ini adalah sepenggal perasaan ane ketika melihat kehidupan orang" di sekitar ane,,,,mungkin dari beberapa agan" / sista" pernah melihat atau mengalami hal yang sama seperti yang ane alami,,,
beberapa kisah di bawah merupakan curhatan hati n perasaan ane ketika melihat kehidupan masyarakat di sekitar ane...
langsung aje y gan,,
Spoiler for Kisah Pertama:
ane bukanlah warga asli malang, ane berasal dari madura tepatnya kabupaten sumenep. seperti kehidupan pedesaan pada umumnya ane sudah terbiasa melihat perbedaan tingkat ekonomi masyarakat sekitar ane. Diantara deretan rumah sederhana hingga yang mewah terselip sebuah gubuk rapuh yang tak sepatutnya menjadi tempat tinggal. Namun masih ada seseorang yang tinggal di gubuk tersebut. Namun beliau tak pernah menjadi peminta” atau pengemis. Beliau lebih baik menahan lapar daripada harus menahan malu menjadi seorang peminta”. Beliau menjajakan jasa cuci baju dari rumah ke rumah tetangga terdekatnya. Tubuh rentanya ditantangnya untuk tetap tegap berdiri dan menjelajah dari satu pintu ke pintu yang lain. Beliau tidak hanya mengharapkan mendapatkan uang, walau hanya sesuap nasi yang beliau dapatkan beliau tetap mensyukurinya. Berapapun uang yang beliau dapatkan adalah tabungan ketika tubuh rentanya telah menyerah dalam keletihan.
Satu kalimat yang ane inget dari perkataan beliau, “lebih baik putih tulang daripada putih mata”. Kalimat tersebut bila diartikan lebih kurang berarti “lebih baik mati daripada menanggung malu”. Tak apalah bagi beliau menahan lapar dan letih daripada harus menjadi peminta-minta.
Jujur ketika ane mendengar kalimat tersebut, ane meneteskan air mata gan. Orang yang ada dihadapan ane saat itu dengan tubuh rentanya masih berjuang demi sesuap nasi tanpa harus membuat malu dirinya sendiri.
Spoiler for Kisah Kedua:
Kisah satu ini ane alami beberapa hari yang lalu.
Waktu itu ane kerja shift sore, jadi pulang kerja jam 23.00 WIB. Dalam perjalanan pulang ane melihat seorang bapak berdiri dipinggir jalan menjajakan hasil dari kreativitasnya, sebuah mainan berbentuk pesawat yang terbuat dari kayu dengan baling” yang bisa berputar. Yang ada dipikiran ane waktu itu, “siapakah yang akan membeli barang itu ditengah malam??siapakah orang yang akan membelikan barang itu untuk anaknya diantara banyak pilihan mainan yang lebih modern??”. Waktu itu ane Cuma berlalu saja tanpa berhenti untuk membeli, sebab dikantong ane hanya ada selembar duit Rp 10.000,- .
Selang beberapa hari ane dapat gaji pertama ane bekerja. walau jumlahnya tak seberapa, ane niatin untuk membeli mainan itu. Malamnya ane datangi bapak tersebut dan membeli pesawat kayu tersebut. Ane sempatin untuk sedikit berdialog dengan bapak tersebut. Beliau mengatakan tak setiap malam ada orang yang membeli, namun beliau tetap saja berdiri ditempat itu hingga subuh. Dan berapapun mainan tersebut yang laku, beliau tetap mensyukurinya. Beliau lebih memilih menjajakan mainan tersebut malam hari agar tidak panas.
Ada satu hal perkataan beliau yang membuat hati ane bergetar gan, “bapak gag pernah ngerasa capek atau sedih kalau gak ada yang beli, malah bapak bersyukur masih bisa jualan. Itu sudah rejeki buat bapak dan rejeki itu harus di syukuri”.
Dan sekali lagi, tubuh ane langsung gemetar gan dengarnya. Orang yang dihadapan ane tak pernah mengharapakan mendapakan uang banyak, tak dapat uangpun dia tetap bersyukur. Sedangkan ane, kadang masih lupa untuk mensyukuri segala apa yang ane miliki.
Spoiler for Kisah Ketiga:
Untuk yang satu ini, ane belum bisa bercerita banyak. Sebab ane belum pernah berdialog langsung dengan orang yang ingin ane bahas.
Sekilas info saja, ini tentang seorang gadis kecil yang setiap malamnya duduk di pinggiran area parkir sepeda motor, menjajakan kue dan barang” lain sembari membaca buku dan belajar.
Nanti ane update lagi setelah ane berdialog dengan anak gadis super tersebut.
Dari kisah diatas, coba kita bandingkan dengan kehidupan disekitar kita.
Banyak orang – orang yang bertubuh tegap, kuat, dan sehat memilih menjadi pengemis di jalanan dan ditempat lain.
Lihat disana, orang – orang berdasi di gedung itu. Walau memiliki bayaran jauh berkali-kali lipat, masih tetap melakukan korupsi.
Dan pernahkah kita mensyukuri kehidupan yang kita miliki??sudahkan kita merasa cukup dengan apa yang kita dapatkan dari jerih payah kita hari ini??
Maaf klo masih acak-acakan…ane masih newbie…
0
2.7K
Kutip
30
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!