cupukids.Avatar border
TS
cupukids.
Kitab Ratib [Kumpulan Bacaan Dzikir]
السلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشيْطَانِ الرجِيمِ
بِسْمِ اللهِ الرحْمَنِ الرحِيمِ,

الْحَمْدُ لِلهِ رَب الْعَالَمِينَ وَصَلى اللهُ وَسَلمَ وَبَارَكَ عَلَى نَبِينَا مُحَمدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ, أَما بَعْدُ:

اللهُم أَصْلِحْ لِى دِينِىَ الذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِى وَأَصْلِحْ لِى دُنْيَاىَ التِى فِيهَا مَعَاشِى وَأَصْلِحْ لِى آخِرَتِى التِى فِيهَا مَعَادِى وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِى فِى كُل خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لِى مِنْ كُل شَر.

“يَا أَيهَا الذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللهَ ذِكْراً كَثِيراً. وَسَبحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلاً”
“فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ”
“قُلِ ادْعُوا اللهَ أَوِ ادْعُوا الرحْمنَ ۖ أَيا مَا تَدْعُوا فَلَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ ۚ وَلَا تَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ وَلَا تُخَافِتْ بِهَا وَابْتَغِ بَيْنَ ذلِكَ سَبِيلًا”.

الْحَمْدُ لِلهِ رَب الْعَالَمِينَ.

Quote:


Sedikit ane ingin mengulas pelajaran tentang dzikir, yang sudah dijelaskan oleh saudara kita agan Deadmanksihpada threadnya yang berjudul *DZIKIR*, pada faktanya metode dan tatacara pelaksanaan dzikir dikehidupan kita sehari-hari amatlah beragam presepsi dan pendapat. Namun cobalah kita renungkan kembali adapun masing-masing cara yang dilakukan oleh sekelompok umat islam lainnya adalah sama satu tujuannya hanya saja berbeda dalam tata bahasa dalam penyebutannya.

Ane ambil contoh simple TAHLILAN, RATIBAN, MAULIDAN dll yang masih banyak orang memperdebatkannya.
Mengenai rangkuman TAHLILAN, RATIBAN, MAULIDAN itu, tak satupun Ulama dan Imam Imam yang
memungkirinya, siapa yang memungkiri muslimin berkumpul dan berdzikir?
hanya syaitan yang tak suka dengan dzikir.
Didalam acara Tahlil itu terdapat ucapan Laa ilaah illallah, tasbih, shalawat, ayat
qur’an, dirangkai sedemikian rupa dalam satu paket dengan tujuan agar semua orang awam bisa mengikutinya dengan mudah, ini sama saja dengan merangkum Al Qur’an dalam disket atau CD, lalu ditambah pula bila ingin ayat Fulani, silahkan Klik awal ayat, bila anda ingin ayat azab, klik a, ayat rahmat klik b, maka ini semua dibuat buat untuk mempermudah muslimin terutama yang awam. Atau dikumpulkannya hadits Bukhari, Muslim, dan Kutubussittah, Alqur’an dengan Tafsir Baghawi, Jalalain dan Ilmu Musthalah, Nahwu dll, dalam sebuah CD atau disket, atau sekumpulan kitab lainnya.

Pada kesempatan kali ini, ane coba mengangkat topik tentang pembacaan Ratib, sejarah serta bacaan yang terkandung didalamnya.

Pengertian Bahasa

Istilah ratib secara bahasa adalah hal yang dilakukan secara rutin, berkesinambungan, keteraturan dan terus menerus. Sebagai bandingan, kita sering juga mendengar istilah imam ratib masjid. Nah, maksudnya adalah imam yang rutin di suatu masjid.

Pengertian secara Istilah

Kumpulan lafadz ayat Quran, dzikir dan doa yang disusun sedemikian rupa dan dibaca secara rutin dan teratur. Boleh dibilang bahwa ratib itu artinya adalah kumpulan doa dan dzikir yang dibaca rutin.

Makna Ratib

Perkataan Ratib mempunyai banyak arti. Ratib yang dimaksudkan di sini berasal dari perkataan (rattaba) berarti mengaturkan atau menyusun. Ratib adalah sesuatu yang tersusun, teratur dengan rapinya. Sembahyang sunnah Rawatib adalah antara sembahyang-sembahyang sunnah yang diamalkan pada waktu-waktu yang tertentu oleh Nabi s.a.w. di dalam kitab Ratib mengandung bacaan zikir, ayat-ayat al-Quran dan doa-doa yang telah disusun oleh para penulisnya
Istilah Ratib banyak digunakan di negeri Hadhramaut dalam menyebut zikir-zikir yang biasanya pendek dengan bilangan kiraan zikir yang sedikit (seperti 3, 7, 10, 11 dan 40 kali), senang diamalkan dan dibaca pada waktu-waktu yang tertentu yaitu sekali pada waktu pagi dan sekali pada waktu malam. Terdapat Ratib Al-attas, Ratib al-Haddad, Ratib al-iydrus, Ratib as-syakron dan lain-lain.


Sejarah Pembacaan Ratib di Indonesia

Dalam sejarah tidak disebutkan dengan pasti kapan dan siapa penyebar awal pembacaan ratib di Indonesia, akan tetapi banyak para guru dan ulama yang menjadikan ratib sebagai salah satu pendekatan moderat untuk menggantikan budaya pesta dan hura-hura yang kurang bermanfaat. Dahulu setiap ada hajatan apapun seperti perkimpoian, membangun rumah, atau apa saja, dimeriahkan dengan berbagai pesta seperti nanggap wayang, dangdutan, menggelar layar tancap, saweran, sajenan, judi bahkan mabuk mabukan dan lain sebagainya.
Maka para juru dakwah di masa itu pelan-pelan mengarahkan agar setiap acara dibacakan dzikir, baik sebagai tasyakur dan doa mohon keselamatan. Lalu jadilah ratib dibaca di berbagai hajatan.

Keutamaan Ratib

Pada umumnya keutaman dalam membaca ratib teramat banyak. Berkata sebilangan ulama ahli salaf, antara keutamaan ratib ini bagi mereka yang tetap mengamalkannya, adalah dipanjangkan umur, mendapat Husnul-Khatimah,menjaga segala kepunyaannya di laut dan di bumi dan senantiasa berada dalam perlindungan Allah.
Bagi mereka yang mempunyai hajat yang tertentu, membaca ratib pada suatu tempat yang kosong dengan berwudhu, mengadap kiblat dan berniat apa kehendaknya, Insya-Allah dimustajabkan Allah. Para salaf berkata ia amat mujarrab dalam menyampaikan segala permintaan jika dibacanya sebanyak 41 kali.
Antara kelebihan ratib ini adalah, ia menjaga rumahnya dan 40 rumah-rumah jirannya dari kebakaran, kecurian dan terkena sihir. As-Syeikh Ali Baras berkata: “Apabila dibaca dalam suatu kampung atau suatu tempat, ia mengamankan ahlinya seperti dijaga oleh 70 pahlawan yang bekuda. Ratib ini mengandungi rahsia-rahsia yang bermanfaat. Mereka yang tetap mengamalkannya akan diampunkan Allah dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di laut.”
Bagi mereka yang terkena sihir dan membaca ratib, Insya-Allah diselamatkan Allah dengan berkat Asma’ Allah, ayat-ayat al-Quran dan amalan Nabi Muhammad s.a.w.
Al-Habib Husein bin Abdullah bin Muhammad bin Mohsen bin Husein al-Attas berkata: “Mereka yang mengamalkan ratib dan terpatuk ular niscaya tidak akan terjadi apa-apa pada dirinya. Bagi orang yang takut niscaya akan selamat dari segala yang ditakuti. Pernah ada seorang yang diserang oleh 15 orang pencuri dan dia selamat.”
Pernah datang satu kumpulan mengadu akan hal mereka yang dikelilingi musuh. Al-Habib Husein menyuruh mereka membaca ratib dan beliau jamin Insya-Allah mereka akan selamat.
Ada sebuah kampung yang cukup yakin dengan Habib Umar al-Attas dan selalu membaca ratibnya. Kecil, besar, tua dan muda setiap malam mereka membaca ratib beramai-ramai dengan suara yang kuat. Kebetulan kampung itu mempunyai musuh yang hendak menyerang mereka. Kumpulan musuh ini menghantar seorang pengintip untuk mencari rahsia tempat mereka supaya dapat diserang. Kebetulan pada waktu si pengintip datang dengan sembunyi-sembunyi mereka sedang membaca ratib dan sampai kepada zikir:

"artinya: Dengan nama Allah, kami beriman kepada Allah dan barang siapa yang beriman kepada Allah tiada takut baginya!"

Mendengar tiada takut baginya, dan diulangi sampai tiga kali, si pengintip terus menjadi takut dan kembali lalu menceritakan kepada orang-orangnya apa yang dia dengar dan mereka tidak jadi menyerang. Maka selamatlah kampung itu.

Nama – nama, Sejarah, dan Bacaan Kitab Ratib

Adapun yang saat ini saya ketahui, bahwasannya nama – nama dari kitab ratib ini diambil dari nama sang pengarang kitab tersebut.
1. Kitab Al-Ratib Al-Syahir (Ratib Al-Haddad) karangan Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad
Selengkapnya

2. Kitab Azizul Manal Wa Fathu Babil Wishal (Ratib Al-Attas) Karangan Habib Umar Bin Abdurahman Al-Attas
Selengkapnya

3. Kitab Syamsi Syumus (Ratib Alydrus) Karangan Habib Abdullah Bin Abu Bakar Alydrus
Selengkapnya

4. Ratib/Hizb Assakron Karangan al-Habib Ali bin Abubakar As-Sakran
Selengkapnya



Habib Muhammad bin Zain bin Semait sendiri pernah mengatakan dalam bukunya Ghayatul Qasd Wal Murad, bahwa ruh Sayyidina penyusun ratib ini akan hadir apabila dibaca ratib ini, dan di sana ada lagi rahasia-rahasia kebatinan yang lain yang dapat dicapai ketika membacanya dan ini adalah mujarab dan benar-benar mujarab, tiada perlu diragukan lagi.

Berkata Habib Alwi bin Ahmad, penulis Syarah Ratib Al-Haddad:
“Siapa yang melarang orang membaca Ratib ini dan juga wirid-wirid para shalihin, niscaya dia akan ditimpa bencana yang berat daripada Allah Ta’ala, dan hal ini pernah berlaku dan bukan omong kosong.”

Berkata Sidi Habib Muhammad bin Zain bin Semait Ba’alawi di dalam kitabnya Ghayatul Qasd Wal Murad: Telah berkata Sayyidina Habib Abdullah Haddad:
“Siapa yang menentang atau membangkang orang yang membaca ratib kami ini sama ada secara terang-terangan atau disembunyikan pembangkangannya itu akan mendapat bencana seperti yang ditimpa ke atas orang-orang yang membelakangi dzikir dan wirid atau yang lalai hati mereka dari berdzikir kepada Allah Ta’ala.

Allah Ta’ala berfirman :
“Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatanKu, maka baginya akan ditakdirkan hidup yang sempit.” ( Thaha: 124 )
Allah berfirman lagi :
“Dan barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Pemurah, Kami adakan baginya syaitan yang diambilnya menjadi teman.” ( Az-Zukhruf: 36 )
Allah berfirman lagi :
“Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan Tuhannya, niscaya akan dimasukanNya ke dalam azab yang sangat berat.” ( Al-Jin: 17)



Update:
Quote:


Quote:






Berlanjut ke Post selanjutnya
Diubah oleh cupukids. 01-07-2016 04:46
Bathara semarAvatar border
nona212Avatar border
aiman12Avatar border
aiman12 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
84.5K
471
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Spiritual
SpiritualKASKUS Official
6.2KThread2.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.