trancesectionalAvatar border
TS
trancesectional
[PROMOSI] Eyeliner
Awalnya Eyeliner adalah band brit pop yang lahir saat era kejayaan genre musik itu pada tahun 1998 di Komplek PWI, Jakarta Timur. Ketika itu Eyeliner yang beranggotakan Do (vokal), Q2 (gitar), Oki (drum), Budi (gitar), dan Pante (bass), membawakan karya dari musisi antara lain Morrissey, The Cure, dan band brit pop lainnya di pentas-pentas komunitas independen lokal. Pada tahun 2000 bersamaan dengan beranjaknya para personel ke perguruan tinggi, rutinitas Eyeliner terhenti pada bulan Juni. November 2000 Do mencoba untuk membentuk kembali band dengan aliran musik yang sama. Untuk memenuhi posisi yang ditinggalkan, terkumpullah Toni (bass), Arman (gitar) dan Topan (drum). Format ini tidak berlangsung lama karena kesibukan masing-masing.

Berawal dari bertemunya Do dengan teman se-tongkrongan yang berpengetahuan musik yang hampir serupa di kampus yang berlokasi di Bogor, sebuah kota kecil bersuasana sejuk namun kondusif, pada Mei 2001, Do (vokal), Age (gitar), Adiw (gitar), Kocha (drum), dan Yuda (bass) sepakat membentuk kembali Eyeliner yang berubah haluan ke brit rock. Mereka meng-cover lagu Placebo, dan lagu brit rock lainnya. Eyeliner kembali ke event komunitas independen Jakarta dan Bogor. Membawa nama besar Eyeliner, lagu-lagu yang pernah dibawakan diusung kembali sebagai pelengkap, contohnya The Wannadies, Morissey, dan Pulp.Kemudian diracuni Taya untuk mengcover lagu-lagu Shed Seven.

Eyeliner dengan format ini bertahan cukup lama hingga akhir tahun 2003, dan tenggelam, karena tidak termenej dengan baik. Personel tetap berkomunikasi, Terkecuali Adiw dan Yuda yang berbeda orientasi musik, Do, Age dan Kocha ditemani oleh Cepe kerap kali nge-Jam di Studio Musik. Kocha aktif dengan bandnya yang bertitel Anastavia. Sesekali formasi duo Do dan Age tampil dengan nama Ironic Idol, band yang terdiri dari Do (vocal, programmer, synthetizer) dan Age (sound engineer, sequencer) yang tampil dengan format musik digital beraliran dark wave pop, shoegaze dan ambience, dan juga menyertakan Kocha dan Cepe sebagai additional player. Bersama, tetapi tidak ada keinginan untuk serius kembali ke pentas.

Rindu akan hingar bingar pentas, Juli 2005, Eyeliner muncul kembali dengan format Do (vokal), Age (gitar), Kocha (drum), dan CePe mengisi posisi bass kemudian pada September tahun yang sama,Taya direkrut sebagai additional guitar player pada acara Pop Is Dead di Bogor. sehingga Eyeliner beranggotakan 4+1 personel. Acara ini sepertinya memang diperuntukkan sebagai ajang reuni band-band brit pop dan britrock di Bogor sehingga terasa cocok sebagai momen reuni Eyeliner. Event-event indie dijajaki kembali. Eyeliner juga tampil di berbagai pentas Seni SMU dan Perguruan Tinggi. Lagu-lagu band Brit rock seperti Placebo, Muse, Stereophonics kembali dikumandangkan.

Mengiringi zaman, lagu-lagu garage disco seperti The Braveries, The Killer sempat juga digarap. Sebuah album mini (EP) ditelurkan Eyeliner bertajuk Quad Vision, pencarian jati diri yang mulai mematang. Karena kesibukan kuliah dan pekerjaan, Eyeliner pada 2006 tereduksi menjadi 3 personel, tanpa CePe dan Taya. Sebagai pengisi bass ditariklah Erlangga (bass).

Tidak lama, Eyeliner kemudian mengalami kesulitan lagi mencari pemain bass. Dengan keadaan tanpa pemain bass, format Eyeliner, dan juga aliran musiknya kemudian berubah hampir total.

Do, Age dan Kocha kembali bersatu untuk mendapatkan inspirasi baru dalam bermusik seperti yang terdapat pada eyeliner sekarang.Untuk melengkapi formatnya, Pada tahun yang sama, Taya masuk kembali untuk mengoperasikan synthesizer. Eyeliner dengan format empat personel Do(vocal), Kocha (gitar), Age (gitar) dan Taya (sequencer + synthesizer) yang masing-masing bernama panggung Konstanta, Fu Kocha, Subnet 6 dan Levi.

Pada 4 Juli 2011, eyeliner tereduksi menjadi hanya Do dan Levi ditambah dengan Ozo dan kehadiran Personal Manager Rifky sampai sekarang.

Album yang dirilis awal November 2009 ini adalah album kedua setelah yang pertama Trancesectional EP (Extended Play) rilis tahun 2006. Walaupun jika berdasarkan jumlah rilisan resmi yang masuk diskografi maka album ini adalah rilisan Eyeliner yang ke 4 setelah 01.Trancesectional EP (2006), 02.Hidup Yang tak Berarti Single (2009), dan 03.The Song EP (2009). Lain lagi jika kita mendefinisikan album adalah LP (Long Play) yang dapat juga diartikan Full Album atau album penuh maka Erathania adalah album pertama karena 3 rilisan sebelumnya 2 diantaranya adalah EP atau mini album dan satu diantaranya sebuah single.

Fase Trancesectional adalah sebuah fase ‘kelahiran kembali’ dari Eyeliner yang selama 7 tahun (1998-2005) ‘hanya’ menjadi sebuah band indie beraliran brit pop / brit rock yang pergi dari satu stage indie ke stage lainnya dengan modal meng-cover lagu-lagu Morissey, Shed Seven, Radiohead, Placebo dan lainnya tanpa menghasilkan karya baik single EP, apalagi LP (baca: lagu sendiri) walaupun Eyeliner sempat menggubah beberapa lagu tapi lagu-lagu tersebut menguap seiring berjalannya waktu.

Trancesectional merupakan tonggak revolusi Eyeliner dengan format baru (tanpa drummer dan bassist), mengusung jenis musik baru dengan eksperimentasi lebih luas, memasukkan suara-suara elektronik dan sequencer serta lirik-lirik spiritual sehingga cenderung menuju ke darkwave. Jika Trancesectional adalah fase ‘kelahiran kembali’ maka Erathania adalah fase selanjutnya yaitu fase ‘pengukuhan’.

Pengukuhan bahwa Eyeliner benar-benar mampu bertahan hidup dan terus berkarya.
Proses yang cukup lama juga merupakan adaptasi bagi perubahan masing-masing personil yang mulai sibuk dengan pekerjaan sampingannya. Selain itu juga, beberapa personil sudah mulai berkeluarga sehingga Erathania benar-benar merupakan adaptasi bagi Eyeliner.

Secara teknis proses recording Erathania dimulai sekitar Desember 2008 dan terus menerus secara bergerilya sampai April 2009, dilanjutkan proses mixing (juga secara bergerilya) hingga September 2009.

Pemilihan kata ‘Erathania’ sebagai judul album pun sudah cukup lama, seperti Trancesectional, Erathania juga tidak memiliki arti secara definitif dari bahasa manapun juga, kami memaknai sendiri Erathania sebagai sebuah proses penyatuan ruh manusia dengan Tuhan (bercinta dengan Tuhan red.) ketika berada dalam kandungan.

Diskografi:

Trancesectional EP (2006)
Track01. The Frequencies I
Track02. Average
Track03. Driven Slowly
Track04. One Sighted
Track05. The Empty Light
Track06. Trancesectional
Track07. The Frequencies II

Hidup Yang Tak Berarti SINGLE ALBUM (2009)
Track01. Hidup Yang Tak Berarti 
Track02. Hidup Yang Tak Berarti (e-MIX)
Track03. Hidup Yang Tak Berarti (Instrumental-Mix)
Track04. Siamese

The Song EP (2009)
Track01. Hidup Yang Tak Berarti (e-MIX)
Track02. Rushing ThroughTrack03. Kegelapan Surga (e-mix)
Track04. The Song
Track05. Hidup Yang Tak Berarti (Instrumental-Mix)

Erathania (2009)
Track01. Rushing Through
Track02. Megaenigma I
Track03. Hidup Yang Tak Berarti
Track04. Sang Utusan
Track05. Nothing Lasts Forever
Track06. Six Ways To Get
Track07. The Song
Track08. Trancesectional
Track09. One Sighted
Track10. Ten Kommandments
Track11. Megaenigma II
Track12. Average
Track13. Kegelapan Surga (e-Mix)
Track14. Hidup Yang Tak Berarti (e-Mix)


Contact:
Rifky
PIN BBM: 27052615
email: eyelinersound@gmail.com
Diubah oleh trancesectional 12-03-2014 07:45
0
1.2K
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Musician Corner
Musician CornerKASKUS Official
3.5KThread1.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.