1. Edgar Jones ( 52 tahun]

"Aku yang pertamakali menemukan mayat Emilly mengambang di kolam renang. Aku dan istriku mencarinya karena tak ada sarapan di meja makan. Sesuatu yang rutin disiapkan Emilly sebelum aku berangkat ke kantor. Seminggu yang lalu Emilly pernah meminta kenaikan gaji tapi aku menolaknya."

2. Cheryl Fox (48 tahun, Istri Edgar)

"Aku ikut mencarinya pagi itu. Aku ke kamarnya karena mengira dia sakit. Aku kaget mendengar teriakan Edgar dari kolam renang. Ternyata Emilly di sana dan telah tewas. Aku ingat beberapa hari lalu Emilly sempat bertanya apakah dia boleh memakai kolam renang. Dan aku mengijinkan dia memakainya kapanpun. Aku sangat kehilangan dia apalagi Edgar. Hanya masakannya yang disukai Edgar melebihi masakanku."


3. Linda Wilkens (38 tahun, pelayan rumah)

"Emilly baru 2 bulan bekerja di sini. Tapi kami sudah mulai akrab dan aku merasa cocok dengannya. Ia sangat cekatan dan rajin. Tuan Edgar lebih suka masakannya. Aku kaget saat tahu Emilly tewas di kolam renang. Sudah 2 hari ini aku sakit dan hanya istirahat di kamar. Terakhir aku bertemu Emilly, semalam saat dia mengantarkan segelas susu dan makan malam untukku."


4. Silvia Jones ( 19 tahun, putri Edgar dan Cheryl)

"Aku tidak terlalu dekat dengan Emilly. Dia pelayan baru di sini. Yang aku tahu masakannya lumayan enak. Dulu aku pernah marah saat ia tak sengaja menumpahkan susu di atas tugas kuliahku. Tapi aku sangat menyesal setelah kematiannya."

5. Amy Jones ( 11 tahun, putri Edgar dan Cheryl)

Tak ada keterangan yang bisa di dapat dari Amy. Erb juga tak menjadikannya tersangka. Amy penyandang disabilitas yang kompleks. Selain tuna wicara, dan trauma, ia juga mengalami lumpuh pada ke dua kakinya. Sayang sekali karena dari kamar Amy lah semua aktifitas/kejadian di kolam renang bisa terpantau, karena letaknya bersebelahan.

Erb memeriksa kamar Emilly dan tak ada keadaan yang mencurigakan di sana. Di laci meja, Erb menemukan obat-obatan jenis benzodiazepin, antidepresan dan beta-blockers. Selain itu, Erb sempat membaca sebuah buku (sejenis diary) yang ditulis Emilly. Di halaman terakhir, Emilly menulis sebaris kalimat. Inilah yang membuat Erb semakin yakin bahwa Emilly dibunuh.

Erb memang tak mendapatkan keterangan apapun dari Amy, karena dia sama sekali tak bereaksi dan bergeming di kursi rodanya. Tapi Erb mulai tertarik dengan tumpukan kertas-kertas gambar dipangkuan Amy. Di salah satu gambarnya, Erb menangkap sesuatu yang mungkin jadi petunjuk.

"Kau anak yang hebat." Puji Erb.