tripleashopAvatar border
TS
tripleashop
Dari mana asal kriminalitas Hafidt dan Assifa?
Riwayat Pemberian ASI Hafidt
dan Assifa Dipertanyakan
TRIBUNNEWS
Ahmad Imam Al Hafitd dan Assifa Ramadhani.
Hidayatullah.com –Kasus pembunuhan yang
dilakukan oleh Ahmad Imam Al Hafitd (19
tahun) dan Assifa Ramadhani (18 tahun),
menarik perhatian dokter anak, Utami Roesli.
“Gila nih anak! Ya Allah, saya aja dokter selama
42 tahun, kalau mau masuk lift berbarengan
sama jenazah, mendingan jenazah itu duluan
yang masuk, atau saya cari lift lainnya. Nah ini,
bagaimana anak 19-18 tahun bisa membawa
mayat keliling-keliling selama 20 jam?” ucapnya
saat ditemui seusai Workshop untuk Ustadz-
Ustadzah ke-5 tentang “Keajaiban ASI dan Efek
Samping Pemberian Formula pada Bayi, Ditinjau
dari Sisi Medis dan Hukum Syariah”, Ahad
(9/3/2014) di RS Kemang Medical Care, Jakarta.
Dokter anak sekaligus Ketua Pembina Sentra
Laktasi Indonesia itu mengaku ingin bertemu
orangtua Hafidt dan Assifa. “Saya ingin sekali
bertemu orangtuanya dan tanya, berapa lama,
sih, mereka disusuin,” ulasnya. Kemudian Utami
menjelaskan tentang pengaruh besar ASI
terhadap tingkah laku seorang anak.
Wendi H. Oddy, peneliti asal Australia, melakukan
penelitian terhadap 2900 ibu hamil. Ia terus
mengikuti perkembangan anak mereka sampai
usia 14 tahun. Secara terukur, peraih gelar Ph.D
dalam bidang nutrisi itu menemukan perubahan
tingkah laku saat usia bayi-bayi itu mencapai 2,
6, 8, 10, dan 14 tahun.
Kesimpulannya, semakin lama menyusui,
semakin berkurang gangguan mental pada anak
dan remaja. Hasil penelitian itu tertulis dalam
Journal Pediatric, Oktober 2009. “Itu penelitian
yang lama sekali dengan sample yang banyak.
Jadi, bagaimana kita nggak mau percaya dengan
penelitian itu?” ulas Utami.
Hasil penelitian itu juga menghasilkan
kesimpulan, ada delapan gangguan mental yang
bisa dikurangi bila anak disusui secara benar.
Gangguan mental itu adalah menarik diri,
gelisah, depresif, psychosomatic, autisme,
gangguan cara berpikir, gangguan bersosialisasi,
delinquent behaviour, serta tingkah laku agresif.
Menambahkan penelitian Wendi, Utami juga
memaparkan penelitian Cohort pada 540 bayi
tahun 2013. Penelitian itu dilakukan pada ibu-ibu
yang memiliki bayi usia 9 dan 18 bulan. Mereka
ditanya riwayat menyusui untuk kemudian
dibandingkan dengan perkembangan kognitif,
bahasa, dan motorik bayi-bayi tersebut dengan
skala Bayley.
“Hal itu karena bayi-bayi yang mendapatkan ASI
langsung dari ibunya, akan memiliki kesehatan
mental yang lebih baik sebab tumbuh dalam
keadaan aman,” ulas pemegang sertifikat
International Board Certified Lactation
Consultant ( IBCLC).
Fakta membuktikan, semakin lama periode
menyusui, makin tinggi nilai peningkatan
perkembangan kognitif, bahasa, dan motoriknya.
Hal inilah yang membedakan dengan anak-anak
yang banyak diberi susu formula.
Utami juga membeberkan hasil meta analisa
terhadap 1802 bayi. Penambahan zat-zat pada
susu formula seperti LCPUFA-DHA dan AA pada
formula, gagal memberikan efek peningkatan
kemampuan kognitif dini pada bayi.
Berdasarkan penelitian itu, kakak kandung
seniman Alm. Harry Roesli itu kembali
menyatakan rasa prihatinnya. ”Kurang apa
bagusnya nama Imam Hafidt, Assifa? Ibunya
mengharapkan anaknya sholeh, sholehah. Tapi,
mungkin orangtuanya kurang terinformasikan
dengan baik,” tutur ibu dua anak itu.*
Rep: Administrator
Editor: Syaiful Irwan

link : http://m.hidayatullah.com/read/2014/...rtanyakan.html

Pentingnya menyusui dan memberikan asi ternyata bisa menekan angka gangguan mental dan kriminalitas...berikanlah asi yg menjadi hak anak2 kita

Ibue AAA
0
3.3K
30
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.7KThread40.7KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.