Sabtu, 12 April 2014 19:38 WIB


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nama mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) disebut-sebut sebagai calon pendamping Jokowi dalam bursa pilpres 2014. Namun duet Jokowi-JK dinilai akan memunculkan matahari kembar.

Pengamat Politik dari Universitas Indonesia, Arbi Sanit, berpendapat Jokowi sebagai capres dan tokoh muda baru memiliki kepopuleran yang lebih dibandingkan dengan capres-capres lainnya.

Bila Jokowi salah memilih cawapres, menurutnya hal itu akan menjadi bumerang untuk memenangkan bursa pemilu Presiden mendatang.

"Popularitas tak cukup untuk negara ini. Harus cari cawapres yang tepat. Kalau JK, kelemahannya akan muncul matahari kembar. Bisa jadi ditekankan benar oleh PDIP dan Jokowi, bahwa JK tak boleh membuat keputusan. Itu caranya bila JK jadi cawapres Jokowi," papar Arbi, Sabtu (12/4/2014).

Menurut Arbi, yang menjadi cawapres Jokowi adalah sosok yang bisa melengkapi kekurangan Gubernur DKI Jakarta tersebut. Syarat lainnya, kata Arbi, tidak memicu peluang terjadinya dua pengaruh kekuasaan dari Presiden dan Wakil Presiden.

"JK memang memenuhi syarat, tapi kerawanannya ya itu. Muncul dualisme kepemimpinan. Biar aman, JK tidak boleh buat keputusan," ujarnya.