Merdeka.com- Tindakan Israel belum lama ini di Dataran Tinggi Golan, termasuk menyediakan perawatan buat pemberontak Suriah dan menempatkan kembali tentaranya di kota kecil berbatasan dengan Suriah, telah memberi tanda Negeri Yahudi itu berusaha mengulangi skenario tahun 1980-an. Saat itu Israel menggunakan anggota milisi pro-Israel di Libanon sebagai garis pertahanan untuk melindungi kepentingannya sendiri.

"Yang penting buat Israel adalah keamanannya dan apa yang telah kita saksikan mengenai penempatan kembali tentara di Kota Ghajar, yang diduduki Israel, dan melobi pemberontak di Suriah selatan adalah upaya Tel Aviv untuk menciptakan tentara pemberontak Suriah selatan seperti yang dilakukannya dalam perang saudara Libanon pada 1980-an," kata Maher Murhej, pengamat politik dan pemimpin Partai Pemuda, seperti dilansir surat kabar the Global Times, Kamis (6/3).

Sebuah laporan di surat kabar Libanon Al-Akhbar mengutip pernyataan seorang perwira senior Israel pada bulan lalu mengatakan Israel telah menerima sebanyak 1.600 pemberontak Suriah. Israel memberi mereka perawatan medis di beberapa rumah sakit di Israel utara, dekat wilayah pendudukan Dataran Tinggi Golan.

Sementara itu, laporan tersebut menyatakan kontak antara Israel dan pemberontak Suriah bukan hanya terbatas pada perawatan para pemberontak yang cedera, tapi juga menciptakan sebuah rasa saling pengertian dengan pemberontak di Suriah selatan, jika pemerintah Suriah ambruk.

Selama perang saudara di Libanon, Israel mendukung Tentara Lebanon Selatan (SLA), sebuah milisi Libanon yang beroperasi di Libanon Selatan dan kebanyakan didukung oleh Israel selama konflik Libanon Selatan 1982-2000. Milisi tersebut berperang melawan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan Hizbullah.

Pengamat mengatakan Israel mendukung SLA untuk dijadikan sebagai garis pertahanan terhadap PLO dan Hizbullah, dan tindakannya baru-baru ini dipercaya sebagai pengulangan skenario yang sama.

"Kita menyaksikan upaya yang sama di Suriah selatan dan itu dibuktikan lewat tindakan Israel di Kota Al-Ghajar. Zona penyangga antara Israel dan Suriah sekarang menjadi pangkalan buat pemberontak bersenjata, yang tak ingin melancarkan serangan terhadap Damaskus tapi berlindung di daerah itu guna melindungi keamanan Israel dan permukimannya," kata Murhej.

Abdul Hamid Salhab, seorang pengamat lainnya, mengulangi pendapat Murhej, tapi menambahkan upaya semacam itu akan gagal akibat kehadiran kuat tentara Suriah.

Tentara Israel kemarin menembakkan beberapa roket dari Dataran Tinggi Golan ke sebuah kota kecil di Provinsi Qunaitera di Suriah selatan.

Kementerian Luar Negeri Suriah mengatakan serangan tersebut adalah tanda-tanda mengenai kerja sama Israel dengan pemberontak Suriah.

Menteri Luar Negeri Suriah Walid al-Moallem mengatakan serangan Israel itu adalah reaksi terhadap operasi untuk mendahului oleh militer Suriah, yang menggagalkan upaya Israel untuk membuat zona penyangga di dekat Dataran Tinggi Golan.

Operasi 'pencegahan' militer adalah serangkaian pertempuran terhadap pemberontak bersenjata di berbagai daerah di Suriah selatan.