JAKARTA - Penyair Sitok Srengenge telah diperiksaan oleh penyidik Polda Metro Jaya, terkait dugaan pemerkosaan terhadap Mahasiswi Universitas Indonesia berinisial, RW (22).

Berkaitan dengan tambahan pasal, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto mengatakan, pihaknya sudah bertemu dengan pihak RW yang telah memberikan masukan agar polisi menggunakan pasal 286 KUHP tentang pemerkosaan.

"Pasal itu akan kita dalami, kita tidak bisa gegabah begitu saja," ujar Rikwanto kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Rabu (5/3/2014).

Kata dia, secara konvensional pemerkosaan itu masuk ke dalam ranah fisik. Namun, dalam kasus RW berbeda, fisiknya tidak begitu kelihatan untuk dijadikan acuan tapi psikisnya justru yang kelihatan. "Kasus ini (RW) berbeda, oleh karena itu kami butuh pendalaman," lanjutnya.

Selain itu, polisi butuh saksi ahli untuk mengetahui hal yang mendasar dari kasus tersebut, dengan bantuan saksi ahli. "Keterangan ahli sedang dimintakan, kriminolog, ahli forensik dan ahli pidana. Apakah suka sama suka atau benar pemerkosaan," lanjutnya.

Saat ini, lanjut dia, pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap penyair terkenal itu. "Sitok masih dilakukan pemeriksaan, dan belum ada peningkatan status (masih saksi),'' tutupnya.

Ketua BEM Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, Saifulloh Ramdani, mengaku mengetahui ihwal pemerkosaan itu setelah mendengar keterangan dari kuasa hukum RW. Kata dia, korban diduga dirudapaksa secara halus dengan intimidasi mental pada Desember 2012.

"Dia (RW) kenal dengan Sitok sebagai juri salah satu acara melalui hubungan kerja. Maret 2013, Sitok menghubungi korban yang pada saat itu tengah mengerjakan tugas akhir mengenai penelitiaan kebudayaan," kata Saifulloh beberapa waktu lalu.

Posisi Sitok sebagai seniman membuat RW mudah berkomunikasi dengan modus membantu pengerjaan tugas penelitian kebudayaan yang sedang dikerjakan RW.

Sitok diduga sengaja mengatur pertemuan dengan RW di rumah kos. Menurut Saifulloh, Itulah awal Sitok melakukan pelecehan seksual secara paksa terhadap korban. "Ketika mendapatkan pelecehan seksual secara paksa, korban mengalami ketakutan dan trauma yang sangat dalam," ujarnya.

Setelah kejadian, Sitok kembali menghubungi korban. Meski tidak dibalas, tetapi Sitok terus menghubungi korban. Korban yang sedang dalam kondisi terpuruk tidak punya pilihan selain berusaha untuk mengakhiri dengan bertemu langsung.

Namun, dalam kesempatan tersebut pelecehan seksual meningkat statusnya menjadi pemerkosaan dengan intimidasi mental. Setelah itu, pemerkosaan dilakukan berulangkali dengan modus yang sama.

"Beberapa bulan kemudian korban diketahui hamil empat bulan. Dalam kondisi kebingungan dan hilang arah, korban bercerita kepada salah satu alumni yang juga teman dekatnya. Alumni dan beberapa orang teman selama tiga bulan berusaha menelusuri kejadian sebenarnya." pungkasnya.

Menolak Dinikahi

RW (22), mahasiswi UI yang dihamili Sitok Srengenge, menolak untuk dinikahi penyair kenamaan itu. Korban hanya ingin Sitok mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan hukum.

"Klien saya menuntut agar Sitok dijerat dengan hukum, meminta maaf kepadanya, tetapi klien kami tidak sudi untuk dinikahi pelaku," kata kuasa Hukum RW, Iwan Pangka di Mapolda Metro Jaya, Kamis 12 Desember 2013 lalu.

Iwan mendampingi kliennya dalam rangka pemeriksaan saksi oleh penyidik Direskrimum Polda Metro Jaya. Namun, RW nyaris pingsan saat akan menajalani pemeriksaan. Dia lunglai lantaran masih trauma atas yang kejadian yang dialaminya.

http://jakarta.okezone.com/read/2014...ara-masih-aman