- Beranda
- Outdoor Adventure & Nature Clubs
PROTOKOL KYOTO DAN ORGANISASI PENCINTA ALAM
...
TS
dreamerpau
PROTOKOL KYOTO DAN ORGANISASI PENCINTA ALAM
Tulisan ini ane kutip sepenuhnya dari aktivis wanadri Nondi Eff, semoga bisa bermanfaat .
Quote:
Saya terkejut ketika Kang Irwan Marhadimengaitkan Protokol Kyoto dengan strategi langkah Wanadri 50 tahun ke depan. Mengingatkan betapa organisasi Pencinta Alam sesungguhnya bisa mengambil peran penting bagi keselamatan dunia. Andai saja visi ini menjadi kesepakatan, bukan keniscayaan Indonesia memiliki posisi tawar yang lebih tinggi dalam percaturan global.
Protokol Kyoto (Kyoto Protocol) adalah sebuah perjanjian internasional yang dimaksudkan untuk menurunkan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh industri dunia, yang harus dicapai pada tahun 2012. Namun pada pertemuan iklim PBB di Qatar, traktat ini diperpanjang hingga tahun 2020. Ada waktu 6 tahun lagi untuk berbuat, bahwa ratifikasi Indonesia didukung Organisasi Pencinta Alam (OPA) yang jumlahnya ditaksir mencapai angka ribuan.
Manajemen Pengelola Taman Buru Gunung Masigit-Kareumbi (TBGMK) menyebutkan, bahwa dalam kurun waktu 5 tahun telah menanam 100 ribu pohon atau rata-rata 20 ribu pohon per tahun. Badan Otonom Wanadri yang bergerak di bidang konservasi lingkungan ini, memperkenalkan program wali pohon untuk melibatkan segenap unsur masyarakat dalam rehabilitasi hutan Masigit-Kareumbi. Stakeholder TBGMK kini bukan lagi perusahaan swasta, BUMN, Ormas, bahkan Parpol, tapi juga pemerintah luar negeri yang berhasil dilobi duta wali pohon yang melakukan lawatan naik gunung di mancanegara.
Wanadri memang tak sendirian. Sejumlah Mapala, khususnya mereka yang berbasis kehutanan, melakukan hal serupa. IKA Fahutan Universitas Mulawarman, misalnya, setiap tahun punya program aksi tanam pohon. September 2013 lalu, jauh-jauh mereka tanami 2 hektar hutan di Jayagiri dan Cibodas, utara Bandung.
Benar, secara kuantitas gerakan mereka ‘tidak bunyi’ dibandingkan penyusutan hutan Indonesia yang mencapai 1,1 juta hektar per tahun. Namun apabila gerakan ini secara serempak dilakukan ribuan OPA di seluruh Indonesia, secara kualitatif akan menjadi sumber inspirasi –bahkan penetrasi- bagi 200 negara yang meratifikasi Protokol Kyoto. “See…Indonesia is the pioneer in environmental movement!”kata mereka. Tak peduli dalam sidang perekonomian tetap dihujat sebagai negara korup.
Berandai-andai setiap OPA berhasil menanam 1000 pohon per tahun, artinya seribu OPA dalam lima tahun menanam 5 juta pohon. Asal anda tahu, tiap satu pohon itu bisa mencukupi oksigen untuk 2 orang manusia. Dus, setelah pohon itu tumbuh besar, para OPA sudah memasok oksigen untuk 10 juta manusia. Sebagian di antaranya anak-cucu para anggota OPA.
Jadi, diusulkan kepada segenap organisasi pencinta alam, agar pada penyusunan program 5 tahun ke depan, mencanangkan penanaman pohon minimal seribu per tahun. Silakan laporkan kepada saya. Bilamana tahun depan prestasi para OPA sudah mencapai sejuta tanam pohon, saya sendiri yang akan melaporkan kepada PBB. Biar 199 negara lain nyaho dan meniru kita.
Ini serius. Apa sih yang ngga buat anda…
Protokol Kyoto (Kyoto Protocol) adalah sebuah perjanjian internasional yang dimaksudkan untuk menurunkan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh industri dunia, yang harus dicapai pada tahun 2012. Namun pada pertemuan iklim PBB di Qatar, traktat ini diperpanjang hingga tahun 2020. Ada waktu 6 tahun lagi untuk berbuat, bahwa ratifikasi Indonesia didukung Organisasi Pencinta Alam (OPA) yang jumlahnya ditaksir mencapai angka ribuan.
Manajemen Pengelola Taman Buru Gunung Masigit-Kareumbi (TBGMK) menyebutkan, bahwa dalam kurun waktu 5 tahun telah menanam 100 ribu pohon atau rata-rata 20 ribu pohon per tahun. Badan Otonom Wanadri yang bergerak di bidang konservasi lingkungan ini, memperkenalkan program wali pohon untuk melibatkan segenap unsur masyarakat dalam rehabilitasi hutan Masigit-Kareumbi. Stakeholder TBGMK kini bukan lagi perusahaan swasta, BUMN, Ormas, bahkan Parpol, tapi juga pemerintah luar negeri yang berhasil dilobi duta wali pohon yang melakukan lawatan naik gunung di mancanegara.
Wanadri memang tak sendirian. Sejumlah Mapala, khususnya mereka yang berbasis kehutanan, melakukan hal serupa. IKA Fahutan Universitas Mulawarman, misalnya, setiap tahun punya program aksi tanam pohon. September 2013 lalu, jauh-jauh mereka tanami 2 hektar hutan di Jayagiri dan Cibodas, utara Bandung.
Benar, secara kuantitas gerakan mereka ‘tidak bunyi’ dibandingkan penyusutan hutan Indonesia yang mencapai 1,1 juta hektar per tahun. Namun apabila gerakan ini secara serempak dilakukan ribuan OPA di seluruh Indonesia, secara kualitatif akan menjadi sumber inspirasi –bahkan penetrasi- bagi 200 negara yang meratifikasi Protokol Kyoto. “See…Indonesia is the pioneer in environmental movement!”kata mereka. Tak peduli dalam sidang perekonomian tetap dihujat sebagai negara korup.
Berandai-andai setiap OPA berhasil menanam 1000 pohon per tahun, artinya seribu OPA dalam lima tahun menanam 5 juta pohon. Asal anda tahu, tiap satu pohon itu bisa mencukupi oksigen untuk 2 orang manusia. Dus, setelah pohon itu tumbuh besar, para OPA sudah memasok oksigen untuk 10 juta manusia. Sebagian di antaranya anak-cucu para anggota OPA.
Jadi, diusulkan kepada segenap organisasi pencinta alam, agar pada penyusunan program 5 tahun ke depan, mencanangkan penanaman pohon minimal seribu per tahun. Silakan laporkan kepada saya. Bilamana tahun depan prestasi para OPA sudah mencapai sejuta tanam pohon, saya sendiri yang akan melaporkan kepada PBB. Biar 199 negara lain nyaho dan meniru kita.
Ini serius. Apa sih yang ngga buat anda…
Spoiler for :
Diubah oleh dreamerpau 21-02-2014 08:22
nona212 memberi reputasi
1
1.3K
Kutip
1
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Outdoor Adventure & Nature Clubs
2.9KThread•4.4KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya