mari kita lupakan konflik yang pernah terjadi antara NU dan PKB. karena konflik tidak menguntungkan siapapun.
tantangan di luar cukup banyak. lelompok radikal teologi sudah mulai berkembang. ada yang menjadi radikal teroris, mulai dari wahabi, salafi, dan banyak lagi.
untuk menghadapi gerakan radikal yg mulai berani itu diperlukan persatuan dan "tasamuh" (saling pengertian) di lingkungan NU.
kalau dulu ada konflik, ya lupakan. ibarat suami-istri, mungkin kita pernah bertengkar, tapi kebersamaan harus tetap dibela sampai mati, karena kita harus mementingkan anak dan cucu.
kebersamaan itu lebih banyak menguntungkan dari pada konflik. apalagi kalau konflik dengan semuanya, istri, anak, dan cucu, tentu akan lebih menyusahkan.
jajaran PKB harus kompak, bersatu dan melupakan konflik masa lalu. kalau selalu membaca masa lalu, tidak jalan-jalan. kalau sejarah thok yg di bahas, nanti kita nangis terus kayak orang syiah.