Kata penyair Chairil Anwar, cintaku jauh di pulau. Tapi kata janda Rita, 48, yang sedang iseng bersama brondong Junaidi, 28, cintanya justru jatuh di ruko. Ya keduanya digerebak Wilayatul Hisbah (Satpol PP), karena berbuat mesum di sebuah ruko. Namanya juga di Banda Aceh, cambuk pantat pun menanti.

Dalam sebuah puisinya, Chairil Anwar di tahun 1946 menulis: Cintaku jauh di pulau, gadis manis sekarang iseng sendiri….dan bla bla bla. Dalam puisi itu dia sepertinya sudah merasa bahwa cintanya pada seorang wanita akan kandas, karena umurnya yang tidak nguber. Penyair legendaris itu memang berusia pendek, 26 tahun. Lahir tahun 1922 di Sumatra Utara, meninggal di Jakarta tahun 1949. Meski telah menikah dan punya anak, tapi agaknya si “binatang jalang” itu masih mencintai si gadis iseng.

Nah, yang gadis saja iseng, apa lagi janda macam Ny. Rita ini, semakin iseng lagi. Bayangkan, cari lelaki yang sepantar saja masih banyak, dia kok bisa-bisanya malah pacaran dengan pemuda Junaidi yang lebih pantas jadi anaknya. Maka orang-orang pun meledek Rita sebagai janda gatel yang haus brondong! “Makam suaminya saja belum juga kering, sudah tak tahan mencari gebedan baru lagi,” begitu kata tetangga kanan kirinya di Gampong Lamdom, Kecamatan Lueng Bata, Banda Aceh.

Sebagai janda STNK, Ny. Rita memang sangat kesepian semenjak ditinggal suami. Soal materil dia masih mampu mengatasi, tapi masalah onderdil, ini yang sangat krusial. Banyak juga sih lelaki yang naksir dirinya, tapi kebanyakan sudah seperti para Capres di Indonesia, tua-tua! Usianya rata-rata sudah di atas kepala enam. Bagaimana mereka (para penaksir Rita) bisa menjawab persoalan bangsa di atas ranjang?

Adalah Junaidi, pemuda nganggur yang kebetulan menyimak gerak-gerik si janda manis iseng sendiri tersebut. Dilihat wajah, bodi dan penampilannya, kok boleh juga. Sononya iseng, Junaidi ikutan iseng pula untuk mendekati. Eh, ternyata nyambung. Keduanya pun lalu berhubungan akrab. Di mata Rita mungkin, anak muda ini sangat menjanjikan. Sebagai calon independen (baca: bebas tanpa pekerjaan), sepertinya Junaidi bisa menjawab seleranya.

Jadilah keduanya pacaran, mengeleminir para calsum (calon suami) yang sudah jompo dan loyo. Sayangnya, meski duit tak masalah dalam urusan pacaran pun dia merujuk ke sistem pahe (paket hemat). Bukan ke hotel berbintang atau yang kelas melati, eh…..malah ke ruko yang selama ini jadi tempat usaha Rita. Jadi ketika ruko miliknya sudah tutup, Rita – Junaidi malah buka-bukaan untuk urusan yang lain.

Sekali dua kali masih aman, dan mereka menjalani secara nyaman. Tapi lama-lama kebiasaan Junaidi mampir ke ruko Rita di kala menjelang tutup, jadi bahan pergunjingan warga. Bahkan kemudian ada yang iseng melapor ke Wilayatul Hisbah setempat. Tentu saja Satpol PP syariah ini langsung bergerak. Dan laporan warga memang tidak mengada-ada. Janda Rita dan Junaidi berhasil ditangkap dalam kondisi basah kuyup, maksudnya di kala pas berbuat.

Dalam pemeriksaan keduanya mengaku sudah tak terhitung melakukan tindakan bak suami istri. Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, keduanya terus diperiksa secara intensif. Mereka dipersalahkan melanggar qanun syariat Islam nomor 14 tahun 2003 tentang khalwat, di mana sanksinya bisa kena hukuman cambuk.

Janda manis iseng dengan brondong, ketangkap di ruko. (JPNN/Gunarso TS)

Susu diumbar alias SUMBER:
tak lain dan tak bukan http://www.poskotanews.com/2014/02/2...tuh-di-ruko-2/

Komen cinta:
kenapa sih jarang bgt kasus janda nggerayangi cwe daun muda?
lobang vs lobang gt.
yg namanya janda kan dah pengalaman ama batang. trus kecewa. (makanya titelnya jadi JANDA).

coba klo jilatin leher ABG cwe. serrrr...

Mulustrasi


*yg bilang gw maho, gw mahoin!