Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

fanofbenbruceAvatar border
TS
fanofbenbruce
Buat Aulia
“Kalau saya mati, saya tidak akan sedih bila hanya beberapa orang yang menangisi saya.” Katanya sambil menatap birunya langit pagi itu.

Dan sekarang saya adalah salah satu dari beberapa orang yang menangisinya. Saya sedih dan saya hanya bisa menangis. Ada sebuah ruang hampa di dada saya. Rasanya begitu menyesakkan. Saya hanya bisa menangis. Saya tidak peduli kalau saya adalah seorang laki-laki. Saya benar-benar bersedih, dan entah mengapa perasaan ini seolah-olah tidak ada jalan keluarnya. Besok, saya akan melalui hari tanpa dia. Benar-benar tanpa dia. Meskipun saya merindukannya serindu apapun saya tetap tidak bisa menemuinya, memantaunya diam-diam dari social media, menerima pesan singkat basa basinya, mendengar suaranya lewat telpon atau bertemu dengannya. Semuanya benar-benar putus, saya hanya bisa memandang fotonya yang nantinya akan using dimakan jaman dan datang kesini, ke pusara tempat tubuhnya dimakamkan. Tapi apalah arti tanah. Semuanya tidak bisa mengobati kerinduan,

Dia adalah Aulia, cinta pertama saya, tapi saya tidak diijinkan berjodoh dengannya. Saya pernah jatuh cinta atau berpacaran, Namun semuanya tidak benar-benar menyentuh hati saya. Hanya dia, butuh bertahun-tahun untuk memproses perasaan saya. Saya bukanlah orang yang gampang meyakinkan perasaan. Rencanyanya tahun ini saat usia saya 32 tahun saya akan melamarnya. Namun, kemarin pagi dia ditemukan tewas dalam kamarnya, Dia tidak sakit, fisiknya sehat-sehat saja, Namun tiba-tiba ia meninggal. Sejak setahun lalu dia telah memberikan saya tanda yang baru saya sadari sekarang bahwa ia akan meninggalkan dunia ini. Dia tidak pernah mau menjadi tua, namun saya tidak menyangka kalau dia akan mati muda. Yang saya lihat terakhir adalah darah yang mengalir dari hidungnya, dan perutnya yang mengempis dan tubuhnya yang yang mendadak menjadi kehilangan sari kehidupan.

Dia sakit, tapi tidak ada yang tahu kalau dia sakit, organ bagian dalamnya digerogoti penyakit, dan semuanya berakhir hari ini. Tidak ada tanda-tanda kalau minggu ini adalah minggu terakhir hidupnya. Atau bisa saja kami yang tidak peka. Kematian adalah sebuah akhir. Akhir dari sebuah kehidupan di dunia ini. Akhir yang benar-benar akhir tanpa ada kisah lanjutan. Kematian adalah bagian dari garis panjang kehidupan. Aulia, saya benar-benar sedih namun tidak ada hal lagi yang bisa dilakukan.

Saya pergi meninggalkan pemakaman, meninggalkan jasad aulia yang sudah terkubur dalam tanah basah akibat hujan semalaman. Kehidupan aulia telah berakhir namun kehidupan saya masih terus berjalan.

Saya langsung mandi setelah sampai kerumah, beristirahat, berusaha untuk berhenti menangis dan merenungi semuanya. Saya tahu hidup saya akan terus berjalan dan saya pasti bisa melaluinya. Banyak kejutan dihari esok, dan saya tidak boleh berlarut-larut dalam kesedihan. Saya tidak akan melupakan Aulia, tapi saya tidak akan meratapi kematiannya.

Dua bulan lalu dia bilang kalau ia akan mati muda saat kami sedang berbincang sambil menatap riak air di danau itu, saya pikir ia bercanda dan saya membiarkan semuanya berlalu. Dan saat kami melewati sebuah pemakaman umum saat jalan-jalan dipinggiran kota. Dia bilang dia ingin dimakamkan disana, karena dipemakaman itu banyak bunga bakung. Dan suasananya sejuk sekali, saya pikir itu akan terjadi puluhan tahun kemudian. Ternyata hanya berselang beberapa bulan. Aulia tahu kalau ia akan meninggalkan dunia. Ia tahu bahwa fisiknya sudah mencapai batasnya. Dan seminggu lalu, ia benar-benar tidak mau bertemu saya. Ia menghindar, sampai saat terakhir kali. Saya menemukan sebuah catatan di Notebook nya, ia tak mau bertemu saya karena ia sangat sedih. Ia tidak mau melihat saya, ia melihat saya beberapa menit sebelum kematiannya, dan ia masih sempat mengenggam jari saya erat sekali. Untuk terakhir kali. Saya benar-benar kehilangan, saya sangat bersedih, namun tidak ada gunanya bersedih, Karena Aulia tidak akan pernah kembali. Aulia tidak akan pernah hidup lagi. Saya tidak pernah memandang wajahnya lagi dan mengenggam jemarinya,

Saya mencintai Aulia, entah sampai kapan perasaan saya bertahan. Saya hanya mencoba realistis, saya masih punya hari depan dan saya harus membuka diri. Karena banyak kemungkinan yang masih akan terjadi. Dan saya harus menerima semua kemungkinan itu.

Saya ingat sebuah intermezzo dalam pelajaram agama kala kami membahas 7 sakramen beberapa bulan lalu. Entah mengapa menjadi membahas kematian. Guru agama saya menjelaskan dari pengalaman pribadi dan dari beberapa referensi, bahwa kematian adalah sebuah proses alami, bahwa setiap manusia memiliki alarm alami tentang batas hidupnya. Alarm alami yang hanya dirinya sendiri dan Tuhan yang mengetahui dan merasakannya. Setiap manusia akan diberi tahu tentang batas kapan masa hidupnya berakhir. Hanya Tuhan yang tahu kapan, dan saat manusia itu mengirimkan sinyal pada sesamanya sekalipun. Tidak ada yang tahu kapan waktu tepatnya dia akan dipanggil. Yah, itulah adalah bukti kekuasaan Tuhan, yang membuktikan bahwa Ia adalah Tuhan yang MahaEsa, yang kekuasaanNya mutlak dan tidak bisa diganggu gugat. Dia adalah Tuhan, dan seluruh jalanNya tidak ada yang pernah mengerti untuk itulah dia menjadi Tuhan. Bila Tuhan bisa dimengerti secara keseluruhan, maka ia bukan lagi menjadi Tuhan. Dia hanyalah makhluk fana seperti kita.

Hal terakhir untuk Aulia yang tidak diratapi dan tidak pernah dilupakan, hanya mungkin akan terpinggirkan dalam ingatan otak, karena otak akan diisi oleh memory baru yang akan menyingkirkan ingatan lama sesuai dengan prioritasnya. Saya hanya memandang fotonya, tanpa mengatakan apapun, saya tidak tahu apa yang harus saya ucapkan karena saya begitu kacau malam ini. Hanya ada sebuah doa, bila reinkarnasi itu ada, bereinkarnasilah menjadi orang terdekat saya, atau menjadi orang yang akan membawa perubahan dan kebaikan di tempat baru. Menjadi manusia yang lebih baik dari sekarang, Bila tidak ada reinkarnasi, bersabarlah menunggu hari penghakiman, saya pun akan menyusul nanti, entah kapan, bila waktunya sudah tepat. Bila saya ingat saya akan mendoakan keselamatan jiwamu, saya tidak tahu itu akan benar-benar bemanfaat atau tidak, yang jelas selalu akan ada doa doa terbaik bila saya ingat mendoakanmu. Saya tidak mau berjanji, karena saya takut lupa pada janji-janji saya, Bila toh tidak ada reinkarnasi dan penghakiman dan jiwamu menguap hilang, itu semua lebih baik. Kita tak perlu khawatir pada semua pertanggung jawaban.

Rumah, 29 January 2014
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
940
0
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.8KAnggota
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.