Apa yang terlintas dibenak kalian melihat daftar list Band diatas ? My Favorite Playlist ? ha..ha.. salah besar, memang ada dua band favorite saya yang masuk list diatas, tapi itu bukan My Favorite Playlist. Bagi anak muda yang sempat merasakan aroma udara segar ditahun 90an pastinya sudah tidak asing lagi dengan nama-nama band tersebut diatas.

Bahkan ketika mendengar alunan musik dari band-band diatas kita serasa berada didunia lain, “merasa damai, beban yang menghimpit jiwa serasa hilang, pikiran jadi tenang, jadi bersemangat kembali”. Nggak percaya ? tanya aja sekelompok anak muda yang berpakaian serba hitam serta berambut gondrong yang rela membeli tiket lumayan mahal dari konser Metalica di Jakarta beberapa waktu lalu. Tanya kepada mereka apa yang mereka rasakan ketika mendengar musik bising dan keras ala metalica.

Atau baca aja curahan ucok homicide di blog-nya yang menceritakan “pengalaman religiusnya” ketika mendengar alunan musik Band Godspeed You! Black Emperor, bahkan sampai rela merogoh kocek dalam-dalam untuk menonton band favorite tersebut di Kuala Lumpur.

Atau tanya anak hiphop indo, apa yang mereka rasakan ketika mendengar beat-beat dari Dr. Dre, sumpah serapah Marshal mathers dan gaya ngerhyme dari Tupac Shakur ?

Namun Usut punya usut, Playlist diatas bukanlah sembarang playlist, bahkan empunya band yang melihat bahwa bandnya masuk didaftar list tersebut mereka protes dan marah besar…

Semuanya berawal dari sebuah artikel yang muncul di majalah Newsweek bulan Mei 2003 yang lalu, bahwa US Military Unit di perang Iraq membawa tahanan-tahanan perangnya yang tidak koorperative ke sebuah “konser” dimana mereka diperdengarkan lagu-lagu heavy-metal dengan volume yang maksimal secara ber-jam-jam tanpa henti. Bahkan setelah tahanan tersebut pulang dari “konser” tersebut mereka cenderung menjadi koorperatif.

Ya, itulah bentuk penyiksaan baru yang dilakukan tentara-tentara amerika di Iraq, mereka tahu bahwa kombatan militia Iraq ini belum pernah mendengar musik heavy-metal sebelumnya, disebuah ruangan mereka memutar lagu tersebut secara terus menerus dengan volume maksimal. Salah seorang tentara amerika menceritakan bahwa setelah kombatan militia Iraq tersebut diperdengarkan lagu heavy-metal mereka menjadi lemah dan menyerah.

Mendengar bahwa lagu-lagunya digunakan untuk penyiksaan, Tom Morello (Rage Against the Machine) dan Trent Reznor (Nine Inch Nails), serta musisi-musisi lainnya seperti Band REM, Pearl Jam, Jackson Browne, Billy Bragg, Michelle Branch, T-Bone Burnett, David Byrne, Rosanne Cash, Marc Cohn, Steve Earle, the Entrance Band, Joe Henry, Bonnie Raitt, dll, mereka melayangkan protes secara formal terhadap hal ini, mereka membuat pergerakan Say No To Music Torture.

“Guantanamo dikenal sebagai tempat penyiksaan terhadap tersangka teroris, berbagai jenis penyiksaan dilakukan disini, mulai dari Water Boarding, penelanjangan, pelecehan seksual. - dan memutar musik selama berjam-jam dengan volume maksimal yang dapat merusak gendang telinga. Adanya fakta bahwa musik yang saya ciptakan digunakan sebagai bentuk penyiksaan sungguh membuat saya muak – Kita harus mengakhiri segala bentuk penyiksaan ini dan menutup Guantanamo SEKARANG” – Begitulah statement tegas dari ex gitaris RATM.



Mungkin akan ada banyak protes dari kalimat yang saya buat diatas, saya tulis bukan berdasarkan pendapat pribadi, tapi memang fakta begitu adanya. Serupa dengan kalian yang menyebut bahwa musik dangdut, Sm#sh, boyband dan Justin Beaber adalah sampah.