahaha…Aslan…kamu terlalu membesar-
besarkan masalah. Kucing sudha mati,
biarkan saja. Apa yang kamu khawatirkan
tidka akan terjadi Aslan..”.
Kata Pasha sambil memegang bahu sheikh
Amine. Aslan itu artinya singa, bahasa Turki.
Panggilan untuk sheikh Amine, karena
keberaniannya.
Hari-hari berlalu, sampai akhirnya dinasti
ottoman runtuh. Suatu saat, Presiden baru
Turki, Musthafa Kamal mengeluarkan
keputusan bahwa setiap orang Turki dilarang
memakai tarbush, tarbush itu seperti peci di
Indonesia, biasa dipakai oleh ulama ataupun
pelajar Islam, tapi di jaman dinasti ottoman
hal itu sudah menjadi biasa, namun dia tetap
menunjukkan identitas muslim. Makanya
dilarang oleh Pemerintah Turki saat itu.
Akhirnya semua orang di turki tidak ada yang
berani memakai tarbush lagi.
Pasha, seorang mantan gubernur itu dengan
tenangnya dia memakai tarbush, tanpa
mengindahkan keputusan presiden Turki.
Karena dia merasa Mustafa kamal itu adalah
teman seperjuangannya dulu pada masa
perang dunia pertama.
Suatu sore, Pasha berjalan di jalanan kota
Istanbul dengan memakai tarbush, orang-
orang yang lewat melihatnya aneh, karena
tarbush dilarang, tapi orang itu dengan
pongahnya berjalan memakai tarbush, seakan
tidak menghormati Presiden.
Pada saat yang sama, Presiden Musthafa
Kamal keluar dari sebuah gedung bersama
beberapa pengawalnya, dia terlihat sedang
mabuk. Tapi meskipun mabuk, dia masih
bisa mengeluarkan perintah apa saja. Tiba-
tiba, presiden melihat dari jauh seorang laki-
laki memakai tarbush merah, tak ayal lagi,
dalam keadaan setengah sadar dia
memerintahkan anak buahnya untuk
menangkap orang itu.
“Siapa itu berani melanggar larangan
Presiden!tangkap dia dan gantung dia di
pinggir jalan Istanbul! Sekarang!”
Beberapa tentara langsung menuju Pasha dan
menangkapnya, Pasha melawan, sambil
mengatakan dia adalah gubernur, dia adalah
Pasha. Tapi tentara-tentara itu tidak peduli.
“Lepaskan aku!!lepaskan! aku ini gubernur
Damascus!” namun itu semua sia-sia.
Beberapa tentara membawa tali dan
mengikatnya di pohon di pinggir jalan, dan
Pashapun digiring ke bawah pohon, akhirnya
leher Pasha diikat dan digantung di pohon
tersebut.
Saat lehernya diikat dengan tali, Pasha
meneteskan air mata, dia teringat kata-kata
sheikh Amine dan kucing yang digantungnya
di pohon di depan rumah, dia menyesali
kenapa tidak memberi sedekah sebagai tanda
taubat, dia menyesali kenapa meremehkan
kekuasaan Allah dengan candaan dan
tertawaannya itu.
Jasad Pasha yang sudah tak bernyawa
itupun tergantung di atas pohon, eksekusi itu
terjadi begitu saja, tanpa ada upacara, hanya
berdasarkan keputusan Presiden yang sedang
setengah sadar dan emosi.
Tiba-tiba Presiden sadar, dia melihat ke
jasad yang tergantung itu… “ Owh!sialan! dia
kan…dia…”. Presiden sadar apa yang telah
dilakukannya karena dia mabuk,
“ Sialan! Kenapa aku seceroboh ini! Aku telah
membunuh sahabatku sendiri dengan
tanganku!”.
Allah punya skenario yang tak pernah kita
duga, berbuat salah itu wajar, bebruat
maksiat memang sudah tabiat manusia, tapi
bangga terhadap maksiat dan kesalahan
yang kita lakukan itulah dosa yang lebih
besar, seakan-akan kita menantang Tuhan.
Innallaha yumhil, walakin la yuhmil…. Kalau
Allah tidak menghukummu karena
kesalahanmu, itu tidak berarti Allah lupa.
berkuasa di Turki dan Arab, seorang Pasha
duduk bersama beberapa Pasha lainnya,
sambil minum teh, mereka bercerita dan
tertawa-tawa. Pasha itu istilah untuk
bangsawan atau orang di Pemerintahan, dan
Pasha ini adalah seorang Gubernur di salah
satu propinsi wilayah Ottoman.
“Kawan, aku punya seekor merpati, yang ku
rawat sejak dia kecil. Bulunya bagus, setiap
hari aku memandikannya. Tapi sayangnya,
kemarin ada seekor kucing memangsanya.
Untung aku melihat, ku tangkaplah itu
kucing!” kata Pasha itu sambil
membanggakan diri, karena berhasil
menangkap kucing yang memakan
merpatinya. Teman-temannya mendengar
dengan serius.
“Aku marah sekali sama kucing brengsek itu!
kamu tau aku apakan itu kucing?ha..ha…
ha..haha…”, si Pasha itu tertawa bangga,
teman-temannya semakin antusias dengan
kelanjutan cerita.
“Aku ikat tali dileher kucing itu, aku gantung
di pohon di depan rumah, sampai dia mati!
ha..ha..ha..”. Teman-temannya yang hadir
semua tertawa, dan ada juga yang
mengomentari komentar lucu, mereka pun
tertawa kembali.
Sheikh amine yang hadir disitu hanya diam
saja, di wajah beliau terlihat bahwa beliau
tidak suka dengan perlakuan Pasha itu.
Meskipun hanya seorang tentara biasa, beliau
dengan berani memotong tertawa para Pasha
itu.
“Tuan, anda telah membunuh makhluk Tuhan,
sebuah nyawa, hewan yang memiliki hak
untuk hidup, dengan bangga anda melakukan
itu, dengan bangga anda menyiksa hewan
itu. Kucing memangsa merpati, itu wajar
tuan, itu adalah hukum alam. Kalau anda
tidak mau merpati anda dimakan kucing, jaga
dia baik-baik. Tuhan menciptakan naluri
berburu seperti itu pada kucing saat lapar,
itulah cara mereka bertahan hidup”. Kata
sheikh Amine dengan suara yang agak keras.
“Anda sudah berbuat dosa, anda harus
meminta ampun, dan bersedekah sebagai
tanda taubat atas perbuatan anda tersebut.
Kalau tidak, saya khawatir anda akan
bernasib sama seperti kucing itu, mati di
tiang gantungan. Saya serius Tuan”. Sheikh
amine pun diam.
“Hahaha…Aslan, mana mungkin hal itu
terjadi. Aku ini Jendral, aku hanya akan mati
dengan peluru! Nggak mungkin aku mati di
tiang gantungan!hahahaha”. kata Pasha
sambil tertawa, diikuti kawan-kawannya.
“Lagian kamu juga tahu, kalau Hukuman
militer itu tidak boleh digantung, tapi
ditembak”. Lanjutnya.
“Tuan, kekuasaan Allah ada dimana-mana,
Dia bisa berbuat apa saja”, kata sheikh
Amine.
“Hahaha…Aslan…kamu terlalu membesar-
besarkan masalah. Kucing sudha mati,
biarkan saja. Apa yang kamu khawatirkan
tidka akan terjadi Aslan..”.
Kata Pasha sambil memegang bahu sheikh
Amine. Aslan itu artinya singa, bahasa Turki.
Panggilan untuk sheikh Amine, karena
keberaniannya.
Hari-hari berlalu, sampai akhirnya dinasti
ottoman runtuh. Suatu saat, Presiden baru
Turki, Musthafa Kamal mengeluarkan
keputusan bahwa setiap orang Turki dilarang
memakai tarbush, tarbush itu seperti peci di
Indonesia, biasa dipakai oleh ulama ataupun
pelajar Islam, tapi di jaman dinasti ottoman
hal itu sudah menjadi biasa, namun dia tetap
menunjukkan identitas muslim. Makanya
dilarang oleh Pemerintah Turki saat itu.
Akhirnya semua orang di turki tidak ada yang
berani memakai tarbush lagi.
Pasha, seorang mantan gubernur itu dengan
tenangnya dia memakai tarbush, tanpa
mengindahkan keputusan presiden Turki.
Karena dia merasa Mustafa kamal itu adalah
teman seperjuangannya dulu pada masa
perang dunia pertama.
Suatu sore, Pasha berjalan di jalanan kota
Istanbul dengan memakai tarbush, orang-
orang yang lewat melihatnya aneh, karena
tarbush dilarang, tapi orang itu dengan
pongahnya berjalan memakai tarbush, seakan
tidak menghormati Presiden.
Pada saat yang sama, Presiden Musthafa
Kamal keluar dari sebuah gedung bersama
beberapa pengawalnya, dia terlihat sedang
mabuk. Tapi meskipun mabuk, dia masih
bisa mengeluarkan perintah apa saja. Tiba-
tiba, presiden melihat dari jauh seorang laki-
laki memakai tarbush merah, tak ayal lagi,
dalam keadaan setengah sadar dia
memerintahkan anak buahnya untuk
menangkap orang itu.
“Siapa itu berani melanggar larangan
Presiden!tangkap dia dan gantung dia di
pinggir jalan Istanbul! Sekarang!”
Beberapa tentara langsung menuju Pasha dan
menangkapnya, Pasha melawan, sambil
mengatakan dia adalah gubernur, dia adalah
Pasha. Tapi tentara-tentara itu tidak peduli.
“Lepaskan aku!!lepaskan! aku ini gubernur
Damascus!” namun itu semua sia-sia.
Beberapa tentara membawa tali dan
mengikatnya di pohon di pinggir jalan, dan
Pashapun digiring ke bawah pohon, akhirnya
leher Pasha diikat dan digantung di pohon
tersebut.
Saat lehernya diikat dengan tali, Pasha
meneteskan air mata, dia teringat kata-kata
sheikh Amine dan kucing yang digantungnya
di pohon di depan rumah, dia menyesali
kenapa tidak memberi sedekah sebagai tanda
taubat, dia menyesali kenapa meremehkan
kekuasaan Allah dengan candaan dan
tertawaannya itu.
Jasad Pasha yang sudah tak bernyawa
itupun tergantung di atas pohon, eksekusi itu
terjadi begitu saja, tanpa ada upacara, hanya
berdasarkan keputusan Presiden yang sedang
setengah sadar dan emosi.
Tiba-tiba Presiden sadar, dia melihat ke
jasad yang tergantung itu… “ Owh!sialan! dia
kan…dia…”. Presiden sadar apa yang telah
dilakukannya karena dia mabuk,
“ Sialan! Kenapa aku seceroboh ini! Aku telah
membunuh sahabatku sendiri dengan
tanganku!”.
Allah punya skenario yang tak pernah kita
duga, berbuat salah itu wajar, bebruat
maksiat memang sudah tabiat manusia, tapi
bangga terhadap maksiat dan kesalahan
yang kita lakukan itulah dosa yang lebih
besar, seakan-akan kita menantang Tuhan.
Innallaha yumhil, walakin la yuhmil…. Kalau
Allah tidak menghukummu karena
kesalahanmu, itu tidak berarti Allah lupa.
Diubah oleh fikrihakim2005 23-04-2014 13:59
0
2.1K
Kutip
19
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
923KThread•83KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru