zevinnovaldiAvatar border
TS
zevinnovaldi
Hubungan PAN dan Muhammadiyah
Melihat kembali ke belaka[/LEFT]ng sejarah berdirinya Partai Amanat Nasional (PAN), diawali dari hasil Sidang Tanwir Muhammadiyah, 5-7 Juni 1998 di Semarang – Jawa Tengah. Waktu itu, Komisi C merekomendasikan kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah agar mempersiapkan berdirinya satu partai politik. Pada saat penutupan sidang, Amien Rais mengumumkan akan membentuk partai politik baru yang kini dikenal dengan PAN. Sejak itulah pertautan hubungan historis dan emosional antara Muhammadiyah – PAN terpatri kuat.

Keterlibatan aktivis, pengurus dan warga Muhammadiyah pada awalnya dalam pendirian PAN yang begitu massif dan intens menjadi salah satu faktor pendorong cepatnya perluasan infrastruktur PAN. Sedikit banyaknya keberadaan PAN sangat membantu dengan berdirinya di daerah, semua berkat keterlibatan jaringan infrastruktur Muhammadiyah yang sebelumnya sudah ada di seluruh wilayah republik ini. Begitu PAN dideklarasikan 23 Agustus 1998, diikuti pembentukan PAN di wilayah provinsi dan kabupaten/kota yang terlibat menjadi inisiator dalam komite pendirian PAN mayoritas berasal dari aktivis, pengurus dan warga Muhammadiyah. Memang kita tidak bisa menutup mata kepada para inisiator yang terlibat bukan berasal aktivis, fungsionaris dan warga Muhammadiyah.

Menyangkut hubungan PAN dengan Muhammadiyah memang sangat sulit untuk memutuskannya, mengingat historis dan kultural kelahiran partai ini adalah hasil ijtihad Muhammadiyah sendiri. Faktualnya secara organisatoris, tidak ada hubungan antara PAN dan Muhammadiyah. Tapi, ada benang merah yang mengikat kuat antara PAN dengan Muhammadiyah. Dimana keberadaan PAN sampai kapanpun tidak akan bisa dilepaskan dengan Muhammadiyah.
Namun, menjelang pemilu seperti sekarang ini hubungan Muhammadiyah dan partai politik sering dipertanyakan. Biasanya, yang sering dipertanyakan adalah hubungan Muhammadiyah dengan PAN.

Satu hal yang pasti, hubungan antara Muhammadiyah dan PAN tidak pernah bertentangan, bahkan sangat sering sejalan dan bekerja sama. Walau Muhammadiyah tidak ada hubungan organisasi secara langsung dengan PAN, tetapi dakwah - dakwah Muhammadiyah yang berkaitan dengan bidang politik sering disalurkan melalui PAN. Secara organisasi, Muhammadiyah tak berada dalam politik kekuasaan ataupun politik praktis. Memang Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi besar Islam di Indonesia diyakini masih memiliki ikatan kultural dengan PAN, dikarenakan PAN memiliki latar belakang sejarah dengan Muhammadiyah.

Selain itu, beberapa hari yang lalu, hampir di seluruh media massa Hatta menegaskan bahwa PAN sendiri adalah sebuah partai inklusif, bukan eksklusif yang tertutup untuk semua kalangan masyarakat . PAN bukan hanya hadir untuk warga muslim saja, tetapi bagi seluruh rakyat Indonesia. PAN juga tidak memandang latar belakang suku dan agama.

Dengan demikian, saya berharap tulisan ini menjadi bermanfaat dan sedikit mencerahkan pemikiran kita mengenai hubungan Muhammadiyah dan Partai Amanat Nasional.

Salam Sejahtera….
0
1.8K
12
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923KThread83KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.