.portgasdace.Avatar border
TS
.portgasdace.
Mengenal sejarah Suku Bantik dari Minahasa - Manado
Pernahkah anda mendengar Suku Bantik?mungkin yang tinggal di Manado pernah mendengar tentang "Suku Bantik".Begitu banyak suku-suku di Indonesia dan ane sebagai anak "Suku Bantik" rasanya ingin mengenalkannya kepada Kaskus.





Suku Bantik (Tou Bantik), adalah sub-suku Minahasa di Sulawesi Utara. Suku Bantik tersebar di sebelah barat daya kota Manado, yaitu di Malalayang, Kalasei dan sebelah utara Manado, yaitu di Buha, Bengkol, Talawaan Bantik, Bailang, Molas, Meras serta Tanamon di kecamatan Sinonsayang Minahasa Selatan dan juga terdapat di Ratahan dan wilayah Mongondouw.

Suku Bantik, termasuk keturunan Toar dan Lumimuut, tapi mereka tidak memiliki Pakasa’an, karena menurut legenda, mereka terlambat datang dalam musyawarah di Watu Pinawetengan.

Suku Bantik memiliki adat-istiadat, kebiasaan dan ciri-ciri muka dari kelompok sub-suku Minahasa. Mereka berbicara dalam bahasa Bantik, yang agak berbeda dengan bahasa Minahasa pada umumnya. Bahasa Bantik sendiri lebih mirip dengan bahasa-bahasa dari Sulawesi Tengah.

Salah satu budaya tari suku Bantik yang terkenal adalah Tari Mahamba, adalah suatu tarian yang indah yang diperagakan apabila ada acara-acara tertentu pada masyarakat suku Bantik. Selain itu mereka juga memiliki Tari Perang dan lain-lain.

Masyarakat suku Bantik mayoritas adalah pemeluk agama Kristen, seperti suku-suku Minahasa lainnya yang pada umumnya memeluk agama Kristen. Agama Kristen diperkenalkan ke dalam kalangan orang Bantik oleh para misionaris Belanda, sejak awal kedatangan orang Belanda di wilayah ini.

Menurut cerita bahwa suku Bantik ini pada awalnya berasal dari wilayah Sulawesi Tengah, yang bermigrasi pertamakali di wilayah Bolaang Mongondow. Kemudian mereka ikut dengan pasukan Bolaang Mongondow untuk memerangi suku-suku Minahasa. Tapi ketika pasukan Bolaang Mongondow dikalahkan oleh pasukan Minahasa di Maadon, Lilang (Kema), mereka tetap tinggal di sekitar teluk Manado, dan tidak mau kembali ke wilayah Bolaang Mongondow.

Karena mereka bekas pasukan Bolaang Mongondow, mereka diharuskan membayar upeti kepada Raja Boloaang Mongondow. Tapi hal itu membuat mereka diejek oleh orang-orang Minahasa, sebagai budak-budak Bolmong.

Menurut legenda Tou Bantik, bahwa dulunya mereka berasal dari Sulawesi Utara, tapi mereka bermigrasi ke sebuah pulau yang bernama pulau Panimbulrang. Di sana mereka hidup pada beberapa kampung, hidup tentram dan memiliki penduduk yang besar. Di pulau Panimbulrang inilah mereka disebut “Orang Bantik”. Di sana mereka hidup lama disertai dengan perkembangan-perkembangan kebudayaannya. Letak pulau Panimblurang tersebut saat ini tidak diketahui dengan pasti. Menurut cerita orang tua-tua, lokasi pulau “Panimbulrang” berada di sebelah utara, antara kepulauan Talaud dan Philipina. Tapi karena terjadi suatu bencana alam, pulau Panimbulrang diterjang air bah, sehingga seluruh perkampungan mereka tenggelam dan mereka pun menyeberang kembali ke Sulawesi Utara.

Saat ini suku Bantik, telah menjadi salah satu dari kelompok Minahasa. Walaupun dari segi bahasa dan adat-istiadat berbeda dengan bahasa dan adat-istiadat Minahasa, tapi mereka berasal dari satu keturunan, yaitu dari keturunan Toar dan Lumimuut, sehingga mereka bergabung dalam satu kesatuan Minahasa.

Asal Usul dan Keberadaan Masyarakat Bantik

Sampai sejauh ini masih banyak yang tidak tahu tentang asal-usul dan keberadaan Masyarakat Bantik. Bahkan kebanyakan orang Bantik sendiri mengirah bahwa masyarakat bantik hanya eksis di 11 (sebelas) desa/kelurahan Bantik yang terdapat di Manado, Minahasa, dan Totabuan. Yang kebetulan ke-11 Desa/Kelurahan Bantik tersebut warga masyarakatnya masih menggunakan dan memahami bahasa Bantik. Padahal ini merupakan pemahaman dan pandangan yang sangat keliru. Leluhur Masyarakat Bantik awalnya dikenal sebagai puak/rumpun Pondaigi yang mula pertama mendiami tanah Pamaedan (cikal bakal tanah Malesung) pada bagian utara Katulistiwa pulau Sulawesi. Generasi Pondaigi merupakan leluhur cikal bakal Toubantik yang menemukan, memelihara, dan mengawinkan Toar dan Lumimuut (Toada Bo I Lrumimuutu) paska AIR BAH/BAHTERAH NUH. Yang mana keturunan suami-istri Toar dan Lumimuut ini telah berabad berkembang turun-temurun di wilayah Mandolrang dan pegunungan Wulur Mahatus. Kemudian mereka terpencar dan bertualang secara kelompok-kelompok diberbagai penjuruh bumi Nusantara dan sekitarnya yang akhirnya menjadi nenek moyang dari berbagai etnis masyarakat kepulauan khatulistiwa seperti antara lain: masyarakat asli Wenang-Manado, sebagian masyarakat asli Minahasa, masyarakat asli Pasan-Ponosakan-Tounsawang, masyarakat asli Bolaang Mongondow, masyarakat Balrudaa-Huntuk di Bintauna, masyarakat Bondik (Banti) di Buol, etnik Bantian (Wantilan) di Palembang dan Toli-Toli, etnik Bunian di Poso/Palu, suku Kemak di Tim-Tim, suku Bati di Pulau Seram Barat dan Halmahera Utara, etnik Talraodo (TALAUD) di kepulauan Porodisa, Etnik Banti-Singkil (Sikilri) di Ace, suku Banti Amugme di Papua (Jayapura), dan etnik tertentu di Negara Phillipina. Sejarah membuktikan bahwa cikal bakal leluhur masyarakat Bantik (rumpun Pondaigi) merupakan kaum petualang dan pengembara secara berkelompok dimana di tanah Malesung ketika mereka tumani/mendiami kawasan pegunungan Wulur Mahatus dan Pontak (Pontaka), mereka kemudian terpencar dalam 7 (tujuh) kelompok (Na Tahede Su Pitu Tindalren). Namun dalam pengembaraan masing- masing kelompok tersebut, mereka saling kunjung-mengunjungi dan bahkan ada beberapa kelompok keluarga bergabung/menyatu kembali membentuk kelompok yang lebih besar.

Ketika salah satu kelompok besar asal Mandolrang (paska tenggelamnya pulau Panimbulran di TALAUD) yang dipimpin oleh Opo Gohung pergi mengembara dan bergabung dengan kelompok leluhur Bantik lainnya (dibawah Pimpinan Opo Mananegehelrangi) di tanah Buol-Tolitoli “pemukiman Lonu”, kelompok ini selanjutnya melahirkan beberapa generasi kerajaan. Yang salah satu rajahnya bernama Sulru Bentuku Si Damopolri (atau warga Buol menyebutnya sebagai Madika Bondik Lro Minu), dimana pada jaman kepemerintahannya kelompok ini selanjutnya terpencar atau tersebar lagi dalam 9 (sembilan) kelompok (Na Tahede Su Siou Tindalren). Empat (4) kelompok dari 9 (sembilan) grup/kelompok asal pemukiman tertua “Lonu” (Kabupaten BUOL sekarang) diketahui kembali pulang ke Tanah Malesung dan kepulauan Porodisa (SATAL). Salah seorang putra Madika Bondik Lro Minu (Raja Bantik Lro Minu) yang bernama Pantalrangi atau Bandalrangi yang tertinggal dikompleks gunung keramat Bantik “Lronu-Inawatan-Pogogul” (Kecamatan Bokat sekarang), selanjutnya telah menurunkan dynasti kekuasaan raja-raja Buol yang berkuasa sampai sekarang. Misalnya Raja Ndubu, Raja Mokoapat, Raja Takuloe, dan Dynasti Turungku (Tulrubu) yang masih eksis sekarang. Sedangkan seorang putra Sulru Bentuku Si Damopolri bernama Budolrangi atau Gumolangit (kakak kandung Pantalrangi) dibawah pimpinan kelompok Opo Tulragading datang tumani dan membangun pemukiman baru ke-arah utara untuk kemudian diberi nama Huntuk-Balrudaa dan Pegunungan Komasa’n (Bintauna) untuk selanjutnya menurunkan dynasti kekuasaan raja-raja Bolaang Mongondouw seperti antara lain: Punu Makadulru’ (Mokodolrudut), Punu Yayubangkay, Raja Damopolri, Raja Busisi, Raja Makalalo, Raja Mokodompit, Raja Tadohe, Raja Loloda Mokoagouw, dan Raja Jacobus Manoppo. Eksistensi historis dan geografis penyebaran para leluhur cikal bakal Toubantik merupakan nilai tambah yang strategis didalam memacu peran dan kiprah kemajuan dipelbagai bidang pembangunan yang sedang digalakkan oleh pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Namun diabad moderen ini, perkembangan dan eksistensi keturunan masyarakat Toupondaigi khususnya di tanah Benang (Wenang dahulu merupakan sentral dari pemekaran wilayah Kota Manado sekarang) secara realistis sedang mengalami keterpurukan, ketergusuran, dan ketergilasan yang pada akhirnya akan menjadi “terasing di tanahnya sendiri”. Bahkan eksistensi budaya dan bahasanya secara nasional sedang menuju pada kepunahan.





Apakah ada Suku Bantik di Kaskus??Salam Kenal gan!!!
emoticon-No Sara Please
emoticon-I Love Indonesia (S)
emoticon-Blue Guy Cendol (L)

Sumber
Sumber
Diubah oleh .portgasdace. 10-01-2014 10:03
anasabilaAvatar border
4iinchAvatar border
4iinch dan anasabila memberi reputasi
2
13.3K
17
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.8KThread82.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.