Weits, jangan salah dulu gan. Maksudnya generasi sekarang yang di manapun dan kapanpun selalu liatin layar hapenya. Mau lagi jalan, lagi nunggu, ataupun lagi iseng.
Nah coba deh agan baca beritanya yang ane dapet dari web
http://www.soulofjakarta.com/index.p...&kat=3&id=MjU3
Quote:
Mereka ada dimana-mana. Di jalanan, di tempat-tempat pusat perbelanjaan, bahkan mungkin di lingkungan kerja anda. Menunduk sambil asyik menatap layar handphone sepertinya adalah pemandangan yang biasa sekarang ini. Menengok pada dua puluh tahun yang lalu, hal seperti ini mungkin tak akan anda dapati. Lalu benarkah istilah generasi menunduk dengan kata lain menggambarkan betapa tak bisa terpisahkannya manusia dengan kecanggihan teknologi?
Kecanggihan teknologi memang seperti dua mata pisau. Di satu sisi, memiliki manfaat dan kegunaan untuk mempermudah kehidupan manusia namun di sisi lain juga bisa membuat kehidupan tak lagi nyaman, mengganggu dan bahkan membahayakan. Sisi baiknya, kemudahan telekomunikasi dan teknologi menggampangkan kerja anda. Mesin tik dan telepon kabel tak lagi harus anda gunakan. Selain melelahkan, kini laptop bahkan tablet membuat anda mudah terhubung dengan internet. Ya, internet sekarang menjadi kebutuhan bahkan menjelma menjadi bagian penting dalam kehidupan modern. Mencari tahu tentang sesuatu? Anda tinggal mengetik di halaman Google. Mencari teman dan mengobrol? Jejaring sosial menjadi solusinya, anda tinggal login di Facebook dan Twitter. Betapa mudah dan instannya kebutuhan manusia sekarang memang rasanya sangat menyenangkan namun seperti yang disebutkan di atas, hal-hal negatif pun bisa menimpa kita.
Semakin mudahnya mencari teman dan sarana untuk bersosialisasi, membuat orang kemudian malah menjadi antisosial. Jumlah followers yang banyak di Twitter atau jumlah likes di Facebook membuat orang tak lagi mau berbasa-basi menyapa orang di sekitar bahkan mungkin keluarga sendiri. Dalam film Castaway On The Moon bahkan digambarkan bagaimana segala kemudahan internet membuat seorang tokoh wanita di film tersebut menutup diri dari dunia luar. Ia jadi tak terurus. Memiliki orang-orang tak nyata yang memujanya dianggap lebih penting ketimbang melakukan kontak sosial secara nyata.
Selain antisosial, kecanggihan internet dan semakin berkembangnya teknologi juga rentan membuat semua orang menjadi lebih malas. Kemudahan mendapatkan sesuatu hanya dengan menelpon, mention di Twitter atau dengan memesannya secara online membuat kita tak lagi berjuang benar-benar untuk sesuatu hal. Tidak heran bila kemudian masyarakat kota besar sekarang tak lagi mau berramah tamah mengenal tetangga atau bahkan keluarga besarnya sendiri.
Tentu ini menjadi catatan sekaligus refleksi untuk diri kita sendiri. Secanggih apapun teknologi dan kemudahan internet yang kita dapat, kontak sosial secara nyata tentu lebih efektif dan harus dinomorsatukan.