Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

kemalmahendraAvatar border
TS
kemalmahendra
Ketika Merpati Pilih Dipailitkan
Sebuah cerita pahit industri penerbangan tampaknya harus dituliskan. Kali ini cerita pahit itu menimpa perusahaan milik negara. Merpati Nusantara Airlines yang didirikan sebagai jembatan udara ke wilayah timur Indonesia, tampaknya dipilih jalan untuk dipailitkan, karena kesehatan keuangan perusahaan yang berat untuk dipulihkan.

Utang yang dimiliki Merpati begitu besarnya. Pemerintah sendiri enggan untuk menyuntikkan modal baru. Para pegawai sudah tiga bulan tidak menerima gaji. Sejak pekan lalu praktis operasi perusahaan dihentikan karena tidak ada modal kerja yang dipunyai.

Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan mengatakan bahwa tidak banyak pilihan yang dimiliki untuk menyelamatkan Merpati. Satu-satunya jalan yang bisa ditempuh adalah melakukan kerja sama operasi dengan perusahaan yang memiliki keuangan yang kuat.

Namun melihat kondisi keuangan Merpati sekarang ini, memang mustahil ada perusahaan yang mau diajak untuk bekerja sama. Beban utang yang dimiliki baik kepada pengelola bandar udara maupun ke Pertamina, membuat semua aktivitas Merpati harus ditopang dana kontan.

Cerita pahit Merpati sebenarnya tidak ubahnya seperti Garuda Indonesia di masa Orde Baru. Perusahaan itu dijadikan sapi perahan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Garuda misalnya diwajibkan untuk menyewa pesawat dari pihak ketiga dengan harga yang tidak masuk akal.

Tindakan pihak-pihak yang dekat dengan kekuasaan itu memancing sikap aji mumpung dari pihak direksi. Tidak usaha heran apabila utang yang harus dipikul Garuda menjadi tidak terkira jumlahnya, karena benar-benar dijadikan ajang untuk korupsi.

Garuda pun sempat berada di ambang kebangkrutan. Pesawat-pesawat Garuda nyaris disita oleh pihak pemberi kredit dari Eropa karena cicilan utang yang macet. Itulah yang membuat Garuda hanya bisa terbang di dalam negeri dengan pesawat yang ala kadarnya.

Namun yang luar biasa, Garuda mampu melakukan turn around. Menteri BUMN Tanri Abeng meminta pengusaha Robby Djohan untuk menyehatkan Garuda. Melalui restrukturisasi utang dan optimalisasi pesawat yang dimiliki secara perlahan Garuda bisa memperbaiki kondisi keuangannya.

Sekarang Garuda boleh dikatakan sudah menjadi perusahaan yang sehat. Mereka bahkan sekarang sedang masuk ke dalam tahapan lompatan kuantum. Mereka Bukan hanya memperkuat diri sebagai penyedia jasa penerbangan premium, tetapi mengembangkan anak perusahaan Citilink sebagai penerbangan berbiaya rendah.

Mengapa Garuda yang sudah hampir sekarat, diputuskan untuk diselamatkan? Karena Garuda Indonesia membawa bendera sebagai perusahaan penerbangan nasional. Garuda Indonesia dianggap sebagai "flag carrier" dari Indonesia.

Ternyata dengan cara penanganan yang benar, Garuda bisa diselamatkan. Bahkan sekarang Garuda bukan hanya lepas dari ancaman kebangkrutan, tetapi menjadi salah satu perusahaan penerbangan yang memiliki armada udara yang umumnya baru karena pesawat-pesawat yang dimiliki usianya di bawah lima tahun.

Dengan cara pandang seperti itu seharusnya Merpati pun bisa diselamatkan. Apalagi sejarah perusahaan ini bukan sekadar didirikan untuk mencari keuntungan, tetapi menjadi jembatan udara untuk mempersatukan Indonesia.

Kita melihat bagaimana perusahaan penerbangan swasta yang terbang ke timur Indonesia sekarang ini meraih keuntungan yang signifikan. Warga di Indonesia Timur bukan hanya membutuhkan lalu lintas udara, tetapi memiliki daya beli yang kuat.

Hanya saja kita membutuhkan profesional yang bertangan dingin untuk menyelamatkan Merpati. Kita memerlukan orang seperti Robby Djohan yang bisa membalikkan keadaan. Tentunya kita memiliki profesional yang mempunyai kualifikasi seperti itu.

Pasti seperti halnya Robby Djohan ketika menyelamatkan Garuda, profesional seperti itu tidak mau ada intervensi. Mereka minta diberi keleluasaan untuk melakukan langkah apa pun untuk menyelamatkan Merpati.

Dalam kondisi tidak ada pilihan, tentunya pemerintah harus berani memberi kepercayaan kepada profesional yang mau menyelamatkan Merpati. Sekarang pilihannya tinggal membiarkan Merpati menjadi sejarah atau diambil tindakan drastis untuk menyelamatkan perusahaan penerbangan nasional yang sudah sejak tahun 1962 ikut mempersatukan Indonesia.
0
1.8K
4
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.4KThread84.6KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.