Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

hamdanhAvatar border
TS
hamdanh
Dua Tentara Australia Itu Pro Malaysia
Dua Tentara Australia Itu Pro Malaysia
VIVAnews - Bermula dari konfrontasi Indonesia-Malaysia, saat Presiden Soekarno merasa terancam dan tidak setuju dengan pendirian konfederasi Malaysia. Australia pun mengirimkan pasukan elit Special Air Service Regiment (SASR).

Seperti dilansir The Sydney Herald Morning, 16 Maret 2010, pada periode Juli 1964 sampai Juli 1966, pasukan khusus Australia dan Inggris diam-diam dikirim ke wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia.

Misi intelijen yang diemban dari mulai mengumpulkan informasi sampai menyerang tentara Indonesia itu bersifat sangat rahasia , dengan sandi 'Operasi Claret'.

Misi rahasia itu baru terungkap hingga sekitar tahun 1980an. Dan pasukan elit Australia dan Inggris itu memberikan bantuan kepada Malaysia mendukung pembentukan konfederasi.

Tiga pasukan superelit itu dilaporkan tewas di Kalimantan Barat pada 1 April 1966. Letnan Ken Hudson, Prajurit Bob Moncrieff, dan Paul Denehey. Nama terakhir, Paul Denehey dilaporkan tewas karena amukan gajah.

Sedangkan dua nama pertama, Ken Hudson dan Bob Moncrieff dilaporkan tewas saat menyeberang Sungai Sekayan. Dua jasad inilah yang akhirnya ditemukan 44 tahun kemudian.

Pada 21 Maret 1966, empat pasukan elit SARS sedang berpatroli dengan misi memata-matai di area sekitar 3 kilometer perbatasan. Mereka berada di wilayah Indonesia.

Sekitar pukul 3 dini hari pagi terjadi hujan deras. Mereka mencari tempat berteduh, dan yang terlihat saat itu adalah area di seberang sungai. Tiba-tiba arus sungai meningkat seperti banjir bandang.

Di dalam kegelapan itu keempatnya tersapu arus sungai. Dua dari mereka, Frank Ayling dan Bruce Gabriel berhasil menyelamatkan diri dan berada sekitar 500 meter ke daratan. Dua lainnya, tidak ditemukan.

Pencarian pun dilakukan. Karena mereka berada di teritori Indonesia, mereka memiliki kemampuan terbatas. Apalagi menuju daerah pegunungan. Selama 11 hari pencarian, patroli tidak membuahkan hasil.

Akhirnya, 44 tahun kemudian kedua jasad itu ditemukan. Jasad dua tentara itu ternyata telah dikebumikan di sebuah kawasan terpencil yang hanya dapat dijangkau dengan kano.

Titik terang muncul setelah mengumpulkan informasi dari tetua suku Dayak yang berdiam di kawasan itu. Perdana Menteri Australia, Kevin Rudd, mengatakan, penemuan itu tak luput dari campur tangan militer Indonesia. "Sekarang sudah positif teridentifikasi," kata Rudd.
0
1.4K
6
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.3KThread84KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.