Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

GalangNurAjiAvatar border
TS
GalangNurAji
[Gegara "Raisopopo"] PDIP Meradang Tuding Fadli Zon Jadikan Puisi Sebagai Alat Perang
[Gegara "Raisopopo"] PDIP Meradang Tuding Fadli Zon Jadikan Puisi Sebagai Alat Perang


emoticon-I Love Indonesia (S)Selamat siang agan-agan kaskus se-Indonesia ! Semoga selalu dilindungi oleh Tuhan Yang Maha Kuasa dan diberikan kemudahan dalam segala urusan. Amiin

[Gegara "Raisopopo"] PDIP Meradang Tuding Fadli Zon Jadikan Puisi Sebagai Alat Perang[Gegara "Raisopopo"] PDIP Meradang Tuding Fadli Zon Jadikan Puisi Sebagai Alat Perang[Gegara "Raisopopo"] PDIP Meradang Tuding Fadli Zon Jadikan Puisi Sebagai Alat Perang


Semoga agan agan berkenan untuk memberikan rating pada Thread ini emoticon-Blue Guy Cendol (L)
[Gegara "Raisopopo"] PDIP Meradang Tuding Fadli Zon Jadikan Puisi Sebagai Alat Perang


Spoiler for Enjoy:



ELITE PDIP TANGGAPI SOAL PUISI - PUISIAN

[Gegara "Raisopopo"] PDIP Meradang Tuding Fadli Zon Jadikan Puisi Sebagai Alat Perang[/CENTER]

Spoiler for puisi :


Jakarta - Kalangan elite PDI Perjuangan akhirnya berbicara juga tentang lontaran kata-kata dari Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon, yang sering disebutnya sebagai puisi.

Setelah sekian lama mendiamkan Fadli Zon mengirimi 'puisi-puisi'nya yang selalu berusaha menyindir PDIP dan Jokowi, Wasekjen PDIP Hasto Kristiyanto akhirnya berbicara menanggapi.

Menurut Hasto, 'puisi' yang disampaikan Fadli Zon memang didisain sebagai bentuk serangan terhadap Jokowi.

Kata Hasto, di dalam tradisi di Indonesia, puisi dipakai untuk menyampaikan kritik sosial, atau sebagai pengungkapan jiwa kepahlawanan. Dan bahkan menjadi genderang perang atas berbagai bentuk ketidakadilan.

"Namun di tangan Fadli Zon, telah menjadi alat perang orang per orang. Saya jadi teringat pendapat teman saya seorang ahli psikologi perilaku, bahwa perilaku seseorang akan dipengaruhi lingkaran sosial terdekatnya," jelas Hasto.

Dia melanjutkan seseorang yang biasa berada di lingkaran yang menggemari peperangan, akan cenderung menjadikan segala sesuatunya sebagai alat perang. Sebaliknya, seseorang yang berada di lingkungan yang menghormati keindahan alam, akan cenderung memiliki sikap welas asih terhadap seluruh alam ciptaan.

"Jadi apa yang disampaikan Fadli Zon tersebut merupakan pemaksaan kaidah sastra untuk keperluan perang. Akibatnya tidak hanya kekacauan logika, namun pemutarbalikan fakta," ujar Hasto.

Salah satunya adalah 'puisi' Fadli yang berjudul 'Aku raisopopo', yang menurut Hasto, seharusnya menjadi ungkapan kejujuran seorang pemimpin. Yakni bahwa tanpa rakyat, pemimpin memang tidak bisa apa-apa.

"Demikian halnya dalam wayang. Wayang merupakan potret dan ritual kehidupan," kata dia.

"Di dalam pewayangan ada sengkuni yang sukanya mengadu domba orang. Di dalamnya ada Duryudana, yang menyukai keangkaramurkaan, menghalalkan berbagai macam cara untuk melanggengkan kekuasaan, termasuk penculikan."

PDI Perjuangan tetap berkeyakinan bahwa dalam strategi pemenangan pemilu yang terbaik hanyalah bergerak satu arah memenangkan hati nurani rakyat. Karena itulah, Hasto mengakui pihaknya lebih memilih membuat puisi kehidupan, guna menggelorakan kembali semangat perjuangan rakyat untuk melawan berbagai bentuk ketidakadilan.

"Manusia sejatinya adalah seseorang yang tidak punya apa-apa, tidak bisa apa-apa, dan bukan siapa-siapa. Karena sejatinya manusia memang wayang yang digerakkan Sang Dalang, Dalang Kehidupan, Semesta, yaitu Tuhan Yang Maha Esa," jelas Hasto.

"Pak Jokowi lebih memilih berbagi mimpi, berbagi harapan dengan aksi nyata. Bukan hanya di belakang meja. Hanya mereka yang punya mata hati yang bisa melihat niat suci. Bekerja dengan hati. Menjadi teladan dan bukan hanya menjual slogan."

[Gegara "Raisopopo"] PDIP Meradang Tuding Fadli Zon Jadikan Puisi Sebagai Alat Perang

Sudah mulai kehilangan Gregetnya nie PDIP, ampe segitunya narik kesimpulan....padahal tempohari masih elegan melakukan perlawanan dengan membalas pake puisi juga, meski puisinya made-in PDIP agak2 berbau ABG Alay sikit [ngaca dong..ngaca dong..ngaca dong..], kok sekarang mati kutu kupret gitu kesannya. Padahal menurut gw, menyindir lawan politik lewat puisi itu relatif lebih soft dampak kerusakan yang ditimbulkannya timbang bengak-bengok saling ejek kek kelakuan cebokers Kambing dan Singa dimarih

Mestinya proporsional aja menyikapi manuver lawan politik, bagaimana pun puisi hanya salah satu cabang sastra yang menggunakan kata2 sebagai media penyampaian untuk membuahkan ilusi dan imajinasi, puisi itu [menurut gw] hanya memiliki 'pangsa pasar' tertentu karena butuh kepiawaian tersendiri dalam pemilihan kata2..alhasil, GAK semua orang yang membaca ataw mendengarkannya NGEH dengan maksud yang hendak disampaikan..karena lewat puisi pada dasarnya seorang penulis puisi menciptakan suatu dunia tersendiri, yang mungkin berisi pesan atau gambaran suasana-suasana tertentu, baik fisik maupun batiniah..so, kenapa harus disikapi secara berlebihan ?

Justru karena disikapi secara berlebihan, akan membuat sang pelaku akan mengulangi kembali perbuatannya. Karena tujuan pelaku hanya ingin mengajak 'perang urat sarap' belaka, semakin sang target terpancing dengan puisi atau sajak satire (sindiran)..semakin rajin yang bersangkutan menciptakan puisi2 sejenis dikelak kemudian hari...buktiin aja kalo gak percaya.

Spoiler for BONUS:
Diubah oleh GalangNurAji 18-04-2014 10:58
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
2.5K
6
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Pilih Capres & Caleg
Pilih Capres & CalegKASKUS Official
22.5KThread3.1KAnggota
Urutkan
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.